jangan lupa tinggalkan vote and komen.
Happy reading
and enjoy the story.Suasana kelas berangsur sepi. Siswa-siswi SMA Aksara, berhamburan keluar kelas, karena jam sudah menunjukkan waktu istirahat.
Begitu juga dengan flora, dan kedua sahabatnya, dua orang yang selalu ada untuk flora, setelah dirinya di tinggalkan oleh Marsha.
Olla yang merupakan saudara dari ollan, sedangkan oniel yang merupakan sepupunya sendiri.Olla yang baru saja mendaratkan bokongnya di kursi kantin langsung terfokus pada flora yang sedari keluar dari kelas sama sekali tidak membuka suaranya, membuat Olla merasa bingung dengan perubahan sikap gadis itu. Olla menduga bahwa perubahan sikap gadis itu di sebabkan oleh zean, karena tadi pagi Olla sempat melihat pria itu lewat dari depan kelas mereka, selang beberapa waktu setelah flora masuk ke dalam kelas, itu hanya dugaan Olla saja.
" kenapa lagi Lo," tanya Olla menampilkan raut wajah tak suka, ia sangat membenci ketika melihat wajah murung dari flora.
Flora mendongok menatap gadis yang sedang mengajak dirinya mengobrol.
"Gue kenapa?" tanya flora balik bertanya.
" Gue gak kenapa-napa," lanjut flora dengan suara pelan.
Olla mendengus, sampai kapanpun sahabat yang ada di depannya ini tak akan pernah bisa membohonginya.
flora melirik ke arah sepasang kekasih yang berjalan masuk kedalam kantin, gadis itu langsung membuang mukanya, saat di rasa zean juga sedang menatapnya. Berbeda dengan Olla yang menatap tajam kedua manusia itu.
"La, jangan natap orang kayak gitu," oniel yang melihat tatapan tajam Olla, langsung menegur gadis itu.
Melihat dari tatapan Olla, seperti siap untuk memakan dua manusia itu kapanpun.Dapat terlihat, zean dan Marsha duduk di meja yang bersebelahan dengan meja flora, sepertinya mereka sengaja, hanya untuk memanas-manasi flora, lihatlah bagaimana Marsha bersikap manja pada zean saat ini.
Olla kembali menatap dua sahabatnya, yang duduk di depannya.
"Gara-gara dia," tunjuk Olla pada dua manusia yang ada di meja bersebelahan dengan meja mereka.
Flora menghela napas pelan, ia tau sahabatnya ini tak akan berhenti bertanya padanya, sebelum ia menceritakannya, berbeda dengan oniel yang tak akan pernah bertanya tentang keadaannya, sebelum ia sendiri yang bercerita pada oniel.
" Apasih la, gue baik-baik aja," flora tersenyum tipis, berusaha agar gadis itu percayaa padanya, namun sepertinya tidak semudah itu.
"gue gak suka Lo bohong," ungkap Olla dengan suara dingin, itu mampu membuat jantung flora langsung ciut, ia takut dengan kemarahan Olla.
"nih," flora memperlihatkan lukisan yang tadi pagi di kembalikan oleh zean.
Olla mengernyit, menatap lukisan yang kini sudah tak berbingkai dan remuk karena gadis itu memasukkannya kedalam saku rok nya.
Ekspresi Olla dan oniel langsung berubah, kala menyadari lukisan itu.
"Itu," oniel menatap flora tak percaya, bagaimana bisa, lukisan yang di lukis susah payah oleh sahabatnya itu, kini seperti barang yang sudah tak berharga.
" Kenapa bisa?" tanya Olla to the poin.
Flora menghela napas lelah, rasanya ia tak sanggup untuk menceritakannya, karena semakin di ingat rasanya semakin menyakitkan.
"tadi pagi dia ngembaliin ini," flora mencoba untuk tersenyum tipis, meyakinkan kedua sahabatnya bahwa saat ini dia baik-baik saja.
Zean yang duduk bersebalahan dengan meja para gadis itu, samar-samar mendengar percakapan ketiganya, namun ia mencoba untuk tidak peduli.