"Kenapa kau di sini?" Tanya Yoshi spontan setelah Jeongwoo duduk di sampingnya.
Jeongwoo mengusapkan kedua tangannya untuk mengeluarkan rasa hangat di cuaca dingin yang tak kunjung mereda dari tadi.
"Hyunsuk hyung khawatir. Katanya hyung sudah keluar sejak 2 jam yang lalu dan tak pulang-pulang. Dia ingin mencari hyung sendiri tadi, tapi aku melarangnya. Tidak mungkin aku membiarkan orang sakit keluar di cuaca dingin ini kan?" Balas Jeongwoo datar.
Yoshi hanya bisa diam menganggukkan kepalanya. Ya, ia tadi hanya bilang keluar mencari angin sebentar. Tak disangka waktu berjalan dengan cepat. Selalu seperti ini saat Yoshi terlalu fokus memikirkan Jeongwoo.
Iya, Jeongwoo. Yoshi melebarkan matanya kembali. Seketika ia teringat pengakuan tidak langsung yang ia teriaki beberapa menit yang lalu.
Perlahan mata Yoshi bergerak melirik ke arah samping, mencoba membaca ekspresi wajah Jeongwoo.
'Apa ia mendengarnya?' Batin Yoshi bertanya.
Jeongwoo yang merasakan lirikan dari Yoshi tersenyum tipis. "Kenapa melihatku seperti itu?" Tanyanya kemudian membuat Yoshi terlonjak kaget.
"Tidak. Tidak ada apa-apa." Balas Yoshi cepat lalu kembali menghadap depan melewatkan tawa kecil Jeongwoo yang sempat terdengar sebentar.
Angin kembali berhembus, cuaca dingin kembali terasa. Yoshi sesekali menggosok kedua lengannya sendiri. Sepertinya akan hujan. Sudah saatnya ia kembali, apalagi Jeongwoo sudah menjemputnya.
Yoshi pun menolehkan wajahnya menghadap Jeongwoo, berniat mengajak sang adik untuk kembali pulang ke dorm. Namun, sedetik kemudian pergerakannya terhenti, saat melihat tangan Jeongwoo bergerak menuju wajahnya.
Melihat itu, Yoshi segera memundurkan tubuh ke belakang. "Kenapa?" Tanyanya terkejut melihat perlakuan Jeongwoo tiba-tiba.
Inilah, perlakuan Jeongwoo yang seperti inilah yang berhasil memenuhi isi pikiran Yoshi. Asal Jeongwoo tahu saja, Yoshi sedari tadi berusaha berdamai dengan konflik batin, tetapi dengan tenangnya ia mencoba mengacaukan hati Yoshi lagi. Tidak akan Yoshi biarkan.
"Ada daun di kepalamu, hyung." Jeongwoo menunjuk ke arah daun yang berada di rambut Yoshi akibat angin yang begitu kencang.
Segera Yoshi mengacak-acakan rambutnya membuat daun tersebut jatuh dengan sendirinya.
Melihat rambut Yoshi yang berantakan, tangan Jeongwoo bergerak merapikannya. Membelai rambut Yoshi dengan lembut, memberi sentuhan elektrik di sana.
"Padahal tidak perlu sampai di acak begini," ujarnya sembari menyisir rambut Yoshi. "Bukankah hyung tidak suka saat rambut hyung berantakan?"
Plak!
Yoshi menepis tangan Jeongwoo kuat.
Tidak sampai 10 menit ia menyadari perasaannya terhadap Jeongwoo dan kini ia harus menghadapi perlakuan hangat dari sosok tersebut.
"Maaf." Ucap Yoshi pelan.
Meski terasa aneh, Jeongwoo mengabaikan hal tersebut lalu melepaskan jaket yang ia kenakan.
"Entah apa masalah hyung, sebaiknya jangan terlalu dipikirkan." Sambungnya kemudian mengenakan jaket tersebut pada tubuh Yoshi. "Apalagi di tengah-tengah cuaca dingin seperti ini. Nanti hyung bisa sakit seperti hyunsuk hyung."
Wajah Yoshi memerah. Jantungnya kembali berdetak cepat tanpa izin. Ada sesuatu yang menggelitik, entah apa itu, tetapi terasa hangat dan nyaman.
"Hei, kau." Panggil Yoshi berusaha bersikap biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Feelings (Jeongshi)
FanficKetika Yoshi, seorang anggota grup idol, mulai menghindari Jeongwoo, teman satu grupnya, hubungan mereka mulai tegang. Jeongwoo, merasa ada yang salah, memaksa Yoshi untuk menghadapi situasi tersebut. Dalam serangkaian konfrontasi yang intens dan j...