Chapter 3

678 18 0
                                    

Melamun merenungi ucapan yang dikatakan oleh Omanya saat waktu itu. Quella rasa-rasanya hari ini tidak berselera melakukan apapun. Melihat wajahnya yang sudah dirias cantik oleh Yuren, tidak membuatnya merubah ekspresi wajah yang cemberut.

"Aku benci ini," ucap Quella yang dapat jelas didengarkan oleh telinga Yuren.

Membereskan alat make-up yang telah digunakan. Yuren memang sudah seperti pelayan pribadi bagi Quella, karena sebenarnya Nona mudanya ini tidak bisa melakukan apapun sendiri. Harus selalu ada yang membantunya, bahkan dari menyiapkan bak mandi, hingga mempersiapkan diri.

Bisa dikatakan hidup Quella sudah seperti Putri Kerajaan yang selalu harus dibantu oleh para dayang-dayangnya. "Tapi Nona tidak ada salahnya mencoba terlebih dahulu," bujuk Yuren.

Sebenernya tujuan dari Nonanya bersiap untuk hari ini, karena harus bertemu dengan Tuan muda Parvez sesuai perjanjian yang dilakukan.

Diam sesaat sebelum sebuah senyuman sinis muncul di wajahnya. "Sepertinya membuat orang itu kesal tidak ada salahnya," gumam Quella pelan setelah melirik jam yang ada di kamarnya.

"Hubungi Parvez, bahwa aku tidak mau pertemuan diadakan di sana. Jika memang mereka ingin bertemu, maka temui aku di Queez Hotel bukan ditempat lain," ucap Quella dengan enteng tanpa beban bersalah.

"Tapi Nona, sudah sangat terlambat jika ingin merubah jadwal pertemuan," Yuren merasa Nonanya terlalu berprilaku sesuka hati. Padahal sebenarnya pihak mereka yang bener-bener membutuhkan bantuan.

"YUREN.... Cukup turuti apa yang aku katakan," gerutu Quella dengan marah, dirinya sangat membenci orang yang selalu membantah permintaannya.

"Baik Nona, saya akan menghubungi pihak Parvez," Yuren mengalah karena sikap keras kepala dari nona mudanya, dan segera pergi untuk menghubungi pihak Parvez.

Mendengar pintu kamarnya tertutup, Quella tetap mempertahankan wajah angkuhnya itu. Menatap serius wajah cantiknya di cermin kemudian bergumam sesuatu.

"Pilihan yang tepat hanya dengan pernikahan. Setelah Queez Hotel sudah dalam keadaan baik-baik saja, bukankah aku bisa terlepas dari pernikahan menjijikan itu."

"Yah itu pilihan yang tepat, lagi pula pernikahan itu hanyalah status semata. Tidak akan merubah apapun lagi," lanjut Quella dengan sangat percaya diri.

Berdiri melihat bagaimana penampilannya hari ini. Quella mengenakan dress yang sangatlah cantik, dipadukan tataan rambutnya yang pas dengan bajunya ini. Sempurna tanpa celah itulah kalimat yang menjabarkan bagaimana penampilan Quella saat ini.

°°°°°°

Di sebuah Restoran yang sudah disiapkan dengan baik. Menunggu hampir setengah jam, melebihi jam pertemuan. Tapi sayangnya orang yang ditunggu tidaklah muncul. Menikamati cerutu yang ada ditangannya ini, mata birunya Xaver memperhatikan tanpa terlepas sedikitpun saat-saat Jad menerima panggilan dari seseorang yang diketahui olehnya pelayan pribadi dari Quella.

"Maaf Tuan muda, sangat disayangkan sekali bahwa Nona Quella hanya ingin pertemuan ini diadakan di Queez Hotel," ucap Jad setelah menerima panggilan dari Yuren.

Menaikan alisnya sebelah, Xaver jelas-jelas tidak menyukai ucapannya yang dilontarkan oleh Jad. "Apa dia tidak tau ini jam berapa, dan tiba-tiba begitu saja merubah pertemuan dengan sesuka hati," ucap Xaver yang memang sangat membenci orang yang membuang-buang waktu berharganya.

"Jadi Tuan, apa kita harus tetap melanjutkan kerja sama ini," ujar Jad hanya berbasa-basi, padahal dirinya sudah tau bagaimana sikap Tuannya ini.

"Apa perlu aku jelaskan kembali?" ucap Xaver dengan penuh penekanan. Jelas-jelas sekarang dirinya dibuat geram, cerutu yang dinikmati olehnya sekarang tidak menyurutkan sedikitpun kekesalannya.

THE MAIN CHARACTER IS ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang