Erica terbangun dengan badan nya masih merasa pegal-pegal. Dan alangkah memalukanya saat menyadari tubuh nya masih tanpa busana! Angin dingin di bulan Desember masuk lewat celah-celah jendela, entah mengapa ia tidak merasa kedinginan dengan keadaan seperti itu semalaman. Mengingat apa yang baru saja terjadi tadi malam, membuat pipi nya seketika memanas. Erica yakin bukan hanya faktor pemanas ruangan yang membuat nya terlelap, tapi juga hangat pelukan Ethan. Mata nya menatap ke sisi tubuhnya dan menemukan tidak ada Ethan disana. Apakah dia sudah pulang?
Tak lama terdengar suara Ethan di luar kamar nya. Erica meraih gaun tidur nya yang tergeletak di ujung kasur dan segera menggunakanya. Ia berjalan keluar kamar dan mendapati Ethan sedang duduk di Kitchen Counter, membelakanginya. Sejenak Erica berdiri menyenderkan sisi tubuhnya di ambang pintu, mengagumi punggung lebar Ethan untuk beberapa waktu. Entah mengapa sejak tadi malam, Erica jadi sulit untuk berpikir positif.
Ethan sedang dalam kegiatan Online Meeting dari ponsel nya, ia hanya menggunakan kemeja putih sisa tadi malam. Erica merasa bersalah, kalau saja tidak terjadi apa-apa malam tadi pasti Ethan sekarang sedang melakukan Meeting di kantornya. Erica mendengus.
Erica berjalan melewati Ethan, mencoba menghindari tatapan Ethan yang mulai menatapnya saat menyadari kehadiranya. Ia membuka kulkas dan menuang jus dari botol kedalam gelas. Ia bersender didepan kulkas, meneguk jus nya sambil mengintip penasaran kearah Ethan.
Ethan terlihat fokus dan serius dengan meeting itu tapi sesekali ia mengintip kearah Erica melempar tatapan yang membuat bulu kuduk Erica merinding. Tatapan yang sama seperti saat Ethan menatap haus kearahnya tadi malam. Erica meneguk habis jus nya. Hanya dengan tatapan saja, Erica sudah merasa seperti ditelanjangi. Ethan memang memiliki pengaruh besar didalam dirinya!
Erica mencari ponsel nya, terakhir ia menaruh ponsel nya diatas kasur. Ia berjalan kembali menuju kamar. Ada beberapa notifikasi masuk, beberapa nya dari kedua sahabatnya. Ia duduk ditepian kasur dan menatap layar ponsel dengan kening berkerut.
Celine: Selamat menikmati liburan mu, love.
Olivia: Selamat menikmati liburan ya, dan jaga dirimu baik-baik.Erica tidak mengerti apa yang dimaksud kedua sahabatnya itu. Apakah mereka salah kirim? Bukankah seharusnya hari ini schedule nya masuk shift siang? Belum sempat ia membalas satu persatu pesan yang masuk, tatapanya berpaling kearah pintu. Ethan muncul di ambang pintu dengan satu tangan tenggelam didalam saku celana nya.
"Segera bersiap-siap. Kita akan segera berangkat." Perintahnya dengan halus, lalu kembali ke dapur. Ia membuka kulkas, mencari sesuatu.
Erica segera bangkit dan mengikutinya ke dapur. "Berangkat? Apa maksudmu?" Tanya Erica. "Aku tidak akan pergi kemana-mana. Aku harus masuk kerja siang nanti."
"Kau libur hari ini sampai setidaknya empat hari kedepan."
Erica menatap lurus kearah Ethan, mencari tahu maksud perkataanya. Apa ini semua ada hubunganya dengan pesan dari kedua sahabatnya itu? Setelah semua nya masuk akal, kini ia berkacak pinggang, menatap tidak percaya kearah Ethan yang kini sedang meminum Jus yang sama. "Jadi, semua ini rencanamu?"
Ethan mengangguk yakin sambil tersenyum menang.
"Anggap saja ini permintaan maafku atas apapun yang terjadi tadi malam."
Erica menurunkan pundaknya. "Kau tidak perlu melakukan ini. Aku tidak marah kepadamu, Ethan," Balasnya. "Tidak lagi," lanjutnya setengah berbisik.
Ethan mengangkat satu alisnya. "Kalau begitu anggap saja ini liburan." Jawabnya ringan. "Kau masih punya sisa cuti, tenang saja."
"Ethan," sahutnya. "bukan aku tidak mau pergi. Tapi aku harus pergi bekerja. Lagipula aku tidak pernah mengajukan cuti sebelumnya, jadi bagaimana bisa tiba-tiba cuti ku digunakan tanpa sepengetahuanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Falling For You
RomanceTentang pertemuan, kehilangan, dan kembali. Seorang Businesman sukses asal Italia bernama Ethan Romano menjalani kehidupanya di kota besar New York. Suatu hari sebuah insiden dialaminya yang membuat ia bertemu dengan seorang wanita cantik bernama E...