Chapter 23

129 22 2
                                    

(Flashback starts)

Malam itu, syuting antara Yoshi dan Junghwan berakhir lebih cepat daripada member Treasure lainnya, memberi kesempatan langka bagi Yoshi untuk berbicara dengan Taejoon. Dengan hati yang berat, ia menghubungi Taejoon, mengajaknya untuk bertemu demi membicarakan hal yang telah lama mengganjal.

Beberapa waktu terakhir, Yoshi terperangkap dalam ketidaknyamanan yang terus menggelayuti hatinya. Semua bermula ketika Taejoon selalu berusaha untuk mendekat dan seringkali melakukan skinship tanpa izin. Walaupun Yoshi menyadari bahwa Taejoon belum melampaui batas, rasa tak nyaman itu semakin mengganggu pikiran dan hatinya.

Ia merasa, jika tidak segera dihentikan, situasi ini dapat membawa pada sesuatu yang lebih buruk. Kecemasan ini tak hanya mengusik dirinya, tetapi juga mengancam hubungan yang telah dibangunnya dengan Jeongwoo. Maka dari itu, Yoshi merasa harus mengutarakan isi hatinya kepada Taejoon, meminta agar jarak itu sedikit diperlebar.

Dengan langkah pasti, Yoshi memasuki bar tempat yang telah disepakati, mengenakan hoodie hitam yang menyelimuti tubuhnya, celana panjang hitam yang serasi, dan topi yang menutupi sebagian wajahnya. Dalam keremangan ruangan yang terletak jauh di dalam bar, ia mendapati Taejoon sedang bersenang-senang bersama teman-temannya.

“Yoshi hyung!” seru Taejoon dengan antusias, melangkah menuju Yoshi sambil sedikit sempoyongan. “Akhirnya... apa hyung kesulitan menemukan tempat ini?”

Aroma alkohol yang menyengat menyapa indra penciuman Yoshi, membuatnya berusaha menjauh, menutup hidungnya dengan cepat. “Sedikit,” jawabnya, nada suaranya datar.

Taejoon tersenyum lebar, tampaknya sudah terpengaruh alkohol. Ia berusaha mendekat lagi, namun Yoshi segera mengangkat tangannya, memberikan isyarat untuk menjaga jarak.

“Aku ingin bicara serius,” kata Yoshi pelan, namun tegas, membuat mata Taejoon membelalak penuh perhatian.

“Iyaa aku tahu...” balasTaejoon dengan nada ceria. “Apa yang ingin dibicarakan?”

“Sebelum itu...” Yoshi menatap ke arah teman-teman Taejoon yang masih berkumpul. “Maksudku, aku hanya ingin bicara berdua denganmu saja.”

“Berdua? Tentu saja, berdua.” Taejoon mengulangi kata itu, lalu mengusir teman-temannya keluar. “Baiklah, mereka sudah pergi. Apa yang ingin hyung bicarakan?”

"Pertama, aku harap kau tidak pernah mengajak Junghwan bermain di sini."

Taejoon tertawa. "Ah, itu? Tenanglah, hyung. Junghwan itu anak yang baik. Dia sangat mendengarkan kata-kata hyung. Sudah berkali-kali aku mengajaknya, tapi dia tetap menolak."

"Syukurlah kalau begitu..."

Yoshi kembali menundukkan kepalanya, bibirnya terkatup, bingung tentang bagaimana ia akan memulai pembicaraan selanjutnya.

"Hyung ke sini bukan hanya untuk mengatakan itu, kan?" tebak Taejoon, membuat Yoshi sontak mendongak.

"Emm, itu..."

"Apa?" Taejoon mendekat, mengulurkan kedua tangannya untuk meraih bahu Yoshi, lalu mengelusnya lembut. "Hyung boleh membicarakan apa pun itu denganku."

Perlahan, Yoshi memundurkan tubuhnya. "Kau tahu, aku tidak terlalu suka bau alkohol," ucapnya, sebelum melanjutkan dengan lebih panjang, "Aku minta maaf jika terkesan kasar, tetapi bisakah kau sedikit menjaga jarak? Aku merasa tidak nyaman."

"Tidak nyaman?" Senyum yang tadinya terpampang di wajah Taejoon seketika memudar saat mendengar kalimat Yoshi.

Yoshi tahu ini hanya permulaan dari segalanya, dan ia tetap memutuskan untuk melanjutkan perkataannya.

Unspoken Feelings (Jeongshi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang