Disinilah kini Erica berada, meringkuk di atas kasur, tubuhnya terasa berat dan jiwanya lebih lelah daripada sebelumnya. Matanya masih sembab, sisa-sisa air mata yang telah mengering terlihat jelas di pipinya. Gaun mewah yang tadi begitu anggun kini tergeletak begitu saja di sisi kasur, menjadi simbol ketidakpeduliannya. Ketika ia sampai di kamar tadi, ia langsung melepas gaun itu tanpa berpikir panjang, melemparnya asal, dan langsung menenggelamkan dirinya ke kasur, seolah hanya itu yang bisa menenangkan sedikit perasaan hancurnya.
Kamar itu kini gelap dan terasa begitu sunyi, hanya ditemani oleh deru napas Erica yang masih tersendat-sendat. Di sebelahnya, ponsel yang ia tinggalkan menyala berkali-kali oleh notifikasi yang masuk—pesan dari Ethan, mungkin—namun Erica sama sekali tidak peduli. Ia sudah terlalu muak dengan hari ini. Terlalu banyak hal yang menghancurkannya, seolah dunia hari ini bersekongkol untuk menghantamnya bertubi-tubi tanpa jeda.
Pikiran Erica terus berputar-putar, diselimuti oleh bayangan kata-kata menyakitkan dari para wanita tadi. Ethan... dia hanya menggunakanmu... hanya pelampiasan... Kalimat-kalimat itu terus menggaung di kepalanya, membuat dadanya semakin sesak. Perasaannya pada Ethan yang semula begitu kuat kini perlahan-lahan terkikis, digantikan oleh rasa kecewa dan sakit hati.
Belum lagi Jullian—pria brengsek dari masa lalunya yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Wajah sinisnya, kata-kata penuh ejekan, dan sikapnya yang menjijikkan mengembalikan semua kenangan buruk yang Erica berusaha lupakan selama ini. Kenapa dia harus muncul? Kenapa harus hari ini? Erica memejamkan mata, mencoba menahan amarah dan sakit yang meluap di dadanya.
Dan laki-laki tadi—pria yang ditemuinya di buffet—entah siapa dia, tapi dia telah menyelamatkannya saat Jullian hampir merusaknya lagi. Kenapa semua harus terjadi hari ini? Erica merasakan perutnya mual, pikirannya terus memutar semua kejadian buruk itu. Rasanya seperti berada dalam mimpi buruk yang tak ada habisnya.
Namun di tengah kekacauan pikirannya, suara bel pintu tiba-tiba berbunyi. Seketika tubuh Erica menegang, tapi ia tidak bergerak. Ia sudah terlalu lelah untuk peduli pada apapun. Suara bel itu pasti Ethan. Siapa lagi yang bisa datang malam-malam begini? Dia pasti mencarinya setelah Erica pergi begitu saja.
Tapi Erica tidak ingin bertemu Ethan. Tidak malam ini, tidak setelah semua yang terjadi. Hatinya terlalu hancur, terlalu rapuh untuk menghadapi Ethan sekarang. Apa yang akan ia katakan? Bagaimana ia bisa berbohong soal semua yang ia dengar? Tidak, dia tidak sanggup. Lebih baik Ethan pergi.
Namun bel itu terus berbunyi, berulang-ulang, dan semakin lama semakin mengganggu. Terdengar suara pria itu memanggil namanya. Suara itu seolah memaksa Erica untuk bertindak. Dia mendengar seseorang dari sebelah kamar menegur Ethan, terdengar suara samar yang jelas-jelas marah. Tetangganya itu mengancam akan menghubungi polisi kalau Ethan tidak pergi secepatnya.
Erica menghela napas panjang, merasa tak punya pilihan lagi. Ia tahu Ethan tidak akan menyerah. Dia pasti tidak akan pergi sampai Erica membuka pintu. Dengan berat hati, ia bangkit dari kasur, tubuhnya masih terasa lemas, kakinya gemetar. Ia menatap pantulan dirinya di cermin sebentar—wajah sembab, rambut acak-acakan—dan tanpa peduli, ia berjalan ke arah pintu. Tangannya terasa berat saat ia memutar kenop, tapi akhirnya ia mengalah kepada dirinya sendiri.
Saat pintu terbuka, di sanalah Ethan berdiri bersama seorang tetangga kamar nya. Erica dapat merasakan suasana tegang antara kedua orang itu. Tanpa menghiraukan Ethan sedikit pun, Erica menoleh kearah tetangga nya itu. Seorang wanita yang usia nya mungkin tidak terlalu jauh denganya. "Aku minta maaf karena hal ini telah menganggumu."
Wanita itu, meski wajahnya masih menegang, menghela napas panjang. "Tolong jangan buat keributan lagi. Kalau tidak, aku akan benar-benar memanggil polisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Falling For You
RomanceTentang pertemuan, kehilangan, dan kembali. Seorang Businesman sukses asal Italia bernama Ethan Romano menjalani kehidupanya di kota besar New York. Suatu hari sebuah insiden dialaminya yang membuat ia bertemu dengan seorang wanita cantik bernama E...