"Pulang jam berapa?" Tanya Vadellion sambil mengelus rambut sheva dengan lembut.
Sheva tersenyum hangat merasakan elusan tangan dari laki-laki yang begitu sangat di cintainya. Meraih tangan ellion lalu menggenggamnya dengan lembut.
"Jam 10 sih harusnya, aku ada show soalnya"
Vadellion mengangguk "Aku jemput yah"
Sheva mengangguk semangat sambil tersenyum begitu lebar, dia tidak keberatan malah senang karena akhirnya bisa di jemput oleh sang kekasih, tidak lagi pulang sendiri atau di jemput ko henri seperti biasanya.
'Sayang banget sih el sama kamu' batinnya menatap dalam kearah vadellion yang tersenyum hangat.
"Umm, kamu langsung ke perusahaan?" Tanya sheva dengan mata yang terus saja menatap penuh cinta kepada Vadellion.
"Iya, gito sudah nelfon sejak tadi" ujarnya dengan sedikit malas.
Sheva tertawa melihat wajah murung Vadellion yang seakan tidak mau pergi dari sana, meninggalkannya.
"Jangan cemberut gitu! Tidak cocok banget sama kamu"
Ellion tertawa lalu mendekatkan wajahnya pada sang gadis.
"Waktu aku akan sangat kurang sama kamu, maaf yah kalau aku selalu sibuk" sheva tersenyum lalu menangkup wajah Vadellion yang menatapnya sedikit bersalah
Cup
Shani mencium bibir Vadellion dengan gemas "it's okay, By! Dengan kamu selalu menyempatkan untuk selalu ngasih kabar itu sudsh cukup untuk aku" ucapnya dengan mata yang masih saling menatap satu sama lain, Vadellion tersenyum "sana pergi, aku juga mau latihan sebentar lagi"
"Wait!" Ujarnya saat sheva sudah mau membuka pintu, ellion dengan cepat meraih sebuah jaket yang tergantung di kursi belakang "lain kali jangan pakai baju seperti ini, aku tidak suka"
Shani terdiam, lalu tersenyum sambil memperhatikan wajah sang pacar yang begitu serius mengenakan jaket pada tubuhnya.
"Posesif?" Gumamnya yang di dengar jelas oleh vadellion.
"I just want to keep mine, Shevara" balasnya dengan lirih "Aku tidak mau kehilangan kamu"
Sheva tersenyum, dia sebenarnya sedikit salah tingkah karena dapat melihat jiwa posesif dari kekasihnya.
"Udah boleh keluar sekarang?" Tanya sheva yang membuat Vadellion menatapnya.
Sheva tersenyum lalu mengelus rahang tegas itu dengan lembut "Jangan marah-marah, sayang! Malam ini aku ke apartemen kamu"
Vadellion mengangguk semangat sambil tersenyum, begitu cepat mood laki-laki itu berubah membuat sheva lagi-lagi hanya dapat tersenyum geli.
'Dasar, bayi'
Sheva pun turun sambil melambaikan tangan, menatap kearah mobil Vadellion yang menjauh bersamaan dengan seorang pria mendekat kearahnya.
"Shev?" Panggil sosok tersebut yang membuat sheva menoleh.
"Gracio?"
Gracio, laki-laki dengan setelah jas seperti biasanya, sangat formal dan juga tampan tentu saja.
"Boleh ngobrol? Sekalian temani aku ngopi" ujarnya dengan memperlihatkan dua cup kopi di tangannya.
Melihat itu, sheva pun mengangguk "hanya 10 menit, aku harus latihan soalnya"
Gracio mengangguk lalu mulai melangkah dengan sheva di Sampingnya, keduanya sedikit melontarkan candaan masing-masing.
Walaupun tidak ingin terlalu terbuka di depan publik, tapi fakta jika mereka adalah sepasang sahabat tidaklah baik untuk menjadi canggung saat berada di tempat yang hanya ada mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF (DELSHAN)
Fanfictionkatanya cinta harus memiliki feedback, tapi bagaimana jika mereka memiliki perasaan yang sama kuat tapi tetap saja terlihat toxic karena satu hal. posesif ketika dia mulai menyatakan kepemilikan terhadap sesuatu, maka tidak ada seorang pun yang bol...