CHAPTER 8

6 2 0
                                    

Seperti yang dijanjikan, supir pribadi Ethan sudah menunggu di depan Le Reve Gourmand, berdiri di samping sedan hitam yang berkilau. Erica terkejut bahwa Ethan benar-benar mempersiapkan semuanya dengan baik, seperti yang sudah ia perkirakan. Namun, perasaan canggung masih ada.

"Selamat sore, Nona Erica," ucap sang supir dengan senyum sopan saat ia membuka pintu mobil. "Tuan Ethan memerintahkan saya untuk mengantar Anda ke tempat desainer. Dia masih ada pertemuan penting, tapi sudah berjanji akan segera menyusul."

Erica tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih. Sepertinya dia benar-benar tidak menerima jawaban selain 'ya'." Ucapnya bergurau.

Supir itu tertawa kecil sebelum membalas, "Begitulah Tuan Ethan, Nona."

Mobil meluncur mulus di jalanan kota. Erica duduk diam di kursi belakang, memandang ke luar jendela sesekali memeriksa notifikasi di layar ponsel siapa tahu Ethan mengabarkanya lagi, pesan terakhir menunjukan beberapa jam yang lalu, Ethan mengabarkan bahwa ia masih ada meeting yang harus diselesaikan dalam beberapa jam kedepan dan memintanya untuk datang ke butik.

Erica memecah keheningan diantara mereka dengan bertanya kepada Owen. "Mr. Owen, sudah berapa lama kau bekerja dengan Ethan? Aku penasaran seperti apa Ethan sehari-harinya, apakah benar  ia sedingin itu?"

Owen melirik dari arah dashboard lalu menyunggingkan senyum. "Nona Erica, cukup panggil namaku saja, Owen." Erica mengangguk paham. Owen kembali menatap lurus jalanan didepanya, dan kembali melanjutkan kalimatnya. "Aku sudah lama bekerja kepada Tuan Romano, dari bisnis pertama nya yang mulai berkembang. Orang-orang hanya melihat Tuan Romano sebagai sosok yang dingin, tegas, dan tak terbuka. Namun, sebagai salah seseorang yang mengikutinya dari bawah, saya merasa sikap dingin nya saat ini bukanlah sifat aslinya. Tuan Romano yang saya kenal adalah sosok yang sangat Family-man, dia orang yang sangat peduli, selalu memastikan semua orang di sekitarnya, baik itu keluarga atau pegawai-pagawai nya mendapatkan yang terbaik. Bahkan dalam cara dia memimpin, dia selalu memperhatikan detail kecil yang mungkin terlewat oleh orang lain. Tapi, dia jarang menampakkan sisi lembut itu pada publik."

"Jadi menurutmu dia hanya tidak ingin orang lain tahu? Kenapa?" Tanya Erica, mencoba menggali lebih dalam.

Ia tidak langsung menjawab, seakan-akan ia sedang menimang kalimat lanjutan yang akan ia ucapkan. "Seiring berjalanya waktu karakter nya yang dingin, serius, dan perilaku menjaga jaraknya muncul setelah suatu hal buruk menimpanya. Karakter itu muncul bagaikan kamuflase. Saya rasa itu karena pengalaman dengan seseorang di masa lalu yang membuat Tuan Romano menjadi lebih menutup diri. Dia tidak lagi membiarkan orang masuk ke dalam hidupnya dengan mudah. Itu sebabnya, banyak orang melihatnya sebagai pria yang tak tersentuh. Tapi... entah kenapa, saat dia bertemu dengan Anda, kami semua mulai melihat perubahan."

Hati Erica menghangat, namun tidak menggoyahkan rasa penasaran nya, ia mencoba menebak. "Apakah seseorang yang kau maksud itu—Samantha Miller?"

Owen tersenyum tipis, masih memfokukaskan pandangan nya ke jalan. "Benar, Nona Erica. Tapi saya rasa itu bukan hak saya untuk menceritakan lebih lanjut, Nona. Saya hanya bisa mengatakan bahwa benar sejak saat itu, Tuan Romano berubah. Tuan Romano mulai lebih sering tersenyum. Dia lebih santai, dan ada ekspresi kebahagiaan yang muncul kembali di wajahnya, sesuatu yang sudah lama tidak kami lihat. Bahkan cara dia berbicara dengan para staf atau kolega sekarang lebih hangat. Itu perubahan besar, Nona. Dan kami yakin, itu semua karena kehadiran Anda."

Erica merasa wajahnya sedikit memanas, tidak menyangka bahwa kehadirannya berdampak begitu besar bagi Ethan. "Tapi... aku tidak yakin apa yang sebenarnya telah aku lakukan."

Owen tertawa kecil. "Terkadang, kehadiran seseorang yang tulus dan apa adanya sudah lebih dari cukup untuk mengubah seseorang. Anda mungkin tidak menyadari itu, Nona Erica, tapi Tuan Romano merasa nyaman berada di sekitar Anda. Dia bisa menjadi dirinya sendiri, bukan sosok yang diharapkan oleh dunia luar."

Still Falling For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang