Dunia baru saja digemparkan oleh kabar bahwa Blue Squad menantang kekuatan Jendral Dom. Pasukan Biru curi perhatian Dom dengan menawan sejumlah prajurit. Akibat aksi nekat yang berani menyulutkan api, Jendral Dom menyatakan perang. Sebanyak 30 ribu tentara Pasukan Biru dipersiapkan hanya untuk menarik perhatian dunia. Mereka benar-benar mencptakan Perang Dunia III karena kepentingan. Keadaan di luar sana sedang tidak baik-baik saja pemerintah membuat kebijakan agar tidak melakukan kegiatan di luar rumah untuk sementara waktu. Bahkan kondisi ekonomi menurun. Tetapi apalah arti ekonomi dibanding nyawa kami yang tidak ada penggantinya.
Dalam tayangan televisi kami semua berkumpul untuk melihat berita panas. Jendral Wu telah mengirimkan pasukan atas nama China untuk memberantas teroris. Laskar-laskar berada di medan perang demi perdamaian dunia. Mereka adalah tulang punggung Bumi untuk menciptakan manusia yang sejahtera. Hidup damai tanpa ada tertindas atau terluka karena kepentingan. Aku melihat Jice justru duduk paling belakang dengan wajah tak tenang. Semacam ada trauma ketika melihat perang. Namun, lokasi perang sangat jauh meski dampaknya sampai ke Alaska. Peradaban ini seperti akan berakhir oleh penduduk Bumi sendiri. Seperti pada zaman dulu ketika ekor komet menyentuh Bumi, maka habislah riwayat makhluk Bumi kala itu.
Mereka mempunyai idelogi yang berbeda, di dalam otaknya didorong untuk melawan siapa pun. Jendral Wu murka pada organisasi-organisasi tertentu yang menyebabkan kematian massal. Teroris terus membuat kegaduhan, kerusuhan sampai meninggalkan trauma. Pasukan Biru berdiri di medan perang dengan panji-panji penantang maut. Seutas kain berlatar putih dengan simbol Matahari Biru muda diarahkan angin berkibar bersama penumpahan darah. Pasukan Biru dianggap kumpulan teroris terbesar sepanjang mangsa karena jumlah pasukan yang begitu banyak.
Kami tidak dapat melakukan apa pun, kecuali hanya berdiam diri. Hendak keluar kota pun takut karena di luar sana sungguh mengerikan. Bukan perang, tetapi akibat perang banyak kriminal yang berkeliaran hanya untuk bertahan hidup. Mereka beringas karena berani melawan aparat, merampok, mencuri, dan berani-berani merusak mesin ATM. Tujuan mereka adalah uang karena faktor krisis yang mulai meresahkan warga. Hal ini sangat disayangkan mengingat Bane dan Jice justru lebih baik. Mereka menyaksikan sendiri sebuah berita seorang kakek harus rela dipukuli oleh polisi karena ketahuan mencuri. Bersyukur mereka berada di sini, walaupun ekonomi sedang sulit tetapi jika hanya soal makan masih bisa diatur. Jika tidak ada lauk terpaksa harus memotong satu ekor sapi untuk beberapa bulan ke depan. Bahkan untuk sayuran pun kami bisa membeli dari kebun yang letaknya hanya dua mil saja.
Hal gila yang pernah aku lakukan salah satunya adalah menyembunyikan Terra di kandang sapi. Aku belum berani memberitahu mereka karena alasan tertentu. Bahkan siang ini saat kami berkumpul di depan TV berencana ingin memberitahu mereka, tapi lupa. Berita itu telah membuat otakku berputar-putar sehingga melupakan rencana awal. Tiba-tiba saja Jice menjerti hebat di tengah kumpulan sapi.
"Pencuri!"
Seketika kami berlari menuju sumber suara. Apa yang aku lihat mustahil kalian mempercayai karena memang terdengar konyol. Jice telah membawa pentungan sedangkan Terra dan Gor berlumuran kotoran sapi dengan riang. Semacam anak kecil yang bersuka cita bermain lumpur. Terra tidak bisa membedakan mana lumpur dan kotoran karena di tempat ia tinggal tidak menemukan kotoran hewan seperti ini. Bagaimana aku tidak tepuk jidat melihat Terra meringis senang, wajahnya penuh kotoran bahkan aku saja hampir muntah ketika mencium baunya. Jice bermuka tegang tidak akan rela membiarkan Terra pergi saat dikira hanya berpura-pura. Tetapi Terra hanya anak kecil. Walaupun anak kecil pencurian bisa dilakukan kelompok umur apa saja. Jice tak perduli dengan kondisi pakaian yang sebagian juga kotor.
"Terra, astaga!"
"Terra?" Jice memperhatikan Estelle yang sedang kacau.
"Maaf, Jice. Dia bukan pencuri, dia hanya anak-anak. Dia temanku, aku lupa memberitahu kalian jika Terra bermalam di sini. Tadinya aku mau memperkenalkan pada kalian, tetapi kalian sudah tahu lebih dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Underground!
Science FictionAku Estelle Luill, seorang perempuan yang mengurus sapi-sapi milik mendiang Sam Luill, ayahku. Jatuh cinta adalah hal rumit meski secara biologis semua orang membutuhkan. Hanya tak menyangka jika bisa bertemu anak laki-laki usia 10 tahun. Hal konyol...