Pagi yang baru dengan perasaan yang masih sama seperti sebelumnya. Perasaan kosong dengan tujuan hidup yang entah apa.
Dia tidak tau kenapa sekarang dia masih bertahan hingga saat ini, yang dia pikirkan hanya satu orang.
Lexi Vadellion Abister, Pria yang jauh darinya dan kini entah masih mengingatnya atau tidak. Tapi dia masih berharap, jika pria itu masih mengingatnya, walaupun dalam hal berbeda.
Contohnya, membencinya mungkin?
"Selamat pagi? Bagaimana tidurmu? Nyenyak?"
Gadis itu menoleh, dia dapat melihat seorang pria dengan senyuman tulus terlukis indah diwajah tampannya.
"Selamat pagi jake, sama seperti sebelumnya! Selalu indah karena kamu ada disini" jawabnya dengan ikut tersenyum.
Senyuman palsu yang tentu pria itu dapat melihatnya.
Pria itu mengambil duduk disamping sang gadis "Aku tidak masalah jika harus mendengar nama dia disebut lagi, sayang! Jangan mencoba berbohong di depanku, okay!" Ujarnyany yang membuat sang gadis terdiam
Gadis itu menunduk lalu mengangguk "maaf, jake! Aku belum bisa lupain dia, aku merasa bersalah padanya"
Gadis itu menangis, tangis yang sangat pilu dapat dilihat oleh jake. Jake candra, pria yang kini mengisi hari-harinya. Pria yang tidak akan pernah meninggalkannya. Pria yang sejak dulu hingga saat ini selalu ada di sekitarnya.
Tapi, pria ini juga yang menjadi alasan dirinya kehilangan seorang lexi Vadellion Abister. Tapi itu juga termasuk kesalahannya.
"Tidak harus sekarang, honey! Tapi aku harap kamu bisa membuka hati untuk aku, karena bukan dia lagi! Tapi aku yang akan berada disamping kamu" ujarnya dengan begitu tenang tapi mampu membuat gadis tersebut mendongak.
Pria itu tersenyum lalu mengelus pipi sang gadis "Aku, hanya aku yang akan menemani kamu! Untuk selamanya"
Deg
Tidak itu bukan debaran cinta, tapi ketakutan.
Gadis itu lagi merasakan aura yang tidak di sukainya, pria ini begitu manis tapi juga berbahaya. Dia tau itu.
'Jake, ini cinta atau obsesi? Aku takut' batinnya memalingkan wajahnya dari pria di hadapannya.
.
.
.
Sedangkan jauh di belahan dunia lain.Lexi vadellion, pria dengan bahu lebar dan tegap sedang duduk dibalkon kamar apartemen shani. Menatap serius kearah laptop yang berada di hadapannya dengan kacamata baca yang kadang di gunakannya.
Satu tangan memegang ponsel yang tersambung dengan Airpods di telinganya.
"Gue udah lihat, atur pertemuan untuk bisa bertemu langsung dengan pemiliknya" ujarnya dengan fokus yang tidak teralihkan "okay, kirim semuanya di email gue! Gue tidak bisa datang hari ini karena ada urusan penting"
Sambungan pun terputus, bersamaan dengan sheva yang datang mendekat membuat Vadellion mendongak. Menatap lembut sang gadis yang terlihat baru saja bangun setelah tadi, sheva kembali melanjutkan tidurnya.
"Sudah makan?" Tanya sheva yang di gelengi oleh Vadellion "Kenapa belum makan? Aku masakin, mau?"
Vadellion tersenyum lalu membawa sheva untuk duduk di pangkuannya, memeluk pinggang sang wanita membuat sheva menatap Vadellion dengan alis terangkat.
"Kita makan di luar saja sekalian ngedate, mau?" Ajak Vadellion yang membuat mata sheva terlihat berbinar, sheva pun mengangguk dengan sangat semangat.
"Kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF (DELSHAN)
Fanfictionkatanya cinta harus memiliki feedback, tapi bagaimana jika mereka memiliki perasaan yang sama kuat tapi tetap saja terlihat toxic karena satu hal. posesif ketika dia mulai menyatakan kepemilikan terhadap sesuatu, maka tidak ada seorang pun yang bol...