Di sebuah brankar rumah sakit dengan ruangan yang penuh dengan bau khas obat obatan, terletak seorang pemuda yang tengah terbaring disana.perlahan lahan pemuda tersebut mulai membuka mata."ukh.. sial" ucap nya sembari memegang kepala nya yang terasa berat. ia mulai bergerak dan menyandarkan tubuh nya hingga ia dalam posisi duduk bersandar.
"tunggu..bukan nya aku sudah tertembak tepat di kepala, kenala masih hidup" ucap pemuda itu dengan bingung dan mulai melihat sekitar ruangan berwarna putih dan cukup besar, mungkin ini ruangan VIP yang tengah ia tempati.
ya dia adalah Devano, belum selesai dari rasa bingung yang ia alami, seorang dokter masuk dan berjalan ke arah nya.
"Tuan muda Devano anda sudah bangun? " tanya dokter tersebut.
Devano menatap bodoh ke arah dokter tersebut, apa mata nya buta hingga harus bertanya seperti itu. padahal sudah jelas bahwa ia sudah bangun dari tadi. sementara dokter yang mendapat tatapan seperti itu hanya bisa menghela nafas meratapi pertanyaan aneh nya.
"siapa" suara dingin Devano mendapat tolehan dari sang dokter.
"maksut anda? " tanya sang dokter yang belum mengerti maksut Devano.
"siapa kau? " tanya sekali lagi dengan raut datar.
"anda tidak ingat saya? " ucap sang dokter dengan wajah berkerut, setelah diam sejenak dokter tersebut mulai menghela nafas.
"seperti nya anda mengalami amnesia karena benturan yang cukup keras di kepala anda" jelas sang dokter, sementara Devano menatap nya semakin datar.
"baiklah.. perkenal kan nama saya Arshen arkatama, anda bisa memanggil saya arshen. Saya adalah dokter pribadi anda tuan muda Devano galan maheswara" jelas sang dokter yang bernama Arshen.
(mulai sekarang kita panggil arshen ya)
Devano yang mendengar penjelasan Arshen terdiam cukup lama.
"ambil kan kaca" suara dingin Devano berhasil membuat arshen menatap nya penuh tanda tanya.
"buat? " tanya arshen, setelah memberi pertanyaan seperti itu suasana tiba tiba menjadi suram kala tuan nya menatap nya dengan dingin dan datar, seolah mengatakan 'jangan buat aku mengulangi kata kata ku' itulah yang ia rasakan dari tatapan tuan muda nya.
Dan dengan segera arshen mengambil kan kaca dan memberikan nya pada tuan nya. Devano segera melihat wajah nya dari pantulan kaca dan betapa terkejut nya ketika ia melihat wajah nya.
ini bukan wajah milik nya, ia sudah berumur kepala tiga , tapi di pantulan kaca ia terlihat masih muda seperti anak sma bahkan beberapa perban yang ada di kepala nya serta beberapa hansaplast yang ada di wajah nya.
wajah siapa ini? lalu kenapa nama berubah? sebenar nya apa yang terjadi? seharusnya ia sudah mati dan bersantai di alam baka sana tapi kenapa?!
banyak sekali pertanyaan di kepala nya, namun kepala nya terasa begitu sakit dan pusing. bahkan arshen yang melihat tuan nya seperti itu menjadi panik dan segera mendekat ke arah Devano.
"tuan?! apa anda baik baik saja?! " panik arshan melihat Devano yang semakin memeganh erat kepala nya.
Devano menatap kesal ke arah dokter pribadi nya, apa dia bodoh? sudah jelas ia tengah kesakitan malah bertanga seperti itu, dasar tidak berguna.
drap
drap
drap
terdengar suara langkah kaki tengah berjalan ke arah tempat Devano dan-
ceklek
pintu terbuka dan menampilkan orang yang menurut Devano cukup asing baginya.
"apa yang terjadi? " tanya salah satu dari mereka yang memilik wajah seperti sudah berumur namun tetap terlihat tampan dan tegas.
arshen yang mendapat pertanyaan dari sang pemilik suara segera menatap nya.
"tuan Devano mengalami amnesia ringan karena benturan di kepala nya, mungkin karena baru bangun tuan Devano mengalami sakit kepala" jelas arshen.
sementara Devano sudah merasakan sakit kepala nya mulai berkurang, ya secara tiba tiba ia mendapat ingatan asli dari tubuh pemilik asli yg tengah ia tempati ini.
"tuan apa anda sudah membaik? " tanya arshen menatap khawatir ke arah tuan muda nya. namun hanya mendapat sebuah deheman dari nya.
Devano yang merasakan sakit kepala nya mulai mereda, kembali menatap beberapa orang yang ada di hadapan nya. ya bisa di tebak mereka adalah keluarga besar maheswara, namun yang datang hanya ada 4 orang saja dan salah satu dari mereka adalah kepala keluarga maheswara.
bagaimana Devano bisa tau? ya karena ingatan pemilik asli tubuh ini, sementara 4 orang yang mendapat tatapan dingin dari Devano menatap penuh tanda tanya.
"vano? kenapa kau menatap kami dengan tatapan seperti itu? " suara bariton milik agra berhasil mengalihkan pandangan Devank ke arah nya.
siapa agra? ya dia adalah kepala keluarga maheswara yang bernama Agra calixto maheswara bisa di panggil dengan agra. sementara tiga orang yang berada di belakanv agra adalah kakak dari Devank yang bernama Gavin maheswara yang berkedudukan sebagai anak sulung dari Agra dan sudah memegang sebagian besar saham perusahaan milik Agra.
lalu Arzan saka maheswara yang menjadi kakak kedua Devano dan masih menginjak sekolah kelas 12 sma.
begitu pula dengan Athariz cleo maheswara yang masih menginjak sekolah kelas 11 sma,mereka hanya berbeda satu tahun.Sementara Devano masih kelas 10 sma dan yah di kenal sangat nakal di sekolah nya dan sering membuat masalah sehinga di benci oleh kedua saudara nya itu. back to topik
Devano hanya menatap mereka datar dan malas ntah kenapa ia tidak langsung di tempat kan di akhirat saja tapi malah di tempat kan di raga seorang anak sma. terlebih ia sangat nakal bahkan dibenci oleh saudara nya?!!.
"ck mati aja susah" gumam Devano yang tanpa sengaja berhasil di dengar oleh Agra. dengan dingin Agra menatap ke arah Devano.
"ulangi kata kata mu" dingin Agra menatap Devano deng tajam.
sementara Devano tak kalah dingin menatap Agra yang menduduki posisi sebagai kepala keluarga atau ayah nya.
Agra yang ditatap balik seperti itu sedikit terkejut,biasanya Devano akan menunduk kan kepala bahkan memalingkan wajah jika sudah mendapat tatapan dingin dari nya.
tapi apa ini? putra nya bahkan berani menatap nya balik, bahkan lebih dingin dari tatapan nya."lo udah di tolongin tapi ga tau terimakasih, sialan emang lo!! " kesal Athariz ketika melihat tatapan Devano yang seperti itu.
"udah bener lo di biarin sekarat di jalanan aja" lanjut nya menatap marah ke arah Devano. sementara Arzan dan Gavin hanya menyimak saja tanpa ada niatan untuk berbicara, mereka juga menatap malas ke arah Devano.
"dasar sialan.. udah malu maluin hidup lag-"
"kenapa kalian tetep nolongin gw? bukankah sudah benar jika aku mati di sana" ucap Devano berhasil memotong perkataan Athariz dan membuat mereka semua terdiam.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Extras
Actiondevano seorang pengusaha kaya raya dan pemimpin dunia bawah ta sengaja masuk ke dalam raga anak sma yang menjadi tokoh figuran di sebuah novel?!! bagaimana cara ia untuk menghadapi situasi aneh ini??