10. HUTAN

121 11 0
                                    

Happy Reading!!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di setiap part-nya🧡

° ° ° ° °

Bus SMA TRI SATYA baru saja sampai ke tempat tujuan bercamping. Satu persatu dari mereka segera turun dan berkumpul menjadi satu untuk kembali mendengarkan arahan dari guru terlebih dulu.

Begitu Serra turun dari bus, tatapannya langsung tertuju kepada Arion yang sudah lebih dulu datang ke tempat itu. Serra segera menghampiri Arion sambil membawa tote bag yang berisi perlengkapan. Sebenarnya bukan barang bawaan Serra, tapi milik Selina. Selagi gadis itu membawa barangnya yang masih banyak, Serra membantunya untuk membawakannya juga. Agak ribet emang anak satu itu. Mau camping aja berasa mau pindah rumah.

"Pegel gak lehernya tidur di bus?" tanya Arion, seraya mengambil alih perlengkapan Selina dari Serra.

Gadis itu mengangguk kecil. Tadi sebelum tidur, Serra memang mengirim pesan kepada Arion bahwa dirinya ingin tidur, takut saja jika laki-laki itu mencarinya, atau bisa saja ngambek karena tidak ada kabar darinya.

Arion memegang leher mulus Serra, dia mengurutnya naik turun secara perlahan, bermaksud untuk sedikit menghilangkan rasa pegal di lehernya. Terlebih lagi Serra tidur hanya di pundak Selina dengan posisi miring tanpa memakai bantal leher.

"Mau sampai kapan lo berdua mesra-mesraan di sini?"

Keduanya menoleh, begitu melihat adanya Selina yang berdiri di samping tubuh mereka. Tatapannya terlihat malas dengan kedua tangan yang dia lipat di perutnya. Padahal kedua tangannya itu penuh dengan barang-barang bawaanya. Terlihat lucu memang.

"Serra tolonggg, gue keberatan!" rengek gadis itu kemudian, membuat Serra mau tak mau tertawa pelan di buatnya. Arion sendiri hanya menatapnya tak kalah sinis, selalu saja Selina merusak momennya bersama Serra.

"Lagian lo bawa barang banyak bener dah!" ucap Serra, yang kini membantu Selina untuk membawa barang yang lainnya.

"Kalo bukan karena Papa gue yang super overprotektif, ogah gue bawa barang sebanyak ini!" balas Selina kesal. Ya, semua ini Mamanya yang menyiapkan, tentu saja karena permintaan dari Papanya.

Selina malu sebenarnya karena di pandangi oleh teman-teman sekolahnya, tapi jika dia tidak menurut, dia tidak akan di beri izin untuk ikut bercamping oleh Papanya.

"Biar gue aja yang bawa." Arion menoleh, begitu melihat Gio yang baru saja datang menghampirinya.

Arion menautkan kedua alisnya, namun begitu Gio menunjuk sesuatu yang di bawanya, dia baru mengerti, jika Gio ingin membawa barang perlengkapan milik Selina. Dia baru sadar, jika Serra tidak membawa barang perlengkapan seperti ini selain tasnya yang besar. Yang Arion ambil dari tangan Serra tadi rupanya milik Selina.

Arion memberikan tote bag yang cukup besar itu kepada Gio. "Thank's,"

"Lo mau bawa barang gue ke mana?!" jerit Selina, begitu melihat Gio yang menghampirinya sambil membawa tote bag miliknya.

"Mama kamu minta tolongnya ke aku, bukan ke temen kamu," ucap Gio, sambil mengambil barang bawaan Selina yang di pegang oleh Serra.

"Makasih, Ser." Setelah itu, Gio menarik bahu Selina untuk pergi dari sana, membawa barang bawaan Selina yang banyak itu dalam satu genggaman tangannya saja.

Serra sendiri hanya tersenyum-senyum menatap keduanya. Walaupun sampai sekarang Serra belum tau pasti apa penyebab keduanya putus, tapi Serra sangat yakin bahwa Gio masih sangat mencintai Selina.

"Ayo ke sana." Arion berdiri di sampingnya untuk membuyarkan lamunan Serra, dia lantas menggenggam tangan Serra, dan membawanya untuk berkumpul bersama teman-temannya.

SERION S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang