Erica membuka lemari pakaiannya dengan perasaan campur aduk. Tangannya sibuk menggeser gantungan baju ke kanan dan kiri, sementara matanya mencari sesuatu yang layak untuk dikenakan di acara makan malam nanti. Tapi semakin lama ia melihat, semakin frustasi ia rasakan. Kebanyakan pakaiannya adalah kemeja dan blus berlengan panjang, beberapa sweater tebal, dan hanya ada beberapa dress yang menurutnya terlalu kasual atau tidak sesuai untuk acara makan malam. Erica menghela napas panjang dan menjatuhkan dirinya di atas kasur, merasa kalah oleh pilihannya sendiri. Dia mendengus kesal, menyadari bahwa ia sangat jarang pergi makan malam dengan teman laki-laki—terlebih lagi, seseorang seperti Ethan. Tepat saat pikirannya berputar-putar memikirkan apa yang harus ia kenakan, suara bel pintu berbunyi keras, memecah lamunannya.
Erica bangkit dengan cepat dan berjalan ke arah pintu. Begitu ia membukanya, dua sosok wanita langsung menyerbu masuk. "Oh, tidak..." gumam Erica dengan setengah putus asa. Olivia dan Celine, dua sahabat baiknya, kini berdiri di ruang tamunya dengan senyuman lebar di wajah mereka. Tanpa menunggu undangan, keduanya tadi masuk sambil membawa tas besar masing-masing, penuh dengan entah apa saja. Erica hanya bisa memutar matanya sebelum menutup pintu di belakang mereka. Ia menyandarkan punggungnya ke pintu, melipat kedua tangan di dadanya, dan menatap kedua temannya yang sekarang sibuk mengeluarkan segala macam barang dari tas mereka.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanyanya dengan nada datar, tidak sedikit pun terdengar antusias.
Namun, Olivia dan Celine tampak sibuk dengan misi mereka sendiri, seolah-olah tidak mendengar pertanyaan Erica. Olivia mulai mengeluarkan beberapa pakaian dari tasnya—blus satin, dress pendek berwarna merah dan beberapa gaun yang terlihat elegan. Sementara itu, Celine mengeluarkan perlengkapan make-up, dari foundation hingga lipstik dengan berbagai warna. Mereka tampak seperti tim yang terkoordinasi dengan baik, dengan satu tujuan: mempersiapkan Erica.
"Guys?" Erica bertanya lagi, kali ini lebih keras dan dengan nada lebih tidak sabar.
Olivia mendekatinya dengan langkah cepat, meraih lengannya dan menariknya dengan lembut tapi tegas menuju kamar. Erica yang bingung hanya bisa mengikuti, matanya melirik ke arah Olivia dengan kecurigaan yang belum terucap. "Apa yang kalian lakukan sebenarnya?" tanyanya lagi, kali ini dengan lebih banyak kebingungan di suaranya.
Sesampainya di dalam kamar, Olivia berhenti di ambang pintu dan berbalik menghadap Erica. Terlihat dibelakangnya Celine membawa beberapa perlengkapanya masuk kedalam kamar Erica, dan menata nya diatas meja rias. "Malam ini adalah malam yang spesial untukmu," jawabnya dengan senyuman kecil di bibirnya, "Jadi kami berdua di sini untuk memastikan kau siap dengan sempurna."
Erica menatap keduanya dengan tatapan yang setengah bingung, setengah putus asa. "T-tapi... bagaimana kalian bisa tahu tentang ini?"
Olivia hanya mengibaskan tangannya seolah itu bukan masalah penting. "Itu bukan urusanmu," jawabnya dengan nada yang tidak menerima bantahan. "Sekarang, tidak ada alasan lagi. Kau hanya perlu diam dan biarkan kami yang bekerja, Erica."
Celine, yang sejak tadi sibuk mengatur make-up di meja rias, menatap Erica dengan senyum lebar yang seperti milik seorang ibu yang memaksa anaknya mandi sebelum makan malam. "Kami serius, Erica, kapan lagi kau akan mendapatkan kesempatan seperti ini? Kau tidak bisa memakai kemeja lama itu lagi."
Erica, yang merasa terpojok, berusaha mencari alasan lain untuk menolak, tetapi tatapan serius Olivia dan Celine membuatnya menghela napas panjang dan mengalah. "Baiklah, baiklah... Tapi aku benar-benar tidak tahu harus pakai apa," ujarnya dengan nada pasrah, merasa seperti anak kecil yang dipaksa mengikuti perintah ibunya. Olivia dan Celine tersenyum lebar, merasa telah memenangkan pertempuran kecil ini.
"Tenang saja," kata Olivia dengan nada optimis, "Kau berada di tangan yang tepat." Dia mendorong Erica dengan lembut menuju kamar mandi. "Sekarang, masuklah dan bersiaplah. Biarkan kami yang menanganinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Falling For You
RomanceTentang pertemuan, kehilangan, dan kembali. Seorang Businesman sukses asal Italia bernama Ethan Romano menjalani kehidupanya di kota besar New York. Suatu hari sebuah insiden dialaminya yang membuat ia bertemu dengan seorang wanita cantik bernama E...