Malam itu, sepulang dari tempat syuting, Yoshi langsung menuju kamar Jeongwoo. Langkahnya cepat dan tergesa-gesa, seolah ada sesuatu yang mendorongnya untuk segera bertindak. Napasnya memburu, namun ia berusaha untuk tetap tenang. Yoshi tahu Jeongwoo tidak berada di kamarnya saat itu, dan ia harus menyelesaikan rencananya sebelum Jeongwoo kembali.
Dengan cekatan, Yoshi membuka pintu kamar Jeongwoo dan langsung menuju meja tempat Jeongwoo biasa meletakkan parfum kesayangannya. Tanpa berpikir panjang, Yoshi mengambil botol itu dan menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Gerakannya cepat, sedikit gugup, seakan ingin menutupi sesuatu. Ia mencoba menghilangkan aroma asing yang menempel pada dirinya setelah syuting. Aroma itu mengingatkannya pada sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman—sentuhan yang tak diinginkannya. Hanya aroma Jeongwoo yang bisa meredakan perasaannya.
Namun, suara pintu yang terbuka tiba-tiba menghentikan langkahnya. Yoshi menoleh dengan kaget dan melihat Jeongwoo berdiri di ambang pintu. Mengenakan hoodie longgar dan celana lebar, Jeongwoo tampak baru saja pulang.
"Yoshi hyung?" Jeongwoo bertanya, nada bingung terdengar jelas dari suaranya, namun kehangatan yang biasa tetap ada di matanya.
Yoshi, yang sempat terkejut, segera memaksakan senyuman. Ia berusaha bersikap wajar, seolah-olah tidak ada yang aneh. "Sudah pulang?" katanya, suaranya terdengar lebih ceria dari biasanya, meskipun dalam hatinya terasa berat.
Jeongwoo tersenyum, langkahnya ringan saat mendekati Yoshi. Dengan gerakan spontan, tangannya melingkari pinggang Yoshi dan menariknya mendekat, lalu ia menempelkan ciuman singkat di kening Yoshi—sebuah gestur penuh kasih sayang yang semakin membuat Yoshi merasa terjebak dalam situasi yang membingungkan.
"Aku tidak menyangka hyung akan menyambutku seperti ini," kata Jeongwoo sambil terkekeh kecil.
Yoshi berusaha mempertahankan senyum di wajahnya, meskipun dalam hatinya ada sesuatu yang terasa tidak beres. Sentuhan Jeongwoo, meskipun lembut, masih terasa asing karena bayangan dari sentuhan lain yang tak ia inginkan terus menghantuinya. Dengan pelan, Yoshi melepaskan diri dari pelukan Jeongwoo, menciptakan jarak yang sangat tipis.
"Aku tidak menyambutmu, hanya kebetulan," jawab Yoshi pelan, mencoba terdengar santai.
Jeongwoo mengangkat alis, tidak melepaskan genggaman tangannya di pinggang Yoshi. "Lalu kenapa hyung ada di sini?"
Yoshi ragu sejenak sebelum menunjukkan botol parfum di tangannya. "Akhir-akhir ini aku sulit tidur tanpa ini," ucapnya. Ada kebenaran dalam ucapannya, tapi alasan itu hanya setengah dari yang sebenarnya.
Jeongwoo tertawa kecil, menganggap Yoshi terlihat lucu. "Kalau begitu, nanti aku akan memberi hyung botol baru agar bisa disimpan di kamar hyung," katanya dengan nada bercanda.
Senyum Yoshi tampak lemah. Bukan reaksi itu yang diharapkannya. Ada sesuatu yang lebih dalam yang ingin ia dengar dari Jeongwoo—sesuatu yang bisa memberinya ketenangan.
"Bukan itu maksudku..." gumam Yoshi pelan, suara ragu melintas di antara mereka.
Jeongwoo menatap Yoshi dengan ekspresi bingung, tidak sepenuhnya memahami maksudnya. "Lalu apa?"
Yoshi menahan napas, menyusun keberaniannya untuk berbicara lebih jauh. Dalam hatinya, ia berharap kehangatan Jeongwoo bisa menghapus jejak sentuhan yang tidak ia inginkan. "Bukankah... seharusnya kau mengatakan, 'Apa hyung mau tidur di sini denganku?'"
Jeongwoo terdiam, terkejut mendengar kalimat itu dari Yoshi. Biasanya, Yoshi tidak akan berbicara seberani itu. Sesaat, ia kehilangan kata-kata.
Beberapa detik berlalu sebelum Jeongwoo menggelengkan kepala kuat-kuat. Wajahnya memerah sedikit, meskipun ia berusaha keras untuk tetap tenang. "Tidak," katanya tegas, melepaskan pelukannya sukarela. "Hyung tidak boleh tidur di sini malam ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Feelings (Jeongshi)
FanficKetika Yoshi, seorang anggota grup idol, mulai menghindari Jeongwoo, teman satu grupnya, hubungan mereka mulai tegang. Jeongwoo, merasa ada yang salah, memaksa Yoshi untuk menghadapi situasi tersebut. Dalam serangkaian konfrontasi yang intens dan j...