Chapter 1

1.7K 55 1
                                    

Diruang kantor yang terkesan feminim, terlihat seorang wanita sedang duduk cantik membaca barisan laporan yang ada di tangannya. Ruangan yang di desain olehnya langsung, dengan warna yang serba pastel sangat terkesan jelas, bahwa penghuninya sangat menyukai suasana yang cerah seperti matahari yang selalu bersinar di waktu pagi.

"Nona setelah semua ini, saya mendapatkan informasi yang mungkin akan berguna bagi kita," ucap sang asisten pada nonanya. Dirinya sudah bekerja semenjak nonanya remaja dan sampai sekarang.

"Cukup Yuren, aku tidak mau mendengarkan apapun sekarang. Bisakah kamu keluar!?!" ujarnya yang terkesan mengusir asisten dan juga sebagai pelayan pribadinya itu agar segera keluar dari ruang kerjanya.

Menghembuskan napasnya pelan, Yuren wanita berumur 25 tahun hanya dapat pasrah melihat tingkah laku nonanya,  yang terkadang kurang dewasa saat menghadapi masalah seperti ini. "Baik nona, saya undur diri kalo begitu," seru Yuren mengalah dan memilih untuk memberikan waktu untuk nonanya berpikir sejenak.

Mendengar pintu ruangannya tertutup, tidak membuat wajah sombong yang selalu dipasangnya hilang. Membaca kembali laporan yang ada di tangannya, urat kemarahan semakin muncul pada dahinya. Memukul meja dengan kedua tangannya, menghembuskan napasnya kasar. Kemudian menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya. Menutup wajahnya karena tidak ingin seorang pun melihat raut keputusannya.

Quella Grizelle wanita berumur yang sebentar lagi menginjak usia 25 tahun, pemimpin dari Queez Hotel yang sudah turun-temurun yang dimiliki dan dikelola oleh keluarganya. Di usianya yang terbilang muda Quella sudah ikut terlibat dalam pengelolaan hotel, karena kedua orangtuanya yang telah tiada. Dirinya hanya memiliki satu anggota keluarga yang masih ada yaitu neneknya. Hal itu terkadang membuatnya selalu bersikap angkuh, sombong, bahkan selalu ingin menang dari siapapun.

Queez Hotel selalu menjadi pilihan terbaik, karena merupakan hotel yang selalu digunakan oleh kalangan atas. Walaupun hanya memiliki satu cabang yang hanya ada di kota besar ini, itu tidak membuat Queez Hotel tertinggal. Sebaliknya Queez Hotel selalu menjadi pilihan nomor satu untuk setiap acara, dikarenakan memiliki konsep seperti castile yang megah dan mewah, yang membuat itu menjadi ciri khas dari Queez Hotel.

Namun naas masalah selalu saja ada dimana pun, walaupun Quella sudah berusaha untuk seteliti mungkin. Hotel miliknya sekarang dalam masalah, ada pesaing yang membuat isu buruk tentang hotelnya. Isu tersebut mengatakan bahwa hotelnya selalu menjadi tempat untuk transaksi gelap yang dilakukan oleh kalangan atas.

Quella tentu awalnya tidaklah mengerti mengapa tiba-tiba ada isu tersebut. Setelah melakukan penyelidikan ternyata ada seorang penghianat berada di hotelnya ini, yang membuat hotelnya menanggung kerugian besar, dan orang itu juga yang bekerja sama untuk membuat isu itu tersebar luas.

Quella sudah melakukan berbagai cara agar reputasi hotelnya kembali membaik. Namun sayang sekali tidak ada yang berhasil satupun, sebaliknya isu itu semakin besar dan berlebihan. Hal itu membuat hotelnya sekarang sepi pengunjung. Jika itu terus terjadi, maka kemungkinan terburuk Queez Hotel terancam bangkrut.

"Sudah tidak perlu sedih begitu, ayo kita makan siang dulu. Aku tau kamu belum makan dari pagi," ucap seorang laki-laki yang membuat Quella langsung mendongakkan kepalanya.

"Elvis," seru Quella dengan nada sedih, jika bersama Elvis, Quella selalu bisa untuk mengungkapkan semua perasaan yang ada di hatinya.

Elvis Casildo 25 tahun, merupakan sahabat Quella sejak kecil. Keluarganya dan Quella sangatlah dekat, itu yang membuat hubungan mereka tetap ada. Bahkan menempuh pendidikan pun mereka selalu saja satu tempat. Elvis merupakan pebisnis di bidang Food and Beverage, dirinya memiliki sebuah restoran di beberapa tempat, usaha itu sudah dimiliki kelurganya sejak lama, dan Elvis terus berusaha agar restoran mereka tetap berkembang dan bertahan.

THE MAIN CHARACTER IS ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang