28 || Bunga mawar merah

86 1 1
                                    

Have a nice day

"Apa maksud lo, Lang?" Tanya Ara dengan pandangan tak percaya.

Ara melepaskan cekalan Varel pada tangannya lalu berjalan mendekati Galang yang berdiri mematung. Dia pun tidak tau kenapa bisa berkata demikian, semua itu terjadi begitu saja.

"Maaf," sesal Galang dengan kepala menunduk.

"Dengan lo yang bilang gitu, itu artinya lo ga ikhlas bantu gue Lang," ucap Ara.

"Tapi gue yang selalu ada buat lo ketika lo butuh seseorang, Ra. Gue yang selalu jadi obat buat lo, gue yang nyembuhin lo, gue yang ngobatin luka lo. Gue, Ra, gue! Bukan dia!" Tunjuk Galang pada Varel yang sedari tadi diam memperhatikan.

Varel tau situasi, dia memilih diam dan memahami. Jika nanti sudah stabil, dia akan bertanya kepada Ara.

"Lo milih sama dia di banding gue," lirih Galang.

"Gausah bawa-bawa Varel, dia gatau apa-apa. Dia cuman cowok yang sekarang singgah di hati gue setelah bertahun-tahun gue mati rasa gara-gara lo," ucap Ara dengan nada pelan di akhir kata.

"Apa maksud lo?" Heran Galang.

"Lupain. Intinya gue gamau debat sama lo, kita temen bahkan sahabat. Gue––"

"Gue suka lo, Ra. Gue udah lama suka sama lo, apa lo gabisa ngertiin gue? Apa cuman gue yang harus ngertiin lo? Apa lo pernah mikir perasaan gue?"

Ara menghela nafas panjang, kenapa Galang se keras kepala ini sih. Dia kan jadinya ga mood beli parfum sama Varel. Jadi pengen jajan eskrim aja.

"Lo suka gue, tapi gue suka Varel. Lo mana tau gue dulu kaya gimana, Lang. Perasaan itu sekarang gak berguna lagi buat gue, buang aja jauh-jauh."

"Gabisa. Lo dulu kan juga suka gue, Ra. Apa rasa itu sekarang udah hilang? Secepet itu lo lupain gue?"

"Buat apa masih inget sesuatu yang bikin hati gue sakit," ucap Ara dan hendak menyelesaikan perdebatan ini namun lengan nya langsung di cekal oleh Galang.

"Setelah semua yang udah gue lakuin ke lo, apa ini balasan lo ke gue, Ra? Gue rela lakuin apa aja demi narik perhatian lo, tapi lo malah milih Varel yang gatau apa-apa. Sakit, Ra, disini sakit." Galang menuntun lengan Ara untuk menyentuh dadanya.

"Ini lebih sakit," kini Ara yang menyentuh dada nya setelah ia melepaskan cekalan dari Galang.

"Putusin Varel, Ra. Lo bakalan lebih bahagia sama gue. Gue yang tau semuanya, gue bakal jadi seseorang yang ngebuat lo lupa sama semua masalah."

"Lo gatau apa-apa tentang gue, jangan berlagak sok tau semuanya, Lang. Lo tau cuman setengah nya, selebihnya gaada yang tau, bahkan keluarga gue pun, mereka gatau apa-apa. Jadi––"

"PUTUSIN VAREL, RA! DIA GAK PANTES BUAT LO!"

"TURUNIN NADA SUARA LO BANGSAT!" Varel maju lalu mendorong Galang yang hendak mendekati Ara. Varel sedari tadi diam karna menurutnya situasi masih bisa terkendali, tapi kali ini tidak, Galang membentak Ara, bahkan cowok itu menyuruh Ara untuk putus dengan dirinya. Tidak bisa di biarkan, Varel pastikan Galang akan menyesal karna telah membentak Ara. Persis seperti apa yang pernah ia lakukan dan berakhir resah sepanjang malam.

Ketua Osis Manja Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang