Ulang tahun Nalla

41 4 2
                                    

Langit gelap yang dihiasi ribuan bintang malam itu membuat Nalla terus menarik sudut bibirnya, membentuk kurva lengkung yang sempurna.

Gadis itu berdiri dijendela kamarnya, menatap indahnya cakrawala yang dihiasi ribuan bintang disana, satu persatu bintang berlomba-lomba terlihat paling bersinar, katanya.

Tok tok

Suara itu berasal dari pintu kamar Nalla.

"Masuk aja." ucap Nalla tidak beranjak dari tempatnya.

Abizhar yang mendengar itu dari balik pintu segera masuk dan berjalan ke arah Nalla.

"Lagi ngapain sih?" tanya lembut laki-laki itu.

"Lagi memandang sesuatu yang amat sangat indah." ucap gadis itu bahagia, netra bulatnya masih menatap ribuan bintang disana.

Ekor mata gadis itu tau kalau laki-laki yang berada di sampingnya sekarang terus memperhatikannya.

"Lo nggak pengen ngambil gambar? Langitnya cantik lho, bintangnya lagi banyak. Sayang banget kalau nggak diabadikan." kata Nalla.

Kedua netra itu saling bertemu."Lo sendiri, kenapa nggak ambil gambar?"

"Batre gue lowbat." ucap gadis itu, terdapat kesedihan di matanya.

"Oke, pake Hp gue."

Abizhar megeluarkan ponselnya, lalu memotret ribuan bintang yang tetap bersinar ditengah langit yang gelap. Setelah mendapatkan beberapa potret, Abizhar mengarahkan kameranya ke arah gadis cantik di sampingnya itu.

Jeprettt..

"Lo ngapain foto gue!" ucap gadis itu berusaha merebut ponselnya.

"Lo bilang sesuatu yang indah harus diabadikan." jawab Abizhar menyentuh lembut dagu gadis itu. " Dan lo... " Abizhar menjeda ucapannya. "Indah banget. "

Nalla dibuat salah tingkah dengan apa saja yang keluar dari mulut suaminya itu, sudah berapa kali ia seperti ini.

"Sini gue peluk!" kata Abizhar.

"Lah gajelas, kenapa tiba-tiba minta peluk." ucap gadis itu heran.

"Aaaa." teriak Nalla, lampu kamarnya tiba-tiba mati.

Dengan cepat tanggap Abizhar menarik tangan Nalla dan memeluknya dengan nyaman, gadis itu merasakan ketenangan.

"Makanya, kalau dibilangin suami yang nurut." cicit Abizhar.

Saat lampu dihidupkan kembali, tiba-tiba ada beberapa kupu-kupu mainan yang terbang di kamar itu. Sangat indah, seperti kupu-kupu nyata.

Nalla yang fokus dengan kupu-kupu itu tidak menyadari kehilangan Abizhar. Tiba-tiba laki-laki itu datang dari balik pintu dengan kue tart ditangannya.

"Barokallah fii umrik istriku tercinta."

Gadis itu menatap lekat kedua mata Abizhar, air matanya sudah siap terjun,  tetapi berhasil ia bendung.

"Selamat hari lahir istriku, barokah umur, dan sehat selalu ya, tetap menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain, kamu it perempuan yang sangat baik. Selamat berpetualang di level kehidupan selanjutnya. Kali ini nggak boleh banyak sedihnya, harus bahagia terus. Dunia itu emang tempatnya capek, tapi kali ini kita hadapi capek itu sama-sama ya, kalau ada masalah bagi masalah itu juga ke aku, nggak adil kalau kamu rasain sendirian."

Abizhar terus memandang gadis itu, dengan menerbitkan senyuman terbaiknya.

"Tetap menjadi perempuan yang kuat, dan tetaplah hidup dengan segala keistimewaanmu."

Semestaku Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang