BAB 11

48 4 0
                                    

      Devano hanya melirik sekilas ke arah Gavin dan melanjutkan kegiatan nya kembali, sementara yang di lirik hanya bisa menghela nafas. kenapa anak ini begitu dingin dan acuh terhadap orang orang sekitar nya.

"masuk, udara malam semakin dingin dan itu akan membuat kalian sakit jika berlama lama di luar" ucap Gavin menyuruh mereka untuk masuk ke dalam mansion kembali. Arzan hanya mengangguk sementara devano tetap sibuk dengan dunia nya sendiri.

"lo deng-"

"lo duluan, gw masih betah disini" ucap Devano memotong Arzan yang ingin mengucapkan sesuatu untuk nya. Gavin hanya berdehem mengerti lalu keluar untuk melakukan hal yang semestinya ia lakukan dari tadi.

"dia mau kenama?? " tanya Arzan melihat kepergian Gavin.

Devano hanya mengangguk kan bahu acuh dan masuk ke dalam, meningggalkan Arzan di teras sendirian.
Devano kembali duduk di sofa ruang tamu sembari merenung alian melamun.

(mikirin beban idup) 🗿

Arzan datang lalu duduk di samping nya begitu saja.

"lo kenapa? " tanya arzan yang melihat Devano melamun dengan tatapan kosong.

"... "

"lo akhir akhir ini jadi berbeda" lanjut Arzan

".... "

"lo jadi pendiem dan cuek sama daerah sekitar lo" Arzan masih melanjutkan ucapan nya, walau ta di respon sama sekali oleh Devano.

"gw pengen lo balik ke dulu ya-"

"yang ngemis ngemis kasih sayang ke kalian, rela ngelakuin apa aja demi kalian, dan bertingkah bodoh dan tolol gitu? "kini devano membuka suara dan memotong ucapan Arzan sekali lagi.

" maksud gw bu-"

"gw ga mau jadi orang tolol dan bodoh demi kasih sayang dari kalian, gw udah ga butuh gw bisa sendiri" ucap devano sekali lagi dan melenggang pergi menuju kamar nya. Sementara arzan, ia menatap devano dengan tatapan yang ta bisa diartikan dan pikiran yang mulai berkecamuk mencerna ucapan Devano.

"argh gw ga ngerti ah, situasi apa ini" ucap Arzan frustasi bingung apa yang harus ia lakukan.

kini beralih ke Devano yang sudah berbaring nyaman di kasur empuk milik nya.

"huft.. gw suka di sini tapi merepotkan" gumam devano sembari memejamkan matanya. keheningan malam kembali menyelimuti seisi kamar nya, hanya ada ketenangan tanpa gangguan.

tok
tok
tok

Suara ketokan pintu berhasil mengacaukan ketenangan Devano, dengan segera ia membuka matanya dan berjalan ke arah pintu.

ceklek

Devano menatap malas ke arah orang yang sudah mengganggu ketenangan nya, siapa lagi jika bukan Arzan.

"lo di cariin temen temen lo di depan"
ucap Arzan tanpa basa basi.

"suruh pulang" jawab devano santai lalu berniat menutup pintu kamarnya kembali.

ExtrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang