Bagian 14

241 23 0
                                    

Satu jam perjalanan mereka habiskan untuk sampai ke rumah Kavi, salahkan jalanan kota yang selalu macet ketika hari senin tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam perjalanan mereka habiskan untuk sampai ke rumah Kavi, salahkan jalanan kota yang selalu macet ketika hari senin tiba. Tidak pagi tidak sore memang selalu saja macet yang tidak masuk akal jika sudah menjumpai hari senin.

Kenzi berniat untuk membangunkan Kavi, namun belum sampai dirinya menyentuh bahu pemuda itu. Ren lebih dulu memberhentikan niatnya, membuat Kenzi menarik kembali tangannya.

“Biar gue gendong aja, kasian kalau di bangunin.” ujar menawarkan diri.

Kenzi yang tak ingin berdebat menganggukkan kepalanya, toh apa yang di katakan Ren ada benarnya. Sejak tadi kan Kavi terbangun karena mimpi buruknya, jadi tidak ada salahnya juga membiarkan Ren menggendong temannya itu.

“Ya udah ayo.” ujar Kenzi sambil bersiap untuk keluar.

Ren ikut turun, berjalan berputar ke arah bangku penumpang untuk membawa Kavi masuk ke dalam rumah milik pemuda itu. Meskipun sedikit kesusahan tapi untungnya Ren berhasil tanpa membangunkan si pangeran tidur itu.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Kenzi langsung menerobos masuk. Meskipun tidak sopan tapi tak ada satupun pelayan yang berani menegurnya.Karena Kavi sendiri yang memperbolehkan teman-temannya untuk langsung masuk tanpa perlu mengetuk terlebih dahulu.

“Woi, ini gapapa langsung masuk?” tanya Jayden saat melihat kekasihnya itu tiba-tiba membuka pintu rumah Kavi.

“Gapapa, gue udah biasa kesini.” balas Kenzi yang kini tengah menuntun mereka untuk langsung menuju kamar dimana biasanya Kavi tertidur.

Setelah sampai di kamar Kavi, Ren dengan perlahan menidurkan tubuh itu di ranjang. Tubuh Kavi menggeliat, membuat ketiga pemuda itu menahan nafas untuk sesaat.

Melihat Kavi yang nampaknya sudah kembali tertidur nyenyak, Kenzi mengajak kedua orang yang lebih tinggi darinya itu untuk keluar karena takut membangunkan si pemilik kamar.

“Makasih, lo berdua boleh pulang.” usir Kenzi di depan pintu kamar yang baru saja ditutupnya.

Ren mengangguk, untuk apa pula dia berlama-lama di rumah orang yang kini tengah berbaring nyaman di kasurnya. Lebih baik dia pulang untuk bermain dengan PS kesayangannya.

Sedangkan Jayden terlihat tak rela untuk segera pulang, dirinya memikirkan cara agar memiliki waktu sedikit lebih lama. Karena jarang-jarang Jay dan Kenzi berduaan, biasanya mereka akan terlihat seperti tidak mengenal satu sama lain di sekolah.

“Ga mau ngambilin minum? Haus nih.” ujar Jayden, sialan disaat seperti ini dirinya malah tidak bisa memikirkan alasan yang logis untuk tetap berada disana.

“Lo ga tau diri banget anying, ini rumah orang.” balas Ren kesal tak lupa memukul pelan kepala Jayden.

“Ya udah sih, orang gue ini yang ga punya malu. Lo pulang aja sono.” ujar Jayden sambil memberikan gestur mengusir.

Into You |ᴶᵃᵏᵉᴴᵒᵒⁿTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang