Bab ini agak sedikit panjang ya anak anak ku tercinta, so have fun!
⃘♡
⃘♡
⃘♡
Have a nice day
Ara keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi kepala. Dia celingak-celinguk mencari dimana para sahabatnya berada, karna kamar ini kosong tidak ada siapapun.
Gadis itu menaikkan bahu acuh, mungkin mereka sedang keluar atau ke dapur mencari makanan. Jika seperti itu, Ara akan menyusul kebawah nanti setelah mengeringkan rambut nya yang basah.
Dalam hati Ara menyumpah serapah si Shaka yang dengan berani menyemprot dirinya menggunakan selang. Tapi, di pikir pikir lagi itu wajar karna dirinya duluan yang memulai. Baiklah mari tertawakan Ara bersama sama.
Di raih nya ponsel berwarna hitam itu yang terletak di atas nakas, sepertinya Ara hendak menelpon seseorang, terlihat dari ponsel yang mulai di tempelkan ke telinga.
"Apaan sat?! Gua mau tidur bisa diem gak lo?"
Bukannya sapaan sopan yang Ara dapatkan saat telpon itu tersambung, malahan si Shaka ini mengumpat tidak jelas. Dasar bocah.
"Heh pantat monyet kaget gue anying, lo gausah ngegas juga elah."
"Bodoamat. Ngapain lo nelpon nelpon hah?! Udah bikin gue jatuh, basah, sekarang berani hubungin gue? Boleh juga nyali lo."
"Kebanyakan bicit lo, gue mau nagih jambu yang tadi udah gue petik sama Tante Iris. Mana? Siniin buru, gue mau makan tu jambu."
"Heh orang orangan sawah, lo udah bikin gue kaya gini masih aja berani minta jambu? Dimana otak lo?"
"Lagi kondangan btw otak gue mah."
"Najis punya otak ko bisa jalan, sapikopet pasti."
"Bacot. Mau nganterin kesini kaga? Kalo mau nanti imbalan nya gue minta maaf deh sama lo."
Di sebrang sana Shaka tersenyum evil, di otaknya sekarang sudah terlintas ide ide jahil untuk gadis yang selalu membuat darah tinggi nya naik.
"Oke deal, nanti gue kesana. Tapi gue mau mandi sama makan dulu."
"Dih najis lo belum mandi? Trus ntu kasur kaga basah apa lo tidurin?"
"Yang bilang gue lagi tiduran di kasur siapa Maemunah?"
"Lah trus dimana Jamaludin?"
"Lantai."
Setelah Shaka berucap demikian sambungan itu terputus secara sepihak. Shaka yang mematikan, Ara mencak mencak sendiri, ingin sekali dia menggerus Shaka lalu di kasih untuk makanan burung elang.
"Dasar kambing!"
Pintu di ketuk 2 kali oleh seseorang membuat Ara menoleh ke arah sumber suara. "Iya bentar!" Teriaknya lalu merajut langkah mendekati pintu tersebut.
"Hai," sapa seseorang itu saat pintu berhasil terbuka. Varel terkejut ketika melihat handuk yang menutupi tubuh atas Ara, dia memalingkan wajahnya yang tiba-tiba terasa panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis Manja Is Mine
Teen FictionMencintai bukan harus memiliki bukan? Sama seperti Ara, dia tidak bisa bersama dengan seseorang yang ia cintai. Dia harus bisa merelakan tambatan hatinya itu bahagia dengan orang lain, bukan dengan dirinya. Cinta mereka terhalang sesuatu yang sanga...