Chapter 3

296 41 5
                                    

"Hyung, kita perlu bicara."

1 detik, 2 detik, 3 detik...

"Sepertinya tadi Junkyu lupa mengembalikan earbuds ku. Haha, aku harus mengambil di studio nya. Dasar Junkyu. Dia selalu seperti itu, bukan? Haha"

Dengan senyum canggung, Yoshi bergegas membalikkan tubuhnya bersiap pergi dari sana. Tetapi, percuma. Tangannya segera ditahan oleh Jeongwoo dengan kuat. Menutup pintu studio Yoshi kemudian membawa paksa Yoshi duduk di sofa.

"Hyung, akan kupastikan kau tidak bisa menghindar lagi." Tegas Jeongwoo tajam yang sudah duduk di atas meja kayu depan Yoshi.

Yoshi mengalihkan tatapannya. "Menghindar? Siapa yang menghindar?"

Jeongwoo menaikkan alisnya. Oh, jadi begini mainnya. Pikir Jeongwoo.

"Hyung." Jawab Jeongwoo tajam.

"Aku? Kapan?"

Tangan Jeongwoo yang sedari tadi menggenggam pergelangan Yoshi, semakin dieratkannya.

"Jangan berpura-pura, bahkan kemarin saja hyung menghindariku."

"Oh ya?"

Jeongwoo menaikkan sebelah sudut bibirnya tidak percaya.

"Hyung tidak ingat? Perlu kuingatkan? Kemarin..."

Kemarin....
(flashback starts)

Latihan dance berlangsung dengan intens. Begitu intens hingga seorang Park Jihoon dan So Junghwan saja merasa kelelahan.

"Ssaem," panggil Jihoon dengan napas terengah-engah pada pelatih dance nya tersebut. "Bisakah kita istirahat sebentar? Apa ssaem mau hyunsuk hyung sakit lagi? Aku tidak sanggup mengurusnya untuk yang kedua kali."

Dasar Jihoon. Ia selalu berbicara sesuka hatinya. Entah karena keberaniannya atau memang ia tidak punya tahu malu. Sama pelatih saja ia tidak takut. Oh, kecuali hantu dan hyunsuk.

"Baiklah, kita istirahat 1 jam, habis itu berkumpul lagi disini." Ujar pelatih tersebut lalu pergi menuju ruangannya.

"Wahh, mati aku." Keluh Haruto sembari mengambil sebuah handuk lalu terbaring di lantai.

"Haruto! Itu handukku." Teriak Yoshi tidak terima menggunakan bahasa Jepang. "Kembalikan." Titahnya.

Haruto yang ditatap tajam oleh Yoshi bukannya takut malah tersenyum puas melihat reaksi yang diberikan. Ia lap keringat pada tubuhnya menggunakan handuk tersebut lalu kembali mengukurkannya pada Yoshi.

"Nah, ambilah." Ujarnya tak berdosa. Yoshi hanya bisa bisa terdiam menatap tajam ke arah handuk tersebut.

"Haruto.." terdengar suara Hyunsuk menengahi dari pojok ruangan. Ia tidak sanggup lagi menghampiri mereka untuk menghentikan pertengkaran.

Mendengar suara Hyunsuk, Haruto hanya tertawa kecil lalu kembali mengelap keringatnya menggunakan handuk Yoshi.

Sesaat kemudian, Jeongwoo datang menghampiri Yoshi menyodorkan sebuah handuk bersih miliknya. "Pakai punyaku saja. Aku bawa dua." Ujarnya lembut.

Yoshi yang melihat itu pun segera menggelengkan kepalanya dan mendorong pelan tangan Jeongwoo. "Tidak apa. Aku sudah terbiasa. Jika tidak ada handuk, aku bisa menggunakan bajuku saja."

Yoshi menundukkan kepala lalu menggunakan bajunya mengelap semua keringat yang ada di wajahnya.

"Lihat? Mudah kan?" Senyum canggung terhias di sana.

Unspoken Feelings (Jeongshi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang