Bab X

3 3 0
                                    

Akhirnya, penyihir itu membuka tudungnya. Clyden, Peggy, dan Tuan Shift tidak sabar ingin melihat siapa sebenarnya dia.

Tidak disangka-sangka, ternyata yang ada di balik tudung itu adalah Fin. Namun, dengan aura yang berbeda, Fin berwajah suram, bersikap dingin, dan terlihat tidak ramah seperti biasanya.

"Iya! Itu dia! Fin. Nama dia Fin, Bos," kata Peggy.

"Ta-tapi bukannya kamu sudah mati ya? Kamu kan yang bersama dengan anaknya Tuan penguasa wilayah, yang mati di hutan Dreywood?" kata Clyden dengan menatap tajam wajah Fin.

Fin tidak menjawab pertanyaan Clyden. "Apakah aku sudah bisa masuk?" tanya Fin kepada prajurit.

Dua prajurit itu pun mengangguk dan membukakan pintunya.

Tuan Shift melihat Fin dengan tersenyum. "Sepertinya ini akan menarik," katanya dalam hati.

Mereka pun memasuki pulau tersebut. Pulau itu tampak lebih besar daripada yang mereka lihat dari luar. Orang-orangnya sangat ramah, begitu banyak buah, sayur, dan bahan pokok lain yang melimpah.

Selain itu, semua penduduknya berwajah cantik dan tampan. Setiap penduduk, baik itu anak-anak maupun orang tua, mengenakan ikat kepala seperti rumput laut dan memakai gelang berwarna perak yang berbentuk seperti ikan belut di lengan mereka.

"Apakah memang tradisi di sini mengenakan ikat kepala seperti itu? Apakah tidak bau?" kata Clyden sambil sesekali menutup hidungnya.

Tuan Shift tertawa. "Bodoh! Itu bukan rumput laut asli, itu terbuat dari bahan yang sama untuk membuat gelang mereka. Bahan tambang di sini memang cukup melimpah," kata Tuan Shift.

"Rasanya, seperti kamu tahu terlalu banyak?" tanya sang penyihir kepada Tuan Shift.

Tuan Shift hanya tersenyum dan berjalan mendahului mereka bertiga. "Bukankah kalian ingin langsung pergi menemui sang penguasa pulau? Ayo! Biar aku tunjukkan jalannya."

Mereka berjalan cukup lama, hingga akhirnya mereka pun sampai di Istana. Namun, anehnya istana tampak sepi, tidak ada pelayan yang menyambut, tidak ada ratu ataupun raja.

Hanya ada bangunan kosong dengan satu kursi singgasana. Fin, Clyden, dan Peggy berjalan sambil melihat sekeliling. Tiba-tiba, terdengar suara yang tidak asing menyambut mereka.

"Selamat datang di Pulau Nebula!"

Tuan Shift duduk di singgasana dengan memakai jubah seperti raja dan mahkota berwarna hijau seperti rumput laut.

Dia tersenyum ke arah Fin. "Sekali lagi, aku katakan selamat datang di pulau kami! Apakah kamu terkejut, Tuan?" tanya Tuan Shift kepada sang penyihir.

Fin melihat ke arah Tuan Shift dengan tatapan yang penuh curiga. Seperti ada sesuatu yang tengah terjadi di istana itu.

"Tu-Tuan Shift? Ke-kenapa Anda bisa ..." Clyden tampak kebingungan.

Tuan Shift pun tertawa. "Izinkan saya untuk memperkenalkan diri sekali lagi. Perkenalkan, nama saya Shift De Insula. Saya adalah Raja di pulau ini."

Tuan Shift pun melepaskan jubah dan mahkotanya. "Ya, tidak usah terlalu formal, aku juga tidak terlalu suka memakai benda seperti ini."

Clyden dan Peggy pun duduk menghormati Tuan Shift "Ma-maafkan kami atas kelancangan kami Tuan- eh maksud hamba, Yang Mulia," kata Clyden.

Tuan Shift pun tertawa, dan menarik lengan Clyden agar berdiri.

"Sudah, tidak usah seperti itu. aku juga tidak terlalu suka keformalan," kata Tuan Shift sambil menepuk Pundak Clyden.

THE HORRIBLE SMILE (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang