df 11: UKS

1.2K 184 97
                                    


Happy reading
and enjoy the story






Zean membuka pintu UKS dengan kasar, tanpa peduli apakah di dalam ada orang atau tidak, karena satu-satunya hal yang ada di pikirannya saat ini adalah Flora, yang sedang menahan sakit dalam gendongannya.

Pria itu berjalan masuk ke ruang UKS, lalu membaringkan tubuh flora yang ada di gendongannya di atas kasur.

Zean mondar mandir di dalam ruangan, mencari sesuatu yang akan ia gunakan untuk mengobati luka pada lutut flora, namun sial, ia tak menemukan apapun.

" Penjaganya ke mana, sih?"  gerutu zean, sambil menggaruk kepala yang tidak gatal. Bingung, harus mengobati luka flora bagaimana.

Setelah sekian lama mencari, akhirnya  zean menemukan kotak p3k yang tersembunyi di dalam laci yang ada di samping kasur flora.

Pria itu duduk di kursi  yang ada di samping flora, kemudian membuka kotak p3k.

" Ssh pelan-pelan," Ke dua mata zean menatap cemas gadis yang ada di hadapannya ini.
Ke duanya sempat bertatapan, sebelum akhirnya zean membuang muka ke arah lain.

" Ini udah pelan ara," katanya lembut, kemudian kembali fokus pada luka flora.

Flora menatap ke dua bola mata coklat itu, tanpa sadar ia menghela napas pelan, sudah terlalu jauh ia melangkah hanya untuk mendapatkan hati zean, sampai ia lupa bahwa dunia zean bukan dirinya lagi.

Zean mencoba untuk mengabaikan tatapan flora, namun mendengar helaan napas panjang flora, membuat zean menghentikan pergerakan tangannya.

Hening menghampiri ke duanya, sebelum akhirnya flora menepis tangan zean yang berada di atas lututnya.

" Gue bisa sendiri," ucap flora, malas.

Zean terdiam, menatap flora dengan sebelah alis terangkat.  Wajah flora yang serius membuat zean tak bisa untuk protes.

Pada akhirnya hanya helaan napas panjang yang keluar dari mulut pria bermata coklat itu.
" Luka kamu perlu di obati,"

" Gak perlu, " ujar flora menyela ucapan zean barusan.

" Gue bisa ngobatin luka gue sendiri,"
tak ada sedikitpun raut canda dari ucapan flora barusan. Hatinya sudah mantap untuk tidak lagi berharap lebih pada pria yang ada di hadapannya ini.

Zean terdiam sejenak, sebelum akhirnya kembali mengoleskan salep pada  lutut gadis itu, membuat flora berdecak kesal.

" Kenapa Lo kayak gini sihh!?" tanya flora, ke dua bola matanya kini tampak berkaca-kaca, tak paham dengan perlakuan zean yang terus berubah-ubah.

Zean berusaha untuk tidak peduli dengan ucapan flora barusan, meskipun sedikit menganggu, zean tetap fokus mengoleskan salep pada lutut gadis itu.

" Kemaren Lo jauhi gue, sekarang Lo  se peduli itu sama gue,  mau Lo apa?!"

Zean terdiam sejenak, sebelum akhirnya menatap gadis yang ada di hadapannya ini. Raut wajah datar terpancar jelas di sana.

" Bukan karna gue peduli sama Lo, jangan salah paham, gue bakal ngelakuin ini juga ke orang lain," bantah zean, mencoba untuk membuat gadis itu mengerti.

Flora mendengus geli.

" Di situ ada orang lain yang bisa nyelematin gue, tapi Lo rela lari dari ujung lapangan, cuma buat nyelamatin gue, Lo masih bilang  karna kemanusiaan?"  tanya flora  tak paham dengan jalan pikir Zean.

Zean terdiam.

" Gue bahkan gak paham zean kenapa Lo kayak gini sekarang, "

" Kalo emang semuanya udah berakhir, kenapa Lo masih datang ke hidup gue?  Apa hati gue se remeh itu di hidup Lo?" 

DUNIA FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang