df 5: rumah?

957 138 38
                                    

Jangan lupa tinggalkan
vote and komen.

Happy reading
and enjoy the story.





"""

Flora menatap hujan yang turun dari jendela kamarnya, rintik hujan yang turun mengingatkan flora pada seorang pria yang sangat benci dengan air hujan. Ia ingat betul, bagaimana tersiksanya pria itu, setiap kali hujan turun.

"Deva badan kamu panas," flora meletakkan punggung tangannya pada kening pria itu, terasa sangat panas.
Setelah menerima telpon dari ollan yang mengatakan bahwa zean ada di UKS, dengan segera flora langsung berlari menuju UKS.

"D-dingin," keluh zean, pria itu menggigil, wajahnya memerah menahan sakit, tubuhnya terasa seperti di tusuk-tusuk paku.

"Kamu kenapa? kok bisa gini sih?! " tanya flora khawatir.

"aku kehujanan,"

" Ara, aku gak bisa kena air hujan,"

Flora menghela napas lelah, untuk kesekian kalinya pria itu hadir dalam pikirannya. Entah kenapa semesta selalu punya cara untuk mengingatkannya pada pria bermata coklat itu, andai saja ada pil penghapus ingatan pada seseorang, mungkin flora akan meminumnya, ia begitu tersiksa dengan semua ini, dengan semua kenangan yang tak akan pernah terulang kembali.

Prang!!

Flora tersadar dari lamunannya, saat suara kaca pecah, terdengar dari lantai bawah.
Gadis itu sempat terdiam sejenak memastikan apakah pendengarannya tidak salah dengar.

Prangg!!

Lagi-lagi suara benda yang terjatuh dari lantai bawah, membuat flora sudah tak tahan lagi dengan suara itu. Bergegas Flora keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga dengan berhati-hati hingga kedua kaki flora berhenti melangkah di samping meja pantry. Gadis itu terdiam dan cukup merasa heran melihat apa yang baru saja ia saksikan.

Flora mengernyit, saat melihat pelaku di balik semua kekacauan ini adalah Daniel, mengapa ayahnya itu memasak di dapur, kemana pembantu rumah ini?

"Papa mau masak ini," tangan Daniel naik menunjukkan mie instan bermerek Indomie, yang sedari tadi hendak ia masak, namun sampai saat ini, Daniel belum selesai memasak mie rebus yang ia inginkan.

Flora menghela napas kasar, di satu sisi ia merasa lega bahwa tidak terjadi apapun di bawah sini, di sisi lain ia begitu menyayangkan perbuatan ayahnya itu, lihatlah dapur sekarang, sudah seperti kapal pecah.

Tangan flora naik, mengambil sapu yang ada di sudut dapur.
"Papa tunggu di meja makan," ucap flora, pelan.

Flora membungkuk, memunguti alat-alat masak yang berserakan di atas lantai, "Biar flora yang masak," lanjut gadis itu.

Daniel tak menjawab lagi, ia membuka celemek yang ia pakai, lalu meletakkannya di atas meja, kemudian pria paruh baya itu berjalan meninggalkan dapur yang penuh kekacauan karena ulahnya, perginya pembantu rumah ini untuk menjenguk ibunya yang sedang sakit, juga indah yang pulang kerumahnya, membuat Daniel tidak tau harus meminta tolong pada siapaa untuk memasak, untung saja gadis kecilnya itu, mau untuk memasakkan makanan untuk dirinya. Kenapa Daniel tidak memesan makanan? Alasannya hanya satu, Daniel tidak terlalu suka makanan yang di pesan ia lebih suka makanan yang di masak di rumahnya.

Dua puluh menit lebih, flora berkutat dengan alat dapur, akhirnya gadis itu selesai memasak menu makanan mereka hari ini. Indomie rebus menjadi menu yang ia masak hari ini.

 Indomie rebus menjadi menu yang ia masak hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DUNIA FLORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang