Chapter 7

276 11 0
                                    

GAS AJA YA

---

Rendi yang lagi ngegendong

"dari mana kamu?" ucap seorang pemuda di belakang mereka bertiga

mata Rendi memutar ke arah sumber suara tersebut dengan sedikit terkejut

"Eh abang, udah lama disini? " Rendi tersenyum kikuk serta takut pemuda di depannya

"Eh bentar, lo adiknya Aksa?" tanya Arel kepada rendi

"Hehe iya, maap lagi memberitahumu" Rendi tidak bisa lari dari penglihatan mereka berlima

"JADI!.. Ohh kalian ya betul betul, Anero, Arro sini!!" Mata Arel tiba tiba berubah menjadi mencekam sedangkan Arro serta Anero tidak bisa berkata kata karena aura ibunda nya sangat kental

"Lo M-mau ngapain/Saya bisa j-jelasin" sahut mereka berdua sambil tergidik ngeri

"TURUNKAN KEPALA KALIAN!! TURUNKAN KEPALA KALIAN ATAU KEPALA KALIAN YANG AKU KALUNGIN!?" Perintah mutlak milik Arel keluar, mereka langsung menundukkan kepala nya di depan dia

"A-aduh Sakit anjir/S-sakit bisa tolong lepasan shhhh" Sahut mereka berdua karena di tarik telinga nya oleh Arel

"Bun marahin aja bun om yang makai jas abu abu itu, om itu nglecehin Arro" ucap Arro sambil senyum licik dan sedikit memberi bumbu bumbu kemarahan

Arel yang mendengar pun terdengar sedikit menaikan amarahnya"A-aduh sakit banget bjir, Engga dia bohong, dia yang mau nglecehin gue sama sampe minta lebih"ucap Rendi terdengar kesakitan

"Jadi yang salah siapa?"tanya Arel kepada mereka, sedangkan Aksa cuma diem melihat mereka berdua sambil memegang telinga nya yang masih di jewer oleh Arel

Ryan yang mendengar arah keributan di arah ruang tamu langsung turun dari lift
"Baby lepasin mereka, kasian mereka kesakitan gitu!" perintah Ryan yang selagi berjalan ke arah mereka , arel langsung melepaskan jarinya di telinga mereka berdua dan di bopong oleh Ryan

"jadi yang benar dan salah siapa di sini?" tanya Arel sekali lagi

"itu Om mereka berdua yang salah, Semalam kita minum di bar, setelah itu Mereka bertemu dan Arro meminta menghangatkan tubuh si om itu" sahut Ben selagi turun ke tangga

"Diem puki, lo kebiasaan deh" ujar Rex

"OOH JADI ANAKKU YANG CABUL, BELAJAR DARI MANA KAMU SEPERTI ITU?" tanya Arel kepada sang anak

"Jangan marah marah baby, ingat" sahut Ryan selagi memangku Arel

"Bangsat, awas mereka berdua gue bogem kalian nanti!!,kurang ajar!!"Batin Arro sambil matanya tertekan, "hehe sedikit aja kok bun" ucap Arro sambil menenggelamkan tanganya di hoodie miliknya

Arel yang melihat tingkah anak anak nya tersebut cuman bisa menghela nafas, "huft baik baik"

"jadi Lo bisa jelaskan ada apa" Tanya Arel kepada kedua nya

"Jadi aku adiknya Aksa,beneran, aku dari dulu di apart sendiri karena dia lagi kuliah di luar negeri, dan kerja di sana" ucap Rendi

"Iya saya mengembangkan perusahaan kecil kecilan di sana, dan berniat untuk memindahkan ke tempat kelahiran ku di sana, di thailand , malah bertemu anak manis ini hmm, sini nero sama mas" Sahut Aksa kepadanya

"Hallah kalo gak ada bantuan aku juga gak akan seperti ini" Sahut ryan sinis kepada temannya

"Anjir lo" Aksa tertekan batin

"AWAS AJA KALIAN BIKIN ANAK GUE NANGIS, KU BUNUH KALIAN SATU SATU"

semua yang mendengar ucapan Arel tiba tiba pada diem tak bersuara

RYAREL (BXB) [Mpreg]endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang