Dan disini lah dia sekarang.
Jakarta, Indonesia.
Negara yang menjadi tempat ibunya lahir dan menjadi negara yang sudah cukup lama tidak di kunjunginnya.
"Welcome to Indonesia, El"
Vadellion tertawa lalu melepaskan kaca matanya, mendekat kearah pria yang tadi menyambutnya.
"Thanks" ucapnya setelah melepas pelukannya dari tubuh tegap pria di hadapannya.
"Langsung ke rumah?" Tanyanya yang diangguki oleh Vadellion.
Dia cukup lelah, perjalanan Milan ke jakarta cukup memakan waktu, sehingga membuatnya sedikit lelah.
"Jadi? Sudah mendapatkan pengganti dey, Git?"
Pria yang kini mengemudi itu terdiam, lalu menoleh kearah sang sahabat yang sudah lama tidak dilihatnya.
"Dey akan selalu hidup, el! Dia tidak pernah ninggalin gue, jadi gue juga akan tetap setia sama dia" ucapnya yang membuat Vadellion terdiam.
Egito aditama , laki-laki setia yang akan selalu mencintai seorang dey. Vadellion menyadari satu hal itu saat melihat gantungan foto gito dan dey yang tergantung di hadapannya. Hubungan yang manis tapi harus terpisah oleh kematian.
Meninggalkan Gito yang awalnya begitu hangat menjadi sedingin kutub. Tentu itu hanya berlaku kepada orang-orang yang tidak dekat dengannya.
"Dey sudah lama perginya, git! Saatnya kamu memulai lembaran hidup kamu yang baru", ucapnya menatap gito yang masih fokus mengemudi di Sampingnya.
Vadellion tersenyum "Terkadang setia bukan tentang bertahan, tapi menyimpannya dan tetap mengenangnya"
Gito menoleh menatap Vadellion yang sudah lama tidak berjumpa dengannya, Vadellion yang dulu begitu sangat kecil tapi kini tumbuh begitu kekar. Tubuh yang dulu lebih kecil darinya kini begitu kekar, semakin tampan dan juga berkarisma.
"Aku yakin, dey juga mau kamu bahagia git! Tidak harus sekarang, tapi perlahan"
Gito mengangguk, dia cukup paham dengan maksud Vadellion tapi untuk sekarang rasanya dia hanya ingin mengenang dey.
"Belum ada el, tidak ada yang bisa menggeser dey!"
Vadellion tersenyum angguk "Kalau sudah ketemu orangnya, jangan di sia-siakan!" Ucapnya yang membuat gito mengangguk.
Perjalanan itu kembali hening dengan Vadellion yang mencoba fokus keluar jendela dan gito yang juga fokus pada jalanan di depannya.
Hingga mobil merah metalik milik gito berhenti di sebuah rumah yang begitu besar.
"Sepi amat, lo udah ngabarin orang rumah soal kepulangan lo?" Tanya gito yang diangguki oleh Vadellion.
Vadellion berjalan masuk di ikuti oleh gito, terlihat beberapa pekerja berhenti dari kegiatan mereka masing-masing dan menundukkan kepalanya saat melihat sang putra keluarga tersebut sudah berdiri dan tersenyum kearah mereka.
"Selamat datang tuan muda" ujar mereka semua secara bersamaan.
Vadellion mengangguk lalu berjalan masuk tapi kembali berhenti saat melihat wanita yang di cintainya turun dari tangga dengan tersenyum lebar.
"Selamat datang di rumah, sayang" ujarnya yang membuat vadellion tersenyum lagi.
Dengan Cepat dia bergerak kearah sang mommy, memeluknya lalu mencium pipi wanita paruh baya yang masih sangat terlihat cantik.
"I miss you, mom" ucapnya setelah melepas pelukannya dari wanita paruh baya itu.
Mereka pun berjalan kearah ruang tamu, duduk disana dengan gito yang imut mengambil duduk di sofa single.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF (DELSHAN)
Fanfictionkatanya cinta harus memiliki feedback, tapi bagaimana jika mereka memiliki perasaan yang sama kuat tapi tetap saja terlihat toxic karena satu hal. posesif ketika dia mulai menyatakan kepemilikan terhadap sesuatu, maka tidak ada seorang pun yang bol...