𝘛𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘙𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢

60 5 3
                                    

Cahaya hangat mentari pagi perlahan masuk melalui jendela-jendela kamar. Sepercik cahaya mengenai wajah cantik gadis itu. Abizhar yang berada di depannya menatapnya dengan tatapan teduh, lalu perlahan bibirnya menerbitkan sebuah senyuman. Senyuman yang begitu menenangkan.

"Ntarr malem ceritain lagi ya, soal mantan lo itu." Ucap Nalla dengan suara sangat kecil.

"Dia bukan mantan gue." kata Abizhar sedikit kesal.

"Terserah lo, pokoknya lo harus ulangi lagi ceritanya."

"Nggak mau! Siapa suruh lo tidur duluan."

"Yee gue ngantuk tau!" ucap Nalla sambil mengerucutkan bibirnya, dengan kedua alisnya yang disatukan.

"Okei, asal lo nggak tidur lagi! Kayak orang gila gue ngoceh sendiri!"

Nalla terkekeh. "Okei Janji ya?" rengek Nalla manja.

"Syaratnya, lo harus sholat jama'ah bareng gue, gue ini suami lo kalo lo lupa!"

"Gue nungguin lo tau tadi subuh, lo nya nggak dateng-dateng, yaudah gue sholat sendiri!" protes Nalla dengan raut wajah kesal. Enak saja dia disalah-salahkan.

Abizhar terkekeh. "Oh iya ya, gue ketiduran habis Tahajud, jadi subuhnya agak telat."

"Kok lo tahajud nggak ngajak gue!"

"Lo tidurnya pules banget, kasihan mau gue bangunin."

Gadis itu menatap lekat kedua mata Abizhar, pemilik mata itu pun mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu, sampai jarak keduanya hanya tersisa satu senti.

Gadis itu melotot dan bangkit dari ranjangnya."Jangan macem macem lo, masih pagi juga!"

"Dih kepedean, siapa juga yang mau macem-macemin lo!"

"Gue kesini mau ajak lo makan, gue udah masak spesial buat lo." Ucap laki-laki itu menarik pelan pergelangan tangan Nalla.

Gadis itu menampilkan ekspresi terkejut."Eits bentar-bentar, lo udah masak?"

"Kenapa? Enak kok masakan gue." Ucap Abizhar penuh kesombongan.

"Bukannya itu tugas gue istri? Kenapa jadi lo yang masak?"

"Gue tau, gue cuma pengen aja lo cobain masakan gue. Dan yang perlu lo tau, nggak ada pembagian tugas diantara kita, tugasnya istri itu tugas suami juga. Jadi selagi gue bisa bantuin lo, kita kerjakan tugas itu sama-sama, gue nggak mau lo kecapean." Ucap Abizhar lembut, tentu saja kalimat sederhana itu bisa membuat Nalla menerbitkan sebuah senyuman.

Mereka berjalan menuju ruang makan, berulang kali gadis itu mengucap syukur, sungguh ia sangat beruntung bisa memiliki Abizhar.

"Wah, lo masak apa nih?" Ucap Nalla setelah melihat nasi goreng yang sudah tersaji di meja makan.

Gadis itu diam sejenak, lalu menatap Abizhar seolah bertanya, kenapa yang disajikan hanya satu piring saja? Apakah Abizhar sudah makan lebih dulu.

Nasi goreng yang sangat kreatif, dengan toping sosis dan suwiran ayam, tak lupa ditambah telur dadar di atasnya, dari tampilannya saja sudah menggugah nafsu makan, aromanya pun tak kalah menggoda.

"Kok cuma satu piring, lo udah makan?"
tanya Nalla sambil menarik kursi untuk didudukinya.

"Ini untuk berdua." Ucap Abizhar sembari tersenyum simpul.

Nalla hanya diam memandang nasi goreng itu.

"Kalo cuma dilihatin nggak bakal bikin kenyang." Ucap Abizhar sembari menyuapi gadis itu.

Abizhar mengambil lagi satu suapan untuk dirinya sendiri.

"Lo ambil sendok aja disana, lo nggak jijik apa, ini kan bekas gue?" Ucap Nalla menarik sendok itu dari mulut Abizhar.

Semestaku Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang