Bagian 31

190 14 3
                                    

Setelah membaca isi surat tersebut, Kavi buru-buru menyobek nya dan memasukkan sobek kertas tersebut ke dalam saku celananya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membaca isi surat tersebut, Kavi buru-buru menyobek nya dan memasukkan sobek kertas tersebut ke dalam saku celananya. Kenzi yang baru datang dan melihat gerak-gerik mencurigakan dari Kavi lantas bertanya namun sepertinya temannya itu tidak mau memberi tahunya.

Nyembunyiin apa lo?” tanya Kenzi yang tetap berusaha untuk mendapatkan jawaban atas kecurigaannya.

Bukan apa-apa, mana minum gue.” minta Kavi mencoba untuk membuat Kenzi tak bertanya lebih lanjut tentang isi surat yang baru saja dia dapatkan.

Kenzi menghela nafas, terlampau kesal namun tak mampu memaksa jika Kavi bilang itu bukanlah sesuatu yang perlu dirinya khawatirkan. Namun meskipun begitu Kenzi masih menaruh sebuah kecurigaan pada gelagat Kavi yang tiba-tiba berubah.

Bel istirahat akhirnya berbunyi, untungnya Yasa dan Kenzi sudah lebih dulu membeli makan. Tanpa perlu repot-repot mengantri, ketiganya kembali ke kelas karena Yasa bilang dirinya bosan makan di Kantin dan ingin mencoba sesuatu yang baru.

Meskipun bukan yang pertama kali namun akhirnya Kavi ikut makan bersama keduanya di dalam kelas, suasana kelas yang lumayan sepi membuat Kavi leluasa untuk menikmati makannya yang tadi sempat dibawakan oleh Jeff.

“Jadi, lo sama Jeff pacaran atau engga?” tanya Yasa setelah ketiganya mendudukkan diri dengan nyaman di bangku milik Kavi.

Yasa sengaja mengajaknya duduk di belakang agar beberapa murid yang juga ada di kelas tak begitu mendengar percakapan ketiganya.

“Nggak.” balas Kavi singkat, tangannya kini sibuk membuka kotak bekal miliknya.

“Engga atau belum.” kini giliran Kenzi yang bertanya, nadanya terdengar tegas namun lembut di waktu yang bersamaan.

“Ga tau.” balas Kavi dengan mulut yang kini terisi oleh makanan miliknya.

Kenzi lagi-lagi menghela nafas, sulit sekali rasanya berbicara dengan temannya yang terkadang membuat kepalanya pusing ketika menghadapi sikapnya yang selalu mencoba menutupi masalahnya.

“Kenapa ga tau? Lo emang ga suka sama dia atau gimana?” tanya Yasa, geram melihat Kenzi yang malah menyerah dalam mencari tahu kebenaran yang harusnya tak Kavi coba sembunyikan dari mereka berdua.

“Ga tau, kenapa lo berdua pengen tau?” tanya Kavi setelah berhasil menelan makanan di dalam mulutnya.

“Iya lah pengen tau, kita berdua ini temen lo kan? Gak mungkin lo gak punya hubungan apa-apa setelah gue liat lo ciuman sama Jeff pas kita party malam itu.” ujar Yasa dengan wajah kesalnya.

Kavi terkejut, tak menyangka bahwa ada orang yang melihat keduanya berciuman malam itu. Padahal dirinya sudah menyakinkan bahwa tak ada seorangpun yang menatap ke arah dirinya maupun Jeff karena lampu yang malam itu memang remang-remang.

Into You |ᴶᵃᵏᵉᴴᵒᵒⁿTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang