Chapter 13

268 16 0
                                    

Memarkirkan sepeda motor yang dikendarai olehnya di parkiran rumah sakit. Quella turun dengan wajah cemberut di wajahnya. Elvis bersikap biasa, seperti tidak ada yang terjadi apapun.

"Lihat rambutku," gerutu Quella setelah melepas helm yang dirinya pakai, dan melemparnya begitu saja kepada Elvis

Elvis menangkap helm itu, menatap kearah Quella yang langsung membuatnya terbahak lucu. "Hahaha.... haha... rambutmu seperti singa yang baru bangun tidur," ledek Elvis yang tidak tahan melihat pemandangan langka ini, mungkin akan dirinya ingat momen langka ini, agar bisa meledak Quella sesuka hati nantinya.

Quella memang selalu tampil sempurna, walaupun itu padanya. Jadi ini merupakan sebuah kesempatan melihat Quella yang tidak rapih, karena rambutnya. Bahkan Elvis masih ingat dengan jelas, Quella tidak akan mau pergi sekolah jika bajunya kusut sedikit saja, atau tataan rambutnya tidak sesuai kriterianya.

"Ih.... ini salah mu tau. Aku kan sudah katakan pakai taksi saja saat tadi, rambutku jelek sekali," protes Quella merasa jengkel karena suara tawa dari Elvis padanya.

Elvis menghentikan tawanya. Tangannya terulur merapihkan rambut Quella. "Iya maaf... Sini aku bantu," Elvis begitu fokus menata kembali rambut hitam legam Quella.

Mendapati perilaku yang begitu sweet dari Elvis, berhasil membuat Quella merasa tidak bisa bernapas, dikarenakan perlakuan Elvis membuat hatinya berdegup kencang.

Apalagi mereka begitu sangat dekat, sedikit membuatnya gugup saja. Quella bisa merasakan hembusan napas Elvis, tanpa disadari olehnya warnah merah di pipinya mulai memancarkan keluar

Elvis mengerutkan dahinya heran, saat melihat pipi Quella yang memerah. "Apa matahari membuat wajahmu terbakar?" Elvis menyentuh wajah Quella dengan perlahan untuk memastikan.

Semakin gugup akan yang dilakukan Elvis, Quella repleks mendorong tubuh Elvis dengan kedua tangannya. "Iya semua gara-gara dirimu," ucap Quella beralasan menutupi rasa malunya, bahkan sampai tidak berani untuk saling bertatap dengan Elvis lagi.

Bukannya membuat dirinya percaya, Elvis merasa Quella semakin tidak baik-baik saja. "Tapi wajahmu semakin memerah," ucap Elvis yang khawatir, jika terjadi sesuatu. "Jika tau begini, aku akan membawa mobil saja," Elvis merasa menyesal, Quella memang terkadang terlalu sensitif terhadap sesuatu.

Quella rasa-rasa ingin menjitak keras kepala Elvis saja. 'Dasar tidak peka,' gerutu Quella di dalam hatinya. Saat Elvis akan mendekat, dirinya langsung saja berbalik dan beranjak, mengabaikan teriakan dari Elvis padanya.

"Quella tunggu," ujar Elvis yang dibuat bingung karena Quella pergi begitu saja, tanpa mengajaknya.

°°°°°

Di tempat yang lain di sebuah ruangan mension Parvez yang begitu indah. Alina menatap tajam ke arah putranya setelah mengintrogasi dengan berbagai macam pertanyaan yang bertubi-tubi.

Awalnya Alina akan membicarakan hal ini saat mereka berada di restoran tadi restoran tadi. Namun Zafran menentang dirinya merasa hal itu tidaklah pantas untuk dibahas di tempat umum. Alina juga menyetujuinya karena merasa tidak bisa leluasa untuk berbicara.

Sekarang dirinya dibuat marah saat sudah mengetahui hal yang sudah dilakukan oleh Xaver.

Xaver awalnya hanya diam tidak mau mengatakan apa yang sudah dilakukannya. Tapi karena terbiasa tidak pernah berbohong pada ibunya, membuat Xaver akhirnya mengatakan semua secara gamblang, bahkan tidak ada yang ditutupi olehnya, tentang perbuatannya saat kemarin malam.

"Xaver, apa kamu bodoh?" Alina bertanya dengan begitu sarkas.

Tidak langsung menjawabnya, Xaver diam sejenak. "Aku menginginkannya ibu," tanpa ragu Xaver katakan dengan pelan, tapi masih bisa didengar oleh kedua orang tuanya.

THE MAIN CHARACTER IS ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang