10

82 16 20
                                    

Pagi ini, Hyunwoo sudah mendekam lebih dulu di ruang uks. Salahkan kakinya yang ceroboh, tanpa sengaja lagi-lagi terjatuh saat sedang menaiki tangga ke lantai dua. Alhasil warna keunguan yang semalam sudah sempat hilang setelah diberi obat salep dan entah apa itu kembali menunjukkan warnanya.

"Lagian jadi manusia ceroboh banget, sih, hyung."

"Siapa suruh bikin tangga di sekolah."

Sungguh, Seeun dibuat lelah mendengar respon Hyunwoo. Dibilangin ini itu, ada saja jawaban dan respon si pemilik eye smile itu berikan padanya.

"Terus lo berharap apaan, hyung? Terbang gitu kalau mau naik ke atas?" Seeun sibuk merebahkan badannya di ranjang sebelah. Sengaja bolos dari jam pelajaran untuk menemani Hyunwoo di uks.

Yang ditanya tak langsung menjawab, sibuk memandang pada butiran demi butiran salju yang tak henti turun sejak pagi dengan kedua tangan yang terbaring di atas perut. "Teleportasi, sih."

Hembusan napas letih terdengar dari ranjang sebelah, sudah pasti Seeun yang lelah mendengar jawaban tak masuk akal Hyunwoo. "Lo kalau mau cosplay jadi orang gila ke rumah sakit jiwa aja sana, hyung." Seeun menarik selimut menutupi badannya agar lebih nyaman.

"Bayar ngga?"

"AGH, DIEM DEH LO, HYUNG!"

Seeun bangkit dari baringnya, menatap Hyunwoo gusar. Yang ditatap, mah selow selow aja. Toh, dia ngga merasa jawabannya salah.

Seharian penuh Hyunwoo habiskan di uks setelah Seeun lebih dulu meninggalkannya untuk latihan bersama anak lainnya. Sebenarnya ia bisa saja kembali ke kelas, tapi bukan Hyunwoo namanya kalau tidak malas tingkat dewa.

Bel pulang berbunyi baru Hyunwoo mau meregangkan badannya setelah menghabiskan berjam-jam rebahan sambil nonton drama yang kemarin tak sempat ia tonton karena Seeun menyuruhnya buru-buru datang ke aula eskul.

Baru membuka pintu geser di depannya, pandangan Hyunwoo langsung bertemu dengan wajah poker familiar yang sedang menenteng tas.

"Loh?" Hyunwoo melemparnya tatapan bingung. Habisnya Junghoon hanya berdiri di depannya tanpa melakukan apapun atau mengatakan sesuatu.

"Hyung ngapain disini?" tanya Junghoon setelah semenit tak ada percakapan sama sekali.

"Ngerjain animasi gue, bikin upin ipin," jawabnya ngasal. Lagian pertanyaan Junghoon aneh.

Hyunwoo sempat bergidik ngeri, Junghoon sih memberikan tampang percaya dengan racaunya sampai Hyunwoo takut sendiri. Mana tahu manusia di depannya ini kalau dikasih permen nurut-nurut aja.

Bisa Hyunwoo amati Junghoon sedang menunduk, lebih tepatnya menatap ke arah kaki kanan Hyunwoo yang tidak mengenakan sepatu alias hanya sendal biru kebesarannya.

Menyadari kemana arah perhatian Junghoon berada, buru-buru Hyunwoo terkekeh canggung. "Tadi pagi ngga sengaja jatuh, makanya biru lagi nih kaki."

Junghoon tak menjawabnya, hanya menatap Hyunwoo hingga yang ditatap lama kelamaan kesal. "Apaaan? Udah cukup kemarin lo main nyeret gue ke rumah sakit, ya."

Hyunwoo jujur kapok. Kalau digendong mah, dia ngga bakal protes, ini dia harus jalan pakai kakinya yang jelas-jelas sedang nyeri. Mana Junghoon jalannya nge sprint, kayak lagi dikejar setan.

Yang lebih muda setia diam, mulutnya terkatup. Hingga suara geraman dari perut Junghoon memecah kesunyian, mendadak membuat suasana disekitar menjadi ajang tahan tawa.

Segala hal berjalan cepat sekali, tiba-tiba saja Hyunwoo sudah berada di toko tteokbokki sedang mengantri bersama figur Junghoon yang mengintil di belakangnya.

Type of WeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang