𝘗𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯?

52 11 13
                                    


Dikamar baru dan rumah baru itu Nalla tampak sibuk dengan aksesoris yang menempel dihijabnya. Ia melepas satu persatu aksesoris itu dengan telaten.

Laki-laki itu melihat Nalla yang kesulitan pun mendekat.

"Sini gue bantuin." Ucap laki-laki itu menyentuh  beberapa aksesoris dihijab belakangnya tanpa menunggu persetujuan Nalla.

"Gue bisa sendiri!" tolak gadis itu.

"Gausah sok mandiri." Jawab laki-laki itu datar.

Gadis itu menghembuskan nafas kasar, lalu pasrah dengan kegiatan yang dilakukan Abi. Abi pun tersenyum kemenangan.

Nalla yang melihat itu langsung berdiri menampar laki-laki itu.

Plakk

Tidak ada ekspresi marah diwajah laki-laki itu, justru senyuman lebar yang ia tunjukkan.

"Ngapain lo malah senyum-senyum?!"

"Ini pertama kalinya lo nyentuh pipi gue." Ucap Abizhar dengan senyuman, sambil mengelus-elus bekas tamparannya.

Gadis itu memutar bola matanya malas, tidak habis pikir dengan tingkah laki-laki itu. "Gila lo."

"Kenapa lo nampar gue?" Tanya laki-laki itu lembut.

"Karena udah kecium rencana jahat lo! Lo tadi cuma akting kan nangis-nangis didepan gue, di depan semua orang? Caper kan lo?"

"Lo mau balas dendam sama gue kan karena gue selalu ngata-ngatain lo? Lo mau bikin gue kesel setiap hari kan dengan nikahin gue?!" Ucap gadis itu nada tinggi.

Laki-laki itu tertawa kecil. "Lucu lo."

Ia mendekati istri kecilnya.

"Gue nggak akting, gue beneran nangis kok! Gue terharu karena akhirnya bisa nikah sama orang yang gue suka."

"Dan lo salah kalau lo bilang gue bakal bikin lo kesel setiap hari, justru gue pengen liat lo senyum setiap saat, bahagia setiap saat, ketawa setiap saat. Gue nggak bakal biarin ada orang yang berani bikin lo nangis, termasuk gue sendiri."

"Gue juga nggak ada rencana jahat, rencana gue punya anak dua, cowok sama cewek." Ucapnya diiringi tawa kecil.

𝘊𝘶𝘱

Sebuah kecupan mendarat dikening gadis itu.

"Mau bukti apalagi kalau gue sayang sama lo?"

Abizhar berdiri dan membalikkan badannya, ia tersenyum untuk kesekian kalinya.

Gadis itu berdiri tepat di belakang Abizhar.

"Apa alasan lo sayang sama gue?" tanya Nalla menatap punggung laki-laki itu.

"Memangnya sayang dan cinta butuh alasan?" tanya balik laki-laki itu sambil berbalik memandang Nalla.

"Harus kalau sama gue! Gue nggak mau kalau alasannya nggak jelas."

"Oke, gue sayang sama lo karna lo itu orangnya kocak." jawabnya asal sambil terkekeh.

Gadis itu dibuat melongo dengan alasan tidak masuk akal itu. Tangannya mengambil ancang-ancang untuk mendaratkan tamparan keduanya.

"Eitss jangan tampar gue lagi, gue cuma bercanda." Ucapnya sedikit mundur.

"Gue sayang sama lo, karena Allah yang gerakin hati gue buat jatuh cinta sama lo, sesimpel dan sesederhana itu alasan gue."

Gadis itu tersenyum, ia tidak bisa berkata-kata lagi. Ia mencari letak kebohongan dimata laki-laki itu, tapi hasilnya nihil, hanya ketulusan yang ia temukan.

Semestaku Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang