Part 7

5 0 0
                                    


Sepak bola adalah permainan yang populer di seluruh dunia. Baik anak-anak hingga orang dewasa banyak yang memainkan walau hanya sekedar mencari keringat. Terra menunjukkan bahwa dirinya bukan pemain sepak bola profesional. Dia pernah bermain dengan anak-anak yang dikenalnya, tetapi hanya bermain satu menit sudah disuruh pulang. Bukan tidak bisa bermain, Terra sudah habiskan waktu untuk berlatih agar bisa bergabung dengan mereka. Walau mampu bergabung dengan mereka tapi itu bukan ide bagus. Menurut mereka Terra seharusnya jadi menonton saja karena hanya merusak permainan. Cara bermainnya terlalu cepat, overpowered, serta hanya mematahkan semangat anak-anak yang lain.

Tehnik berlatih yang Terra lakukan merupakan tehnik yang dilakukan penyerang, gelandang atau sayap. Mengontrol bola, passing, dribling dan segala hal untuk menciptakan gol. Terra tidak mengerti tehnik yang dilakukan oleh siapa pun, dalam ingatan yang tajam ia memperhatikan anak-anak itu. Ketika tidak diterima oleh kalangan manusia Bumi, Terra mengajak Gor untuk berlatih di hutan. Setelah merasa bisa, Terra kembali untuk menawarkan diri. Sayangnya dia ditolak karena tidak bisa meyakinkan mereka. Ketika ditanya bisa di bagian apa? Terra menjawab hanya sebatas menendang. Pikir mereka Terra tidak bisa apa-apa jika hanya bisa menendang saja itu bocah bayi saja mampu. Terra belum diterima di sisi mereka, bersama Gor duduk di pinggir lapangan sambil mempelajari tehnik yang mereka gunakan bagaimana bisa menciptakan gol cantik.

"Kau pikir permainan ini menarik? Tetapi tidak semua orang bisa bermain. Walau bisa pola permainan seseorang juga belum tentu dapat diterima oleh rekan-rekannya," ungkap Estelle ketika mengikuti jejak Terra, entah hendak ke mana.

"Aku pernah pergi ke Inggris, Spanyol dan Brasil. Permainan ini sangat populer, banyak perempuan-perempuan seksi yang mendukung. Aku ingin sekali punya perempuan seksi." Pernyataan Terra terlalu berlebihan melihat umur yang terbilang masih anak-anak.

"Terra, kau ini masih anak-anak, umurmu 10 tahun. Bagaimana bisa kau berpikir ingin punya pacar. Anak sepertimu patut membicarakan permainan bukan perempuan. Jika kau sudah berumur 25 tahun ke atas mungkin saja kau bisa mendapatkan wanita seksi mana pun. Jika melihat dirimu sekarang, kau masih bocah, perlu banyak makan gandum dan susu. Setidaknya kau punya PR yang harus dikerjakan daripada mengejer wanita dewasa. Wanita dewasa tidak akan mau dengan anak-anak. Ini terlalu gila untuk mereka, bahkan untuk diriku sendiri mustahil. Kau memang tampan tetapi belum layak untuk bersanding dengan perempuan."

"Kau pikir aku hanya anak-anak? Walau pun aku suka padamu kau tidak akan menerima dengan kondisiku sekarang ini?"

"Terra, kau ini masih anak-anak. Aku sama sekali tidak tertarik dengan tubuhmu, pikiranmu, cara berpikirmu mungkin masih anak-anak."

"Jika aku bertubuh dewasa setidaknya sama dengan umurmu apakah kau mau jadi pacarku?"

"Iya akan aku pertimbangkan itu. Lagipula aku juga butuh laki-laki, tidak selamanya aku melajang karena itu sangat sulit bagiku."

"Lihat itu," perintah Terra. Dia menunjuk sejumlah anak sedang bermain ria walau hanya berjumlah 5 vs 5 dengan lapangan yang besar.

Estelle yang menunggu seperti menunggu adiknya, Greg. Dia melihat bagaimana Terra bernegosiasi dengan mereka. Ia tidak bisa mendengar jelas apa yang sedang mereka bicarakan. Hanya saja ini terasa aneh, Estelle duduk bersama Gor. Apa yang bisa dia katakan jika bahasa yang keluar hanya "Trrrr..." Kata yang berulang-ulang sama sekali tidak membuat Estelle mengerti. Jika dipikir-pikir seperti pada dunia pokemon, setidaknya benda aneh itu bermata dua, hidup serta mengerti bahasa manusia. Tapi duduk di pinggir jalan seperti orang aneh, Estelle merasa belum lengkap jika tidak ada kopi. Setidaknya tubuh mereka hangat sambil menunggu Terra. Dua cangkir kopi hangat sudah disajikan, Estelle begitu menikmati harinya. Gor, dari kedua matanya sangat membosankan, dia tidak makan dan minum.

Underground!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang