[10] Dia Nyata!

70 38 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harap Jangan Plagiasi & Jangan Jadi Pembaca yang Pasif!❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harap Jangan Plagiasi & Jangan Jadi Pembaca yang Pasif!❤️

Jika kamu suka dengan cerita ini, tolong dukung dengan komen dan vote. Dukungan kecil dari kalian sangat berarti buatku dan bisa memberikan semangat lebih untukku terus menulis. Aku hanya ingin dihargai 🙏, sebagai gantinya aku akan menghargai kalian dengan tidak menggantungkan cerita ini.
Terima kasih! 😊

Hari-hari berikutnya, aku lebih memfokuskan diri pada momen yang nyata di kehidupanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari berikutnya, aku lebih memfokuskan diri pada momen yang nyata di kehidupanku. Aku ingat sekali, ada suatu momen ketika aku mendampingi bunda yang baru selesai kontrol. Sambil menunggu bunda menyelesaikan administrasi, aku berdiri diam di lorong. Hari itu, rumah sakit terasa lengang. Hanya ada beberapa pasien dan pengunjung yang terlihat di lorong rumah sakit, terlihat seorang pria paruh baya yang duduk sendirian di kursi. Dia sedang memandang selembar foto di dalam dompetnya dengan penuh kesedihan. Aku melirik sekilas ke arah foto itu, terlihat jelas seorang anak kecil dengan senyum manisnya.

"Eh, aku kok kayak pernah liat dia ya?" gumamku pelan.

Aku sontak membeku sejenak, ingatanku mulai kembali muncul seperti pecahan puzzle yang mulai menyatu.

"Uh, kepalaku," ringisku sambil menyentuh kepalaku yang pusing.

****
FLASHBACK ON

AXETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang