BAB 6

52 4 0
                                    

   Sepulang sekolah Devano segera menuju ke arah parkiran dimana letak motor nya berada, ia ingin cepat sampai ke rumah untuk bertemu dengan kasur empuk milik nya.hampir sampai di mana letak motor nya berada ia bisa melihat Gavin anak tertua maheswara seperti tengah menunggu seorang sembari bersandar di mobil milik nya. Devano acuh terhadap keberadaan Gavin dan melewati nya begitu saja.

"berhenti" suara berat milik Gavin tertuju kepada Devano yang hendak menaiki motor nya, Devano segera menatap Gavin dengan satu alis terangkat.

"masuk ke dalam mobil" titah Gavin ke arah Devano.

"buat? " ucap Devano menatap malas ke arah Gavin, ia tidak suka di perintah oleh orang lain.

"masuk, aku akan membawa mu ke perusahaan ku untuk membicarakan beberapa hal penting" jelas Gavin menarik lengan Devano, tapi Devano tidak bergerak sama sekali dari tempat nya dan menatap dingin ke arah Gavin.

"lepas" ucap Devano.

Gavin segera melepaskan tangan nya dari lengan Devano, lalu melihat tatapan sang adik yang menatap nya dingin tapi sedikit menusuk.

"ikut dengan ku ke-"

"gw naik motor aja" ucap Devano lalu segera memakai helm full face nya.

Gavin hanya menghela nafas saja, ia tau seperti nya adik nya sudah berubah, bukan seperti dulu yang haus kasih sayang bahkan rela melakukan apa saja demi kasih sayang dari mereka tapi lihat lah sekarang, ia bahkan ta peduli sedikit pun pada mereka sejak ia sadar dari kecelakaan yang di alami nya. apakah dia benar benar adik nya? ntah lah ia ta peduli tentang apapun sekarang.

Gavin segera masuk mobil dan menjalan kan mobil nya menuju ke perusahaan milik nya, diikuti oleh Devano dari belakang menggunaka motor milik nya. setelah 30 menit perjalanan akhirnya Devano sampai di perusahaan milik Gavin yang bisa dibilang sangat besar dan di lengkapi oleh penjaga di setiap sisi perusahaan.

"baiklah ayo masuk" ucap Gavin lalu masuk dan di sambut oleh semua karyawan milik nya, sementara Devano? dia hanya menatap malas ra karyawan milik Gavin dan bermain ponsel di belakang Gavin.

"siapa dia? "

"aku tidak tau? tapi seperti nya dia masih sma, lihat saja seragam milik nya'

" kenapa dia bersama dengan tuan gavin? "

"ck kenapa anak muda itu terlihat menyebalkan"

"sshtt kecil kan suaramu, bisa saja dia mendengarnya"

"ya maaf"

itulah bisikan yang di dengar oleh Devano selama ia berjalan di belakang Gavin, tapi ia ta peduli dan tetap fokus mengikuti kemana arah Gavin berjalan. Sampai ia memasuki ruangan yang terlihat sederhana tapi tidak dengan barang barang yang berada di dalam nya, itu semua memiliki nilai yang sangat mahal walau terlihat sederhana dan beberapa cctv tersembunyi dan terdapat kamar pribadi yang sudah di pastikan ini adalah tempat kerja Gavin.

Gavin segera duduk dan memperhatikan Devano dari atas sampai bawah. Devano yang di perhatikan seperti itu merasa risih dan kesal, apa maksut dari tatapan nya itu?apa ia ingin berkelahi dengan nya? ingin sekali Devano memukul wajah Gavin dengan keras, tapi ia sadar bahwa tubuh yang ia tempati bukan lah tubuh asli nya. ck sialan!

"apa" ucap Devano menatap datar ke arah Gavin. Gavin segera membuka laptop milik nya dan menunjuk kan nya ke arah Devano.

"lihat" ucap Gavin sembari menyodorkan laptop milik nya.

Dapat ia lihat di sana terdapat sebuah vidio yang memperlihatkan diri nya tengah berada di bar malam dan di temani oleh beberapa gadis dengan pakaian yang sangat terbuka. Tunggu tubuh pemilik asli ini tidak pernah melakukan hal tersebut? bahkan memori yang baru baru ini ia dapatkan ta memperlihatkan dirinya melakukan hal bejat seperti ini? wah seperti nya ada yang sedang bermain main dengan nya.

ExtrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang