Chapter 11

302 15 0
                                    

Mata Quella berkedip perlahan, mencoba mengusir kabut tidur yang masih menempel di pelupuk matanya. Saat penglihatannya mulai jernih, ia tersentak. "Mengapa aku bisa ditempat ini?" gumam Quella saat menyadari dirinya berada di salah satu kamar milik Queez Hotel.

Memegang kepalanya, yang berdenyut nyeri, karena memaksakan untuk bisa mengingat. "Aku tidak bisa mengingat apapun," Quella kebingungan karena seingatnya, dirinya berada di dalam perjamuan.

Menoleh kearah jendela, karena merasa ada seseorang di sana memperhatikannya. Mata onyx nya bertemu dengan mata biru shappire Xaver yang duduk di kursi dekat jendela. Cahaya pagi yang menerobos melalui jendela memantulkan kontur wajah Xaver yang tampak serius, dan yang lebih mengejutkan Quella adalah kenyataan bahwa Xaver hanya mengenakan celana panjang, memperlihatkan dada bidangnya yang penuh dengan otot terdefinisi dengan jelas.

Quella menutup matanya sejenak, terpesona sesaat kemudian tersadar, berusaha mengumpulkan ketenangan hatinya. Dirinya juga baru menyadari saat gaun yang dipakainya semalam, telah berganti dengan sebuah setelan baju tidur.

Sebelum Quella sempat untuk berkata-kata, suara bising dari arah pintu kamar hotel membuatnya terganggu.

BRAK....

Pintu kamar hotel terbuka dengan keras, suara dobrakan dari pintu membuat Quella langsung menatap marah. Terlihat Jad bersama dengn Yuren masuk. "Nona muda," ucap Yuren dengan khawatir, pasalnya nona mudanya menghilang dari semalam. Yuren berjalan dan mengecek keadaan nonanya.

Owira masuk ke dalam untuk melihat keadaan Quella yang menghilang saat perjamuan, matanya membelalak kaget melihat Quella dan Xaver yang bersama. 'Mengapa mereka bisa berduaan?' terlintas pikiran buruk, membuat Owira langsung merasakan darah tinggi.

"Quella....," teriakan keras dari Owira, membuat semua orang membisu di tempat.

Zafran dan Alina yang berada di belakang ikut terdiam, mendengar teriakan yang terdengar marah itu. Mereka ikut terlibat, karena Xaver yang ikut menghilang bersamaan dengan Quella.

Owira berjalan dengan begitu tegas, melihat kemarahan omanya yang begitu besar, membuat Quella langsung bergerak dari tempat tidur dan berdiri kaku.

"Oma kenapa?" tanya Quella pelan, dirinya dibuat takut.

“Quella! Apa yang telah kau lakukan bersama Xaver?!” teriak omanya dengan nada tinggi dan penuh amarah, mengira Quella telah melakukan hal yang tidak pantas dengan Xaver.

“Tidak, Oma, kami tidak melakukan apa-apa!” Quella menggelengkan kepalanya, matanya berkaca-kaca namun dengan suara yang tegas ia membela diri.

Kemarahan omanya membuatnya takut, Quella menatap ke arah Xaver. "Parvez jelaskan, jangan diam saja!!" Quella meminta Xaver agar membantah omongan omanya.

Xaver hanya diam tidak mengatakan apapun, atau berkeinginan untuk menjelaskan. Dirinya dengan santai mengambil baju tidurnya, yang sempat dirinya lepas.

"Parvez..!" Quella terus mendesak Xaver agar berbicara.

"Apa aku harus menjelaskan kegiatan kita semalam?" ucap Xaver dengan nadanya yang datar, seolah-olah drama di depannya ini tidak penting baginya.

Bagai tersambar petir, di saat cuaca pagi hari yang hangat ini. Tangan Owira melayang menyentuh pipi Quella, bahkan dirinya melihat baju tidur yang sangatlah mirip dikenakan oleh Quella dan Xaver.

PLAK....

Suara tamparan yang cukup keras, Owira layangkan pada Quella. "Kurang ajar, oma mendidik mu untuk menjadi wanita yang menjaga kehormatannya. Apa yang kamu perbuat? Rasa-rasanya oma merasa gagal mendidik mu," Owira mengeluarkan semua kekecewaannya.

THE MAIN CHARACTER IS ME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang