Chapter 16

233 25 1
                                    

Quella duduk di pelaminan dengan gaun pengantin yang begitu cantik, namun matanya kosong melihat kerumunan tamu yang bertepuk tangan. Xaver, yang kini resmi menjadi suaminya, tersenyum ramah ke arah para tamu, dengan tangan Quella yang tidak lepas dari genggamannya.

"Tersenyumlah, jangan berwajah masam begitu. Kamu terlihat jelek," bisik Xaver yang tau Quella sama sekali tidak berusaha menutupi raut wajah kesalnya, atau sekedar berpura-pura untuk bahagia.

"Sampai kapan acara ini, aku lelah," ungkap Quella yang ingin cepat-cepat istirahat. Dirinya merasa sudah sangat lelah, jika harus lebih lama berpura-pura.

Xaver melihat sekitar, walaupun pernikahan mereka hanya sederhana. Tapi ternyata orang tuanya mengundang orang-orang penting, bahkan rekan bisnis mereka. Tentu itu membuat Xaver harus berbasa-basi walaupun hanya sebentar.

Hingga matanya melihat kearah seseorang yang datang, hal itu langsung membuat berwajah masam. "Oh kamu tidak ingin menyambut orang itu," Xaver menunjuk ke arah seorang laki-laki yang berjalan ke arah mereka, bersama wanita di sampingnya.

Melihat siapa yang datang, Quella langsung menatap tidak suka. Elvis menghampirinya berserta Loretta, kehadiran Loretta yang membuat Quella kesal bukan main. Tanpa disadari olehnya sendiri, genggaman pada tangan Xaver berubah menjadi mencengkram nya erat, seperti berusaha menekan rasa amarahnya.

Xaver bersikap biasa, hanya saja hatinya merasa panas. Mengetahui fakta bahwa Quella masih memiliki perasaan yang besar pada Elvis.

°°°°°

Melangkahkan kakinya menuju mempelai yang sedang berada di pelaminan. Elvis datang di temani oleh Loretta. Awalnya ia merasa sangat terkejut akan undangan pernikahan Quella yang tiba-tiba saja. Dirinya seolah tidak mendapatkan kabar apapun lagi.

"Hi Quella, selamat atas pernikahan kalian," Elvis menyapa terlebih dahulu, bersamaan dengan senyuman ramah untuk Xaver.

Loretta juga tersenyum tipis pada Quella beserta Xaver. "Selamat atas pernikahannya," ucap Loretta ramah, dan berusaha menghindari tatapan tajam Quella padanya. Ia seolah tersadar bahwa Quella masih membencinya.

"Terimakasih telah datang," ungkap Xaver pada keduanya, karena dirinya tau Quella sampai kapanpun tidak akan mau menjawab sapaan itu. Bahkan saat tadi Quella hanya diam tidak mau menyambut tamu yang lain, jadi Xaver harus memaksanya agar mau.

Elvis menganggukkan kepalanya, saat pandangan matanya bertemu dengan Quella. Entah mengapa Quella langsung menghindar dari tatapannya. "Que...," Elvis akan berbicara, namun sayangnya, Quella jelas-jelas menolak berbicara dengannya.

"Aku lapar, ayo ke sana," ucap Quella yang menari-nari tangan Xaver agar cepat mengikutinya.

"Iya, maaf istriku ingin makan dulu. Silahkan nikmati pestanya," Xaver berkata kepada Elvis dan Loretta, kemudian mengikuti apa yang Quella inginkan.

Menatap kepergian keduanya, Elvis tau pasti Quella enggan membicarakan masalahnya padanya. Padahal dirinya hanya ingin mencari tau, mengapa Quella bisa melakukan keputusan besar ini.

"Elvis," Loretta melambaikan tangan tepat di wajah Elvis yang melamun.

"Oh iya," Elvis langsung tersadar akan panggilan dari Loretta padanya.

"Kamu tidak apa-apa," Loretta mengkhawatirkan Elvis, karena seperti berekpresi sedih.

Elvis segera menggelengkan kepalanya, dan secara tidak sengaja menyentuh rambutnya yang sudah rapih itu. "Tidak, aku baik-baik saja, ayo..," Elvis langsung mengelak, ia langsung tersenyum kembali, agar Loretta tidak mengkhawatirkannya.

"Tunggu dulu," Loretta menghentikan langkah Elvis. Tangannya terulur merapihkan rambut Elvis yang sedikit berantakan. "Nah... Ini baru rapih," ucap Loretta setelah dengan lembut merapihkan rambut Elvis.

THE MAIN CHARACTER IS ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang