15 || candunya Varel

451 9 0
                                    

Matamu canduku___Vrl

⃘♡

⃘♡

⃘♡

Have a nice day

Pagi pagi sekali Varel sudah berdiri di depan gerbang sekolah dengan jas osis melekat sempurna di tubuhnya. Dia berdiri menjulang tinggi dengan Sebastian yang setia berada di samping Varel.

Ada rasa kantuk yang menguasai mata hitam milik Varel, semalam dirinya pulang cukup larut. Salahkan Anin dan Arion yang malah mengajaknya mengobrol santai sampai lupa akan waktu. Di tambah si kembar yang menginap membuat suasana tadi malam begitu hangat di iringi dengan tawa riang.

Banyak obrolan serta game seru yang keluarga itu mainkan. Varel yang tidak mengerti hanya ikut ikutan saja. Bahkan Mahesa yang terkenal dingin pun tadi malam berubah 190 derajat dari biasanya. Dia menjadi lebih hangat dan lebih banyak bicara.

Pak Dinar selaku pembina OSIS di SMAYA, beliau memerintahkan kedua remaja tersebut untuk berjaga di depan gerbang setiap hari Senin untuk mengecek para siswa siswi yang tidak memakai atribut lengkap. Karna hari Senin akan di laksanakan upacara bendera.

Sedangkan seksi keamanan yang lain akan keliling sekolah dan mengecek setiap kelas jika saja ada murid nakal yang kabur atau bolos tidak mengikuti upacara bendera. Mereka yang membolos akan di kenakan hukuman dan namanya di tulis di buku pertanggung jawaban. Itu nantinya akan di bahas di akhir semester.

"Keren banget ya kita, udah kaya pangeran yang lagi nyari putri kerajaan nih berdiri disini," celetuk Bastian dengan sesekali tersenyum saat ada siswa siswi yang menyapa nya. Berbeda dengan Varel yang hanya diam tanpa ekspresi.

"Gajelas," acuh Varel. Menurutnya Bastian itu orang prik, topiknya pun kadang kadang tidak masuk akal. Seperti sekarang. Apa kaitannya berjaga di gerbang sekolah dengan mencari putri kerajaan? Sangat jauh dari ekspedisi Nusantara.

"Huh lo jangan dingin dingin anyep gitu, Rel. Senyum kek, itu daritadi banyak adkel yang nyapa lo," kata Bastian.

"Terus?"

"Bodoamat lah anjir."

Mata Varel memicing saat melihat gadis pujaan hatinya baru saja turun dari mobil Mercedes-Maybach Exelero berwarna hitam itu. Sepertinya Ara berangkat di antar oleh sang papa, lalu kemana 3 curut tersebut?

"Itu Ara ya?" Tanya Bastian. Varel mengangguk acuh dengan tatapan yang tidak lepas dari pergerakan Ara. Mulai turun dari mobil, cium tangan Arion lalu lambaian tangan saat mobil yang membawa papa gadis itu menghilang dari pandangan.

Ara berjalan santai bersama Nisa yang kebetulan baru saja sampai di sekolah. Perbedaan diantara keduanya ketara sekali. Nisa yang terlihat dewasa sedangkan Ara mirip sekali dengan anak kecil. Bagaimana tidak, botol dinosaurus yang di kalung kan ke leher itu tidak pernah absen Ara bawa, dan juga rambut yang di kepang lengkap dengan jepitan jepitan yang manis.

"Lucu ya." Varel langsung menoleh dan menatap tajam Bastian dari samping. Jangan sampai sekretaris osis ini menyukai Ara, dia tidak mau bersaing satu organisasi. Bisa berabe nanti.

"Botol minum si Ara maksudnya. Kalem elah, Rel. Ga bakalan gue rebut kok," kekeh Bastian yang menyadari gelagat aneh dari Varel.

Ketua Osis Manja Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang