BAB 5

137 9 0
                                    


halo everyone (◍•ᴗ•◍) maaf ya telat buat ngenalin diri, biar beda gitu sama yang lain eaaaa, ada ada aja nih author jadi pengen hantam muka nya. woi jangan dong nanti kan hilang sudah keindahan muka author eaaa.

(open donasi buat author, soal nya habis ini mau di pukuli eaa)

yaudah kenalin aku ??? ,.................... eeii pake nama samaran dulu kalau udah rame baru nama asli, yaudah panggil aja andin, ini novel pertama buatan ky dan mon maap ya kalo kebanyakan typo nya, soal nya baru belajar buat novel hehe..

yoi lets go kita lanjut(^_^)/~~

"van lo ke kantin ga? " tanya yoga melihat ke arah Devano. hanya sendiri? ya evan dan fendrik sudah pergi terlebih dahulu, dan kini tinggal mereka berdua di kelas. kembali lagi ke arah Devano yang tengah di tanya oleh yoga.

"hm.." gumam Devano lalu beranjak dari tempat duduk nya dan pergi begitu saja meninggalkan yoga.

"ck.. sialan main ninggal ninggal aja tu bocah" umpat yoga lalu segera menyusul Devano.

Devano berjalan dengan santai tanpa memedulikan beberapa tatapan dari orang orang di sekitar nya. Ah sudah lah lagian dia tidak akan mati jika mendapat tatapan seperti itu dari mereka. setelah lama berjalan akhirnya Devano sampai di kantin dan segera memesan makanan milik nya. untung saja kantin tidak terlalu ramai jadi ia bisa dengan cepat duduk dan menikmati makanan yang ia pesan.

Sementara meja di sebelah Devano terdapat beberapa orang yang tengah memperhatikan nya.

"tumben ga cari ribut tu anak? " orang salah satu dari mereka.

"iya tumben adek lu diem diem baek? " lanjut seorang lagi.

Siapa lagi jika bukan teman teman nya Athariz yang sedari tadi memehatikan Devano sejak masuk ke kantin. mereka cukup disegani di sekolah ini karena ketampanan mereka masing masing, mereka juga memiliki geng yang bernama 'SCARLET'. Ya di luar maupun di dalam, geng mereka juga di kagumi dan terkenal. Dan sudah di pastikan anggota inti nya adalah Vino, Farel,Davin, dan Erlangga yang di ketui oleh Athariz. ya wajar terkenal mereka saja dari keluarga terpandang dan memilik ketampanan masing masing.
back to topik

"gw samperin ya" ucap Davin menatap ke arah Athariz, seperti nya ia berniat mengganggu Devano yang tengah makan. sementara Athariz hanya diam ta mengubris nya sama sekali. Davin yang ta mendapat jawaban apapun menganggap di perbolehkan dan segera menghampiri meja Devano.

"yoii bro! kaya nya asik banget lu makan nya" ucap Davin sembari memegang bahu Devano cukup keras. Devano yang sedari tadi menikmati makanan nya dengan tenang sedikit tersedak namun ta terlihat sama sekali.
dengan kesal Devano menatap dingin tapi menusuk ke arah Davin.ntah mengapa firasat Davin ta enak ketika mendapati tatapan seperti itu dari Devano.

"woi santai kawan, gw cuma nyapa" ucap Davin masih memegang bahu Devano. Devano melirik ke arah tangan Davin yang seenak jidat memegang bahunya, lalu kembali menatap Davin.

"lepas" ucap devano.

"ah... sorry sorry gw ga niat ngagetin lo kok tadi cu-"

ucapan Davin terhenti kala Devano berdiri dan pergi begitu saja. huft dasar menyebalkan! apa yang sebenarnya terjadi dengan adik teman nya ini? setelah hilang beberapa hari tanpa kabar, malah berubah tanpa sebab? dasar aneh. Itulah yang tengab di pikirkan oleh Davin lalu ia segera kembali ke meja nya dengan perasaan kesal.

(why? lo yang ganggu lo yang kesal?)

"kenapa lo? muka ke pantat monyet anjir" ucap farel yang mendapat tatapan sinis dari Davin.

"muka lo kali, lama lama gw genjreng juga pala lo" kesal Davin lalu menatap ke arah Athariz.

"adek lu kenapa, gw ganggu ga marah tuh, ga ngereog lagi? kaga asik" lanjut Davin masih menatap Athariz yang kini sibuk dengan ponsel milik nya. semua diam tanpa ada suara sama sekali.

"ekhem.. jadi gimana kabar nya chalista? " ucap Vino yang berhasil mencair kan suasana.

"eh iya ya, gw juga belum lihat chalista dua hari ini" saut farel sembari menatap Athariz.

"eh iya, riz? " lanjut Davin.

mereka semua menatap ke arah Athariz meminta penjelasan, kecuali Erlangga yang sedari hanya menyimak mereka tanpa ada niatan untuk membuka suara sama sekali. Athariz yang mendapat tatapan dari mereka hanya bisa mendengus kesal.

"gw juga ga tau, gw juga lagi nyariin" jelas Athariz yang mendapat anggukan dari mereka. mereka kembali memakan makanan mereka masing masing.

kini beralih ke arah Devano yang tengah berada di atas rooftop. Ya dia sedang bersantai disana dengan mood yang sedikit buruk karena jam makan siang nya yang terganggu.ayolah apakah kata 'tenang' untuk nya begitu sulit untuk di lakukan? aish sudah lah ia sekarang ingin bersantai tanpa ada beban sedikit pun. kini Devano sudah memejam kan mata nya sembari berbaring di atas sofa panjang yang ntah itu punya siapa. beberapa saat ia mulai terlelap tidur tanpa beban atau gangguan sedikit pun.

(woi!! ini disekolah loh?! lo kok main tidur tidur aja ╥﹏╥)

Ceklek

Setelah beberapa lama Devano tertidur, terdengar suara pintu terbuka dan itu masih bisa di dengar oleh Devano. Loh bukan nya Devano tidur? ya dia tidur tapi pendengaran nya sangat tajam meskipun ia dalam keadaan tertidur ya wajar sih nama nya juga pemimpin dunia bawah.

"dia siapa? " terdengar suara seorang gadis yang seperti nya adalah orang yang membuka pintu rooftop tadi. ia perlahan lahan mulai mendekat ke arah Devano yang tengah tertidur dan berhenti tepat di depan nya.

"ck.. seenak jidat lo tidur di tempat tongkrongan gw" kesal gadis tersebut tapi masih belum ada niat untuk membangunkan Devano yang masih tidur.

"tapi lo ganteng jadi gw biarin aja dulu lah ya" ucap nya lalu duduk di sofa kosong yang ada di samping sofa Devano.

waktu ke waktu mulai berjalan dan akhirnya Devano memilih untuk segera bangun dan ia sudah menduga gadis tersebut masih memperhatikan nya sedari tadi. tapi ia ta peduli dan dengat cepat berdiri dari sofa tersebut dan hendak pergi, namun siapa sangka gadis tersebut tiba tiba memegang pergelangan tangan Devano.

"sopan lo begitu? langsung pergi gitu aja? " ucao gadis tersebut sembari menatap ke arah Devano.

Devano hanya menatap nya datar dan malas untuk menanggapi ucapan nya.

"lepas"

satu kata Devano berhasil membuat gadis itu melepaskan tangan nya dari Devano.

"galak lo sama cewe" ucap nya.

Devano ta menanggapi nya sama sekali dan pergi begitu saja.

"woi!! kenalin gw chalista!! kapan kapan ketemu lagi ya! " teriak gadis tersebut yang membuat Devano berhenti untuk menoleh sebentar lalu kembali berjalan.

chalista? ya dia lah tokoh utama dalam novel ini 'Chalista oktaviani' yang terkenal dengan paras cantik nya serta memiliki sifat yang judes tapi baik hati serta terkenal sebagai siswi yang cerdas dan pintar karena prestasi yang telah di raih nya. wajar sih di rebutin sama para tokoh utama pria o(TヘTo) くぅ.

Kini chalista menatap punggung belakang milik Devano dengan senyuman yang tercetak di wajah nya, ntah apa yang tengah ia pikirkan saat ini.

"menarik tapi ngeselin" ucap nya lalu kembali berbaring ke sofa yang habis ditiduri oleh Devano.


*****

ExtrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang