Chapter 2

908 28 0
                                    

Di ruangannya Elvis membawa Loretta untuk duduk bersamanya. Mengambil kotak P3K segera, kemudian mengeluarkan alat yang membantunya untuk membersihkan luka milik Loretta.

"Apa ini sakit?" Elvis bertanya kembali, tangannya dengan telaten mengobati luka karyawannya.

Loretta langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat-cepat. "Tidak ini sama sekali tidak sakit," ujar Loretta yang sebenarnya sudah menggigit bibir dalamnya dari tadi menahan sakit. Matanya saja berkaca-kaca, menahan takut mengingat kejadian tadi.

Menaikan alisnya sebelah, Elvis tentu tidak bodoh, dirinya tau Loretta kesakitan. Menghembuskan napasnya pelan, Elvis merasa sangat bersalah atas apa yang terjadi pada Loretta. Tangannya dengan lembut membalut luka bekas dari pecahan kaca tadi. "Atas nama Quella aku minta maaf."

"Tidak pak bos, lagi pula akulah yang sebenarnya bersalah," Loretta dengan cepat menyangkal apa yang dikatakan bosnya ini. Bersyukur karena Bosnya tidak menyudutkan dirinya.

Menyudahi membalut luka Loretta, menatap dengan intens wajah Loretta yang begitu teduh. "Kamu ternyata sangat baik hati sekali ya," puji Elvis dengan nada yang sedikit candaan.

Loretta hanya diam tidak menanggapi ucapan dari bos nya ini. "Kamu berhak marah, atas apa yang Quella lakukan. Kejadian tadi hanyalah ketidaksengajaan, jadi aku minta maaf atas nama Quella," ucap Elvis yang tidak mau Quella memiliki image buruk bagi orang lain lagi.

"Baik pak bos, saya terima permintaan maafnya. Kalo begitu saya pamit dulu untuk melanjutkan pekerjaan lainnya," ujar Loretta yang berdiri, tapi tangannya tiba-tiba langsung di tarik oleh bosnya ini.

Mata mereka membulat secara bersama-sama. Loretta tidak sengaja terjatuh dipangkuan Elvis. Dirinya tidak seimbang karena tarikan tangan dari Elvis. Wajah mereka sudah memerah karena malu.

Terkejut dengan apa yang dilakukannya tiba-tiba. "Maaf aku tidak sengaja, sepertinya tarikan tanganku terlalu kasar," Elvis menjadi gugup sendiri.

"Tidak itu juga salahku, kalo begitu aku pamit Pak bos," Loretta cepat-cepat berdiri dan langsung segera pergi dari ruangan bosnya.

Menepuk jidatnya saat suara pintu tertutup. Elvis merasa bodoh dengan apa yang dilakukannya tadi. "Padahal tadi aku ingin berbicara, untuk dirinya tidak perlu bekerja hari ini. Elvis kamu bodoh," gumamnya menggerutuki kebodohannya sendiri.

"Tapi mengapa hatiku terus berdetak cepat sekali. Apa aku jatuh cinta pada Loretta?" tanya Elvis pada dirinya sendiri, dengan tangannya terus menyentuh dadanya yang berdetak detak tidak karuan. Wajahnya juga memerah mengingat tadi, betapa dekatnya wajah Loretta yang sangat cantik dan begitu lembut itu.

°°°°°

"Aaaaaaah," suara teriakan yang menggelegar, ditambah dengan lemparan barang-barang apa saja yang dapat digapai oleh tangan cantiknya itu.

Prang... Prang...., suara dari pecahan barang tidak dapat terhenti. Ruang kerja yang tadinya rapih sekali, sekarang berantakan tidak berbentuk. Di sisi lain Yuren hanya dapat melihat dan membiarkan tingkah nonanya yang sangat jelas sedang marah besar.

Dua hari kemudian setelah kejadian di cafe itu. Quella yang sedang bermain handphone melihat berita yang sedang viral hari-hari ini. Ternyata dirinya menjadi perbincangan topik trending. Hingga akhirnya emosinya tersulut dan tidak bisa terkontrol kembali.

"SIALAAN AKU BENCI INI," geram Quella dengan marah, mengingat kejadian tadi. Bahkan dirinya semakin dibuat marah, akibat video yang tersebar saat kejadian itu.

Tentu yang paling dirugikan adalah dirinya, apalagi hal itu semakin berdampak pada Queez Hotel. Kemarahan meluap pada ulu hatinya, bahkan saking emosinya Quella tidak lagi memperdulikan penampilannya.

THE MAIN CHARACTER IS ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang