Kalian tahu jika Greg pernah mabok serta tergeletak di pinggir jalan, Bane yang memberi selimut dan menjaganya sampai pagi. Aku tak habis pikir jika kejadiannya akan seperti ini, Bane adalah salah satu orang yang mengenal Greg, tetapi tidak tahu sapi yang mereka curi milik Greg. Ini adalah penyesalan terbesar dalam kasus kriminal yang pernah mereka lakukan, mengambil makanan di lumbung teman sendiri. Setelah dua tahun tidak ada kabar karena buron polisi kini kembali justru mencuri sapi. Aku sempat bingung karena dikejutkan oleh penampilan anak kecil berkepala gundul, ditambah Greg muncul, ternyata dia mengikutiku sejak awal. Dia tahu rencanaku sehingga aku yang justru terkejut. Greg meyakinkan aku bahwa Bane orang baik, dia mengatakan bahwa apa yang dilakukan Bane memang salah tetapi itu pasti terpaksa.
"Bane?"
"Greg? Apa yang kau lakukan?"
"Dia. Dia kakakku."
Mereka teman lama yang saling merindukan, dipertemukan karena kasus pencurian sapi. Penyesalan terberat harus dirasakan oleh Bane setelah benda bulat menyasar ke dadanya. "Maafkan aku, Greg. Aku tidak tahu jika itu rumahmu. Aku juga terpaksa karena aku butuh uang untuk bertahan hidup." Aku dengar kalimat itu meski nadanya pelan. Menghela napas panjang sedikit membuat jalan pikiranku jernis. Aku berpikir jika aku masih punya hati nurani dan aku percaya ini hanya salah paham. Aku melihat mereka saling bicara seperti keluarga yang hilang. Pikiran yang sebenarnya terbagi oleh dua masalah. Pertama karena Bane dan Jice, Kedua karena anak misterius, seperti pemain sepak bola asal Brazil. Hatiku rasanya ingin mengejar anak tadi, tetapi masalahku masih di depan, jadi aku harus menyelesaikan dulu.
Sepertinya Greg sangat baik dengannya, selain Wilson ternyata orang ini bisa menjadi teman Greg. Aku pikir aku punya tempat tinggal untuk mereka, jika hanya untuk makan sehari-hari mungkin aku bisa menanggungnya selagi sapi-sapi itu masih produktif. Tenaga mereka bisa membantu mengurus peternakan. Tentu, aku bisa melakukannya. Namun, ada sedikit keraguan karena mereka adalah pencuri profesional, mencuri milikku pula. Di sisi lain, aku hanya ingin membantu mereka aku bisa mencium bau penderitaan dari dua orang ini. Greg adalah alasan paling menonjol karena mereka harus aku tampung. Setidaknya aku punya tenaga ekstra untuk membuang kotoran sapi setiap pagi. Mereka laki-laki berotot serta aku yakin bisa diandalkan. Rencananya aku akan membawa Bane saja, tetapi Jice justru terlihat lebih menderita jika aku tinggalkan di tengah-tengah salju.
"Estelle, aku mohon maafkan mereka. Aku rasa mereka hanya tidak tahu soal sapi-sapi itu, jika mereka tahu tidak akan mau mengambil milikku," kata Greg.
"Baiklah. Aku maafkan kalian. Kalian bisa tinggal di peternakanku, ada kamar luas di sana. Maka, kalian yang urus sapi-sapi itu. Jagalah mereka jangan kalian jual karena itu milik ayahku," balas Estelle.
"Kembalikan sapi-sapi itu. Setelah sampai mulailah bekerja. Jika kalian mau berubah aku akan membantumu merahasian identitasmu dari polisi."
Senyum lebar dari mulut Bane, seperti tertimpa hoki memenangkan lotre dalam satu malam. Akhirnya ia menemukan orang baik yang mau menerimanya dengan kondisi yang buruk. Dia tidak berpikir berapa banyak upah yang didapat, setidaknya dia bisa makan dengan kenyang itu sudah cukup, ditambah tempat tinggal gratis tentu itu adalah bonus besar. Hal yang membuat Bane menangis bahwa Estelle akan menjaga dari polisi. Ini adalah balasan beberapa tahun lalu telah menolong Greg yang terlantar, Tuhan memberi jalan agar dia bisa berubah, tidak lagi hidup dengan was-was, tidak khawatir makan tidak kenyang dan bayang-bayang polisi. Sambil menangis, Bane mengajak Jice berkemas meninggalkan tempat kosong yang mungkin beberapa hari lagi akan tertimbun salju. Dia meyakinkan Jice bahwa setelah ini mereka tidak perlu mencuri, tidak perlu cemas soal hidup, mereka hilangkan jauh-jauh pikiran kotor itu. "Kita akan menjadi seorang petani, ini akan lebih tenang tinggal bersama sapi-sapi itu sambil memeras susu," kata Bane dengan mata berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Underground!
Science FictionAku Estelle Luill, seorang perempuan yang mengurus sapi-sapi milik mendiang Sam Luill, ayahku. Jatuh cinta adalah hal rumit meski secara biologis semua orang membutuhkan. Hanya tak menyangka jika bisa bertemu anak laki-laki usia 10 tahun. Hal konyol...