Happy reading
and enjoy the story•
•
•
•
•"Agrhhh!"
Semua orang yang berada di kantin, menatap ke arah meja flora dan teman-temannya.
Marsha datang menarik kuat rambut flora, sehingga membuat kepala gadis itu tertarik ke belakang. Terlihat kedua sahabat Marsha, katrine dan Lia berdiri di belakang gadis itu. Raut wajah datar, terpancar jelas dari wajah ketiga-nya.
"Apa-apaan Lo?!" hardik Olla, berdiri dari tempat duduknya.
"Gue gak ada urusan sama Lo, gak usah ikut campur," tangan Marsha naik menunjuk gadis yang berdiri di hadapannya, kedua matanya menatap tajam ke arah Olla.
Flora memegang kepalanya yang terasa sakit karena di tarik kuat oleh marsha, membenarkan rambutnya yang terlihat sedikit berantakan.
Gadis itu berdiri, kemudian membalikkan tubuhnya, sehingga mereka berhadapan langsung. Raut wajah tegas terpancar jelas di wajah gadis pendek itu, seolah siap menerkam Marsha yang kini memandang dirinya dengan tatapan remeh.
"Maksud Lo apaan?" Flora mendorong bahu Marsha, urat-urat leher flora terlihat, menahan emosi yang kini memuncak.
"Seharusnya gue yang tanya sama Lo,"
Flora mengerutkan dahi-nya.
" Lo kenapa daftar lomba nyanyi tahun ini? Mau cari muka Lo?" Lanjut marsha, membuat flora terdiam.
Berbeda dengan flora, Olla kini justru menatap flora dengan tatapan tak percaya.
"Lo diem berarti Lo mau deketin zean lagi,"
"Kalo iya kenapa?" balas flora tak mau kalah, persetan tentang harga diri, flora sudah muak dengan gadis yang ada di hadapannya ini.
Marsha berdecih, memandang remeh ke arah flora.
" Wanita murahan,"
"Kayak Lo nggak aja, " bukan flora yang berbicara tetapi Olla. Marsha mengepalkan kedua tangannya di samping tubuh-nya, memandang sengit ke arah Olla kemudian berganti menatap kembali flora.
"Gak usah ikut campur," lagi, peringatan dari Marsha, namun bukan Olla namanya jika mematuhi orang lain, karena slogan Olla,
"Laranganmu adalah perintah bagiku."
" Cih, kalo flora wanita murahan Lo apaan? Ani-ani?" semprot Olla, membuat Marsha menggertakkan gigi gerahamnya menahan emosi.
Tatapan Olla kini beralih menatap flora yang berdiri membelakanginya.
"Apapun yang berurusan dengan flora jadi urusan gue, Lo nyakitin flora berarti Lo siap berurusan sama gue,"
" Halah, murid pembuat onar gak usah ikut campur," celetuk Lia dari belakang Marsha.
"Maksud Lo apaan?" Olla hendak maju melayangkan pukulan pada wajah gadis cindo itu, namun dengan cepat oniel langsung menahan gadis itu.
"Biarin mereka selesain urusan mereka," ujar oniel, seraya menggenggam lengan Olla.
"Lo kenapa sih, flora temen kita loh?!" Olla menggerutu sebal, karena oniel yang sedari tadi hanya diam menyaksikan pertengkaran kedua gadis itu.
" Jangan ikut campur," kata oniel, lalu menarik lengan Olla sehingga gadis itu kini berdiri di samping oniel.
Olla menggeram tertahan, gadis itu pada akhirnya mendudukkan bokongnya di kursi yang ada di sebelahnya.
" Denger, gue mau Lo ngundurin diri dari lomba itu," ujar Marsha, menatap tajam ke arah flora.