Chapter 4

546 14 1
                                    

Pintu lift terbuka otomatis menandakan mereka telah sampai. Kaki jenjangnya melangkah keluar, aura yang dominan akan kekuasaan terpancar dari wajahnya yang rupawan. Sampai ditempat tujuan mereka, Xaver berbalik saat baru mengingat sesuatu.

"Oh satu hal. jika Ella mengirim sebuah undangan untukku segera serahkan padaku," ucap Xaver sebelum mereka akan masuk ke dalam ruangan rapat hari ini.

"Hah.. Ella???!!" seru Jad bingung, kepala berpikir keras mengingat siapa itu Ella, karena dirinya merasa tidak mengenali nama itu.

Kesal karena Jad yang terlalu lama berpikir membuat Xaver geram sendiri. "Quella Grizelle," ucap Xaver menatap tangan kanannya dengan pandangan marah, karena tidak langsung memahami keinginannya.

"Maafkan saya Tuan. Saya akan pastikan bahwa undangan itu akan segera sampai di tangan anda," ujar Jad yang langsung menundukkan kepalanya. Merasa bersalah karena tidak langsung menyadari keinginan yang tuannya inginkan.

"Hm....," gumam Xaver dengan malas, emosinya sedikit mereda. Xaver marah bukan tanpa maksud, karena tugas dari Jad yang paling utama adalah mengikuti semua keinginannya.

Membukakan sebuah pintu untuk tuannya, Jad berdiam diri menunggu tuannya untuk masuk terlebih dahulu. Xaver yang awalanya akan memberikan perintah kembali mengurungkan niatnya, saat melihat ruangan rapat terpenuhi oleh karyawannya.

Berjalan masuk dengan penuh wibawa, Xaver merubah ekspresinya yang menunjukan bahwa tidak ada yang bisa mempermainkannya, dalam hal besar atau bahkan sekecil apapun itu. Duduk di kursi kebesarannya, melirik ke semua orang yang hadir, memastikan tidak ada yang kosong di bangku yang sudah disediakan.

"Siapapun yang tidak hadir, atau telat sedikit saja dalam rapat ini. Satu kata yang pasti keluar dari Parvez Company," perintah Xaver setelah melihat tidak ada yang kosong.

"Baik Tuan Muda," ucap semunya dengan kompak, tentu mereka berkeringat panas dan dingin. Karena semua karyawan sudah sangat mengerti bagaimana sifat Tuannya yang sangat bener-bener menghargai waktu itu.

"Bagus, kita mulai segera," ujar Xaver puas dengan karyawannya yang sudah mengerti ini. Dirinya bener-bener sangat membenci orang yang membuang-buang waktunya.

Tapi sepertinya hal itu akan terkecuali kan oleh satu orang yang sekarang masih berada di kepalanya tidak hilang sedikitpun. Mengingat kejadian sebelum dirinya tiba-tiba mengahampiri Quella saat itu.

°°°°°

Di dalam mobil rolls royce, terdapat Xaver yang duduk tenang, sambil melihat email yang masuk di handphonenya. Hingga sebuah pesan terkirim dari ayahnya.

'Istriku ingin dessert jadi cepat belikan.'

Isi pesan itu jelas-jelas perintah, bukan lagi permintaan tolong. Xaver yang tidak mau mendapatkan omelan atau apapun, lebih memilih untuk segera menuruti.

'Ok.'

Xaver hanya membalas dengan singkat, dan langsung menutup layar handphone. Tanpa mau melihat balasan dari pesan ayahnya lagi.

"Jad kita berhenti dulu ke toko dessert kesukaan Ibu," perintah Xaver saat melihat sebuah pesan masuk di handphonenya itu.

"Baik Tuan," Jad segera menuruti keinginan Tuannya, mobil yang dikendarainya berhenti pada sebuah toko dessert terkenal, dan menjadi langganan nyonyanya kunjungi.

Mobil berhenti, Jad membukakan pintu untuk tuannya. Keluar dari dalam mobil, Xaver menatap sekitar ternyata tidak terlalu ada yang berubah. Berjalan masuk, dirinya melihat antrian yang membuatnya langsung malas seketika. Apalagi orang-orang sudah terus memperhatikannya, itu yang membuat dirinya menjadi semakin kesal.

THE MAIN CHARACTER IS ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang