CHAPTER 6

9 2 0
                                    

Setelah makan malam itu, tanpa ia sangka banyak sekali kejutan yang ia dapatkan. Banyak sekali hal menyenangkan terjadi dalam waktu yang singkat. Ethan memang tidak menemuinya selama hampir seminggu ini karena disibukkan dengan pengerjaan proyek terbarunya di luar negeri. Namun, meskipun Ethan tidak hadir secara fisik, Erica tetap merasakan perhatiannya melalui kejutan-kejutan kecil yang diberikan Ethan. Seperti halnya pagi tadi, ia dikejutkan dengan kiriman Bouqet bunga mawar segar yang disertai dengan kartu kecil terselip di antara bunga-bunga tersebut.

"Semoga harimu menyenangkan.
— E."

Tanpa kartu itu pun, Erica tahu pasti bahwa kiriman itu dari Ethan. Senyum tidak bisa telepas dari wajahnya sepanjang hari. Selain bunga mawar, sudah beberapa hari terakhir ini, tepat di waktu istirahat makan siang, Erica selalu menerima kiriman sushi box dari tempat sushi favoritnya. Dia tidak tahu dari mana Ethan bisa mengetahui hal itu, mungkin saja dari kedua temannya—entahlah. Yang jelas, setiap kejutan itu membuatnya tersipu malu dan bahagia.

Selain bunga dan sushi, kemarin Ethan juga mengirimkan sekotak cokelat gourmet dengan pesan manis yang tertulis di dalamnya,

"Untuk menghangatkan harimu.
—E."

Pada suatu malam, Erica pulang dari tempat kerja dan menemukan sebuah kotak hadiah tergeletak didepan pintu Flat nya yang setelah dibuka isinya adalah beberapa novel fiksi sejarah yang sudah lama ingin la beli. Di dalam salah satu buku itu, terselip catatan kecil dari Ethan:

"Selamat menikmati petualangan baru ini.
—E."

Ada juga satu kali di mana dia menerima kiriman lilin aromaterapi yang wangi lengkap dengan sepaket bath bomb dari merk terkenal dengan pesan terselip yang berbunyi:

"Untuk membuat malam-mu lebih tenang.
—E."

Setiap kejutan yang datang membawa senyuman di wajah Erica dan membuat hatinya berbunga. Tak hanya membuatnya merasa diperhatikan, tetapi juga membuktikan bahwa Ethan memikirkan hal-hal kecil yang dapat membuatnya bahagia. Meskipun Ethan tidak ada di sana, perhatiannya yang tersembunyi dalam setiap kejutan itu membuat Erica merasa lebih dekat dengannya setiap hari. Perasaan ini, yang perlahan tumbuh di dalam hatinya, membuatnya yakin bahwa ada sesuatu yang indah dan berarti antara mereka. Meskipun sedang berjauhan seperti sekarang ini, Ethan berhasil membuat Erica merasa istimewa dan dihargai, seolah-olah dia selalu berada di sisinya.

Erica sedang asyik membaca buku pemberian Ethan di sofa nya, sambil sesekali melirik ke ponsel yang ada diatas meja. Seharian ini tidak ada satu pun notifikasi masuk dari Ethan. Kalau diingat-ingat sudah hampir tiga hari terakhir Ethan meneleponya. Terdengar suara Ethan lelah diseberang sana, namun bagaimanapun Erica tetap senang. Ia kembali memusatkan fokus nya membaca buku sampai akhirnya ponsel nya berdering, ia menutup bukunya dan menaruhnya asal ke atas sofa. Ia meraih ponsel diatas meja mendapati nama yang sudah ia tunggu-tunggu muncul di notifikasi. Erica segera mengangkatnya.

Erica: "Ethan.." (Sapa nya hangat)
Ethan: "Erica.. Kukira kau sudah tidur. Apakah aku mengganggumu?"
Erica: "OH, tidak. Tidak sama sekali. Aku sedang membaca buku."
Erica: "Beberapa hari ini aku tidak bisa tertidur."
Ethan: "Kenapa? Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" (Tanya Ethan dengan nada perhatian)

Erica mengusap rambutnya kebelakang. Ia menginggit bibir bawahnya, ragu harus menjawab apa.

Erica: "Aku merindukan seseorang. Seseorang yang kini berada jauh beribu kilometer darisini."

Sempat hening, tidak ada respon apapun. Membuat Erica menutup wajahnya dengan satu tanganya seakan-akan hal itu bisa menutupi rasa malunya.

Ethan: "Kukira itu aku."

Still Falling For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang