Happy reading
and enjoy the story•
•
•
•Bel istirahat berbunyi. Siswa-siswi SMA aksara menghembuskan napas lega. Akhirnya setelah sekian lama menunggu, suara yang begitu mereka harapkan sedari tadi berbunyi juga.
Bagaikan zombie yang kelaparan siswa-siswi berlarian menuju kantin, harap-harap masih ada kursi kosong yang tersedia di tengah padatnya kantin oleh siswa-siswi yang kelaparan.
Sudah dapat di pastikan kantin akan penuh di jam istirahat seperti saat ini.Fabian keluar kelas dengan santai, satu tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya. Seharusnya ia keluar kelas bersama josua, namun karena Josua izin untuk ke toilet sebentar jadilah Fabian hanya keluar sendiri.
Pria itu berjalan dengan santai di koridor, matanya terus mencari sosok gadis yang sedari tadi tak kunjung ia lihat.
Brak!
dengan sigap tangan Fabian langsung
meraih tangan gadis itu sebelum ia hampir oleng ke bawah.Marsha, gadis itu nampak terlihat panik setelah sebelumya ia tak sengaja menabrak tubuh Fabian hingga membuat ia hampir terjatuh ke lantai.
Tatapan Fabian langsung berubah menjadi datar kala menyadari gadis yang ada di hadapannya ini -marsa.
" Gue kira bidadari, ternyata nenek lampir," gumam Fabian sedikit keras, sehingga Marsha dapat mendengar ucapan pria itu dengan jelas.
"Eh, Lo kalo jalan pake mata, dong!" semprot Fabian.
" Kalo Lo jatuh tadi gimana? gue lagi yang di salahin!" bentak Fabian dengan suara yang naik beberapa oktaf.
Marsha yang tadinya memegangi dadanya karna terkejut, kini beralih menatap Fabian dengan tajam.
Ke dua kakinya melangkah mendekat pada Fabian, sehingga membuat pria itu mundur beberapa langkah.
" Gue punya telinga gak usah teriak-teriak!" balas Marsha dengan nada suara tak mau kalah.
" Yang bilang Lo gak punya telinga siapa? dasar goblok!" ejek Fabian.
" Kok Lo nyebelin banget sih?!" kesal Marsha, rasanya ia ingin menangis saat ini. Namun ia juga tidak tau kenapa emosinya di permainkan seperti ini.
" Ohh, jelas. Sipat manis gue cuma buat flora, tersayang,"
Marsha mendengus geli, gadis itu mengalihkan pandangannya.
" Mana mau flora sama cowok aneh kayak Lo,"" Halah, ngeremehin Lo?" tanya Fabian seraya mendekatkan wajahnya pada Marsha, merasa tertantang dengan ucapan gadis itu barusan.
" Berkaca pada kaca,"
" Emang ada cowok yang mau sama Lo," lanjutnya.
Marsha mengangkat dagunya, " ada, buktinya gue punya pacar,"
Fabian tertawa sinis," si jayen?" Ke dua mata Marsha membulat dengan lebar. Enak aja ngubah nama pacar orang.
Fabian mengangkat bahu santai.
" Palingan juga jual diri,"