20 || Closed heart

233 11 3
                                    

⃘♡

⃘♡

⃘♡

Have a nice day

Ara berjalan dengan langkah lebar dan cepat menuju lapangan, gadis itu tidak menghiraukan teriakan Nisa dan Dinda yang memanggil namanya. Entah kenapa saat Priska, teman sekelasnya memberitahu jika Varel bertengkar dengan kakak kelas membuat hati nya resah gelisah gundah gulana.

Bahkan lutut yang tadi masih sakit pun sekarang sudah tidak terasa lagi hanya karna mendengar Varel berantem.

Saat sampai di lapangan, tepatnya di samping, Ara terdiam sejenak dengan kening yang mengerut. Kenapa dia langsung berlari kesini? Menghampiri Varel? Apakah dirinya peduli dan khawatir kepada anak itu? Tapi, kenapa? Hatinya menyuruh untuk terus melangkah, tapi otak menyuruh berbalik. Untuk apa kesini?

Saat Ara hendak memutar tubuh, teriakan dari tengah lapangan membuat dirinya kembali menghadap ke depan. Terlihat Azril tengah berlari ke arahnya dengan wajah panik.

"Mau kemana? Ayo ke Varel, tu anak lagi lepas kontrol." Tanpa menunggu jawaban Ara, Azril langsung menarik lengan gadis itu dan membawanya ke tengah lapangan. Memecah lautan manusia yang tengah mengelilingi orang sedang baku hantam.

Disana terlihat Varel yang sedang memukuli siswa dengan membabi buta, matanya memerah dengan lengan urat yang menonjol. Kavin dan Danu berusaha melerai menjauhkan Varel dari kakak kelasnya itu tapi tidak bisa, tenaga dua orang kalah dengan tenaga Varel yang kini sedang di kuasai emosi.

"Rel udah woi! Anak orang bisa mati!"

Gibran dan Ade mengamankan si kakak kelas itu namun Varel berhasil mencegah dan menarik kerah leher nya. Wajah keduanya sudah babak belur tapi Varel belum juga mau selesai untuk menghajar.

Kembali pukulan itu di layangkan tepat mengenai pipi Irsyad, kakak kelas yang sekarang tengah menjadi samsak gratis untuk Varel. Namun, Irsyad juga melayangkan pukulan nya pada pipi sebelah kiri Varel, membuat cowok itu menoleh ke samping.

Ara yang melihat nya langsung membelalakkan mata, dia syok. Segera dia berlari menghampiri Varel yang tengah memegang kerah seragam milik Irsyad, di elus nya lengan kekar yang sedang mencengkram sang mangsa dengan erat. Ara sempat ketar ketir saat Varel tiba-tiba berhenti untuk memukul, dia takut malah dirinya yang kena amuk.

"Udah, Rel. Berenti ya? Ayo ikut gue," ucap Ara dengan nada selembut mungkin.

Cekalan pada kerah seragam Irsyad mengendur, Varel melepaskannya seraya mendorong Irsyad dengan kasar, hampir saja anak itu kejengkang jika tidak di tahan oleh Ade.

"Kenapa kesini?" Tanya Varel menghadap Ara.

"Ajak lo ke UKS, itu lebam lebam muka nya. Ayo kita mending ke-"

"Ohh sang pujaan hatinya dateng ngebela nih. Hay, Ara!" Sapa Irsyad. Varel menatap cowok itu dengan kilat mata yang memerah.

"Iya hay, lo diem bego pake nyapa nyapa segala. Di bogem lagi mampus."

"Jangan galak galak dong, gue kan cuman mau kenalan sama lo. Kan katanya lo tuh bisa berbaur cepet sama orang lain, bisa cepet ambil hati orang yang baru lo temuin. Ayo lakuin itu ke gue, gue juga mau."

Ketua Osis Manja Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang