Mobil berhenti di lobi apartemen sang gadis, shani tersenyum kearah gracio yang masih duduk di kursi kemudi.
"Thanks, cio" ujar shani yang diangguki oleh gracio.
Mobil gracio pun pergi meninggalkan area apartemen shani, shani juga kini berjalan kearah lift untuk mencapai lantai apartemennya.
"Hmm, lelahnya" keluhnya saat memasuki apartemennya yang memiliki sensor otomatis lampu menyala.
Shani pun berjalan kearah kamarnya, masuk kedalam lalu menaruh tas tangannya diatas meja. Menyimpan ponsel di meja lalu memasuki wc.
Dia akan segera membersihkan diri karena rasanya untuk bermalas-malasan kini harus dia buang jauh-jauh dulu, dia butuh membersihkan tubuhnya agar sedikit ringan
Memasuki bathtub setelah melepas semua benda yang melekat di tubuhnya, dia butuh merilekskan badannya yang lelah.
Tapi
Cklekk
Shani memejamkan matanya saat mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, tanpa membuka mata shani tau siapa yang masuk dan menatapnya dari arah pintu, beberapa menit berlalu dan kini dia mulai merasakan seseorang ikut bergabung dengannya.
Mengambil duduk di belakangnya, membuat shani membuka mata saat merasakan kulitnya dan kulit orang tersebut bersentuhan.
"Aku sudah bilang kalau aku tidak suka kamu memakai baju tadi di depan pria manapun, honey"
Shani memejamkan matanya saat merasakan elusan tangannya Vadellion pada perutnya, dia juga sedikit meringis saat Vadellion berbisik di telinganya.
"Siapa pria tadi?" Shani menoleh menatap mata tajam Vadellion yang menuntut jawaban darinya.
"Gracio" jawabnya lirih.
Vadellion terdiam, mulai menyandarkan punggungnya sambil menarik shani untuk duduk di pahanya, bersandar pada dadanya dan mulai mengelus perut tak berpenghalang itu.
"Menjauh dari dia!"
Deg
Shani menoleh, dia lagi-lagi dapat melihat bagaimana mata itu tidak memiliki perasaan sedikit pun.
"Aku tidak suka milik aku bersentuhan dengan orang lain" ujarnya lalu mengecup bahu shani "bahu ini di rangkul olehnya, aku tidak suka"
Cup
Vadellion memberikan kecupan panjang disana, memberinya tanda agar shani tidak lagi berulah
"EL, Dia sahabat aku! Cio sahabat aku" ujar shani memegang tangan Vadellion yang ingin bergerak naik ke dadanya "hubungan keluarga kami sudah cukup lama, aku tidak bisa"
Vadellion tersenyum sinis, lalu melepas tangan shani yang menahan tangannya. Bergerak cepat keatas lalu meremas benda tersebut.
"Akhhh elll"
Vadellion tersenyum "Aku tidak suka di bantah, honey!"
Shani meringis, remasan Vadellion pada dadanya sedikit kasar, dia merasakan denyutan pada dadanya.
Sial, shani sedikit ingin lebih.
"Jauhi dia!" Bisik Vadellion di leher shani dengan tangan satunya turun di pangkal paha sang gadis.
Shani mengangguk dengan mata yang memejam, dia merasakan bagaimana Vadellion seakan mempermainkan dirinya. Satu tangan di paha dan satu lagi di dadanya.
Walaupun kini remasan pada dadanya sudah melembut, tapi shani merasa lebih frustasi sekarang.
"El, jangan mempermainkan akuu" ujar shani yang membuat Vadellion tersenyum disela-sela kegiatannya mencium leher shani
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF (DELSHAN)
Fanfictionkatanya cinta harus memiliki feedback, tapi bagaimana jika mereka memiliki perasaan yang sama kuat tapi tetap saja terlihat toxic karena satu hal. posesif ketika dia mulai menyatakan kepemilikan terhadap sesuatu, maka tidak ada seorang pun yang bol...