♡
♡
♡
Have a nice day
Suara decitan ban mobil dan aspal terdengar nyaring memekakkan telinga, 2 penumpang di dalamnya kompak mengumpat kala tubuh mereka sedikit terhuyung kedepan karna salah satu dari mereka yang menyetir tiba-tiba mengerem secara mendadak.
"Masya Allah tabarakallah akhi, yang bener ngapa Rel nyetir nya!" Ucap Ara sedikit ngegas karna dia kaget setengah mati saat tubuhnya tertarik kedepan, untung saja tidak sampai mentok.
"Maaf, tadi silau banget di depan."
"R-rel, siapa itu anying?!" Panik Ara saat melihat ada sekelompok orang dengan senjata tajam di tangan mereka, masing-masing mempunyai badan kekar dan wajah menyeramkan. Sungguh, dia sih lebih baik masuk rumah hantu daripada ngeliat preman preman itu.
"Mereka kayaknya begal. Lo diem disini, gue mau turu--"
"Enggak! Diem disini. Ya Rel ya? Jangan keluar, bahaya," cegah Ara memegang lengan Varel agar cowok itu tidak jadi keluar dari mobil dan membahayakan keselamatan nya.
"Terus mau ngapain? Kabur aja?" Tanya Varel masih santai, padahal mah dalem hati udah panik, takut kalo misalkan Ara kenapa napa.
"Tabrak aja mereka, Rel! Gas keun!"
Astaghfirullah
Varel menggeleng lalu tersenyum, dia mengelus rambut Ara dengan pelan. Gadisnya ini sudah mirip seperti psikopat mungil yang imut dan menggemaskan. Eh tapi mana ada psikopat kaya gitu ya?
"Gaboleh, nanti mereka mati."
"Ya biarin, biar langsung ketemu Allah."
"Terus kita ketemu polisi gitu?"
"Eh? Hehe, yaudah jangan," balas Ara dengan cengiran.
"WOI TURUN GAK LO?!"
"CEPET! ATAU GUE ANCURIN NI MOBIL!"
Teriakkan itu membuat Ara dan Varel terlonjak kaget. Umpatan langsung terdengar dari birai manis si gadis membuat Varel langsung mencomot mulut Ara dengan gemas.
Para begal tersebut mengetuk kaca mobil dengan meneriaki si pemilik agar segera turun. Ara berkomat kamit dalam hati saat melihat wajah si preman yang tadi mengetuk kaca mobil. Ada bekas sayatan panjang di wajahnya, kantung mata yang menghitam dan mata sedikit memerah, persis seperti jin tomang.
"Rel sumpah tu om om serem banget buset, gue takut anying," adu Ara dengan kedua tangan menutupi wajahnya.
"Yaudah kalo takut jangan liat. Biar gue yang urus, gue juga udah minta bantuan sama bodyguard papa, lo tenang aja, gue mau ngulur waktu dulu."
Ara terdiam kaku saat keningnya di kecup cukup lama oleh Varel, darah di tubuhnya seakan berhenti mengalir, jantung pun seakan berhenti berdetak. Oh tuhan, lelaki ini benar-benar racun bagi nya.
"Kunci pintu nya, gue ga lama."
Setelah mengucapkan itu Varel langsung turun dari mobil. Dia menatap bengis ke arah 5 preman yang tengah berdiri tak jauh dari mobilnya terparkir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Manja Is Mine
Teen FictionMencintai bukan harus memiliki bukan? Sama seperti Ara, dia tidak bisa bersama dengan seseorang yang ia cintai. Dia harus bisa merelakan tambatan hatinya itu bahagia dengan orang lain, bukan dengan dirinya. Cinta mereka terhalang sesuatu yang sanga...