Chapter 20

405 39 7
                                    

Terkadang, manusia salah mengartikan. Tidak semua masalah terpaku pada hal yang menjulang, dan tidak semua masalah terlupakan karena pelarian. Sebuah masalah mungkin hanya membutuhkan satu penyelesaian ringan. Yaitu, penerimaan.

Perasaan yang terpendam ada karena sebuah alasan. Sebagian besar dikarenakan takut akan penolakan, takut akan pengabaian. Maka dari itu, kebanyakan orang lebih memilih diam daripada jujur akan kebenaran.

Yoshi begitu. Jeongwoo juga begitu.

Sebuah hubungan tidak mungkin tumbuh jika hanya disirami oleh ketakutan dan diam. Seperti bunga yang membutuhkan sinar matahari untuk mekar, perasaan pun memerlukan kejujuran agar dapat terbalaskan. Yoshi dan Jeongwoo telah melewati hari-hari di mana keraguan mengikat lidah mereka, di mana kebisuan menjadi jawaban atas semua pertanyaan.

Jika saja saat latihan drama Jeongwoo tidak mengungkapkan perasaannya, jika saja saat hari pertama mereka syuting Yoshi tidak mengakui isi hatinya, dan jika saja malam ini Yoshi tidak mabuk dan Jeongwoo tidak jujur akan hasratnya, hubungan mereka tidak akan berkembang hingga seperti sekarang ini.

Semua terjadi karena mereka mulai belajar arti kata penerimaan, dan ditambah sedikit usaha yang sering kita kenal dengan, keberanian. Kini, mereka bertekad tak lagi berlari dari perasaan. Satu sama lain, mereka akan menjadi sinar matahari yang terus menjaga tumbuhnya perasaan itu.

Setidaknya, untuk saat ini, sebelum bunga itu tumbuh lebih besar dan menciptakan bayangan yang besar pula.

☆ unspoken feelings ☆

6 hari kemudian...

Syuting drama telah berlangsung selama tiga hari. Yoshi duduk di ruang tunggu, memainkan ponselnya sembari menyandarkan kepalanya ke dinding. Alisnya sedikit bertaut saat ia menelusuri video-video di layar.

"Jeongbby moment," gumamnya, membaca judul salah satu video yang sedang ia tonton.

Alisnya semakin bertaut saat menemukan sebuah video baru, "Jeongbby first kiss?!" desisnya dengan sedikit kekesalan.

Semenjak pasangan drama diumumkan, video tentang Jeongwoo dan Doyoung semakin membeludak. Awalnya Yoshi merasa biasa saja. Namun, seiring berjalannya waktu, video tentang keduanya mulai terasa mengganggu, membuat hatinya sedikit kesal.

Iya. Kesal karena mengapa para penggemar tidak menyadari chemistry di antara mereka. Yah, sebenarnya ini adalah hal yang bagus. Namun, tetap saja.

"Mengapa video komplikasi Jeongshi sedikit sekali?"

Cklek.

Pintu ruang tunggu terbuka, menampakkan Junghwan dan Taejoon memasuki ruangan. Jika kalian bertanya-tanya bagaimana Taejoon bisa sering berada di gedung YG akhir-akhir ini, jawabannya ternyata cukup sederhana, Taejoon adalah anak dari salah satu staf yaitu Eunwoo.

Hal ini memang mengejutkan, terutama bagi Yoshi dan Jeongwoo. Keduanya tidak menyangka akan sering melihat Taejoon di lokasi syuting. Apalagi selama tiga hari terakhir, kehadiran Taejoon semakin menambah suasana menjadi sedikit rumit.

Junghwan dan Taejoon lalu mengambil tempat duduk di depan Yoshi, berbincang ringan seperti remaja pada umumnya. Namun, tidak seperti biasanya, Yoshi tiba-tiba menegakkan punggungnya, matanya waspada, seolah tengah bersiap menghadapi sesuatu yang tidak terduga.

Taejoon melirik ke arah Yoshi, alisnya terangkat. "Ini perasaanku saja, atau style Yoshi hyung akhir-akhir ini berubah?"

Junghwan, yang penasaran, ikut menoleh. "Iya, aku juga merasa begitu. Hyung memang mengubah penampilannya jadi lebih simpel belakangan ini, kan?"

Unspoken Feelings (Jeongshi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang