24 || Padanan

234 8 1
                                    

⃘♡

⃘♡

⃘♡

Have a nice day

"Ipta."

Tubuh Varel menegang kala mendengar suara yang selama ini dirinya rindukan itu, dengan mata tertutup, Varel membalikkan tubuhnya ke belakang. Dia tidak mau kecewa karna salah mendengar, dia tidak mau kecewa jika nyata nya yang memanggil itu bukan Ara. Jadi Varel menutup mata.

"Kenapa di tutup matanya? Kamu gamau liat aku?"

Mata itu sontak langsung terbuka dan sangat terkejut kala melihat sosok gadis yang kini tengah berdiri di hadapannya dengan senyuman manis. Beberapa kali Varel mengucek matanya, benarkah apa yang dia lihat ini? Apakah saking kangennya kepada Ara, dia sampai menghalukan jika gadis manis itu kini tengah berdiri di hadapannya?

"Jangan di kucek lagi, nanti matanya merah." Ara memegang lengan Varel untuk mencegah kegiatan cowok itu yang sedari tadi terus saja mengucek matanya.

"Mimpi kan?" Tanya nya.

Melihat Ara yang menggeleng cowok itu langsung memeluk Ara dengan erat seraya menyalurkan rasa rindunya selama ini yang terus terpendam. Akhirnya, Ara kembali. Akhirnya, dia bisa memeluk Ara lagi. Akhirnya, penantian panjang ini berakhir.

"Rel? Duh anying gausah meluk erat erat buset dah, kecekek nih gue!"

"Maaf," ucap Varel melepaskan pelukannya. Ara yang kesal langsung cemberut lalu meninggalkan Varel. Sontak cowok itu pun dengan hati yang berbunga bunga mengikuti langkah Ara.

Para murid murid sudah mulai berdatangan, bahkan tempat yang tadi mereka singgahi pun sudah banyak di lalui orang orang. Ara sengaja menjauh dari sana dan memilih untuk pergi ke tempat yang lebih sepi. Dia juga butuh private, jika semua orang menyaksikan kejadian tadi, maka bisa Ara pastikan nanti akan tersebar berita kedekatannya dengan Varel. Bisa geger lagi ni sekolah.

Ara memilih untuk pergi ke roof top. Dia menghentikan langkahnya saat menyadari Varel berada di belakang. Hati Ara terasa sakit jika melihat wajah cowok itu, sudah berapa kali dirinya menyakiti Varel? Tapi Varel masih saja mempertahankan nya.

Masih layak kah ia jika bersama dengan Varel? Masih pantaskah ia bersanding dengan Varel? Pertanyaan pertanyaan itu terus terputar di kepala Ara, dia tidak berani membalikkan tubuhnya.

Ara terkejut kala merasakan ada tangan yang melingkar di pinggang nya, lalu ada kepala yang bersandar pada bahunya membuat gadis itu langsung menegang seketika. Entah kenapa, jantungnya saat ini berdetak lebih cepat. Meskipun Ara pernah berpelukan dengan saudara laki-laki nya, tapi sensasi ini, ketika Varel yang memeluknya, ada rasa nyaman yang tidak bisa ia utarakan.

"Rel, maafin gue. Maaf buat semuanya. Gue ngelakuin ini ada alasan yang kuat tapi gue gabisa cerita apalagi jelasin ke lo. Rumit Rel, lo ga akan ngerti dan gue cuman mau lo aman dan selamat. Meskipun gue yang harus turun tangan, gapapa. Demi lo apapun bakal gue lakuin."

Varel mendengar itu semua, tapi dia memilih untuk diam seraya mengeratkan pelukannya. Varel membiarkan Ara untuk menjelaskan meskipun kini banyak pertanyaan yang ingin sekali ia tanyakan.

"Gue ga berharap hubungan ini masih ada setelah apa yang gue lakuin ke lo. Gue anggep hubungan ini udah berakhir bersamaan dengan menjauhnya gue dari kehidupan lo. Sakit kan Rel? Sama, gue juga. Kalo lo mikir cuman lo doang yang nahan rindu, itu salah. Kalo lo mikir cuman lo doang yang ke siksa, lo salah. Gue juga sama, gue mau sama lo, gue suka sama lo, gue sayang sama lo, gue cinta sama lo."

Ketua Osis Manja Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang