16

15 6 16
                                    

"Junghoon kemana, sih? Udah sejam gue nunggu disini, dikira gue pengen mati kedinginan apa?"

Yechan mengeratkan jaketnya di luar pagar sekolah. Tadi rencananya Yechan sama Junghoon mau pergi ke rumah Hunter karena anaknya sebelum pulang sekolah nelpon kalau dia lagi beresin rumah, mau minta dibantuin.

Kalau bukan karena Hunter nawarin bakal traktir makanan apa aja setelah bantuin bersihkan rumahnya, Yechan ngga bakal mau. Dirinya tadi udah di posisi wuenak dalam uks.

Ngelihat figur Junghoon yang akhirnya muncul dari arah bangunan eskul lari, Yechan mengernyitkan alisnya heran, meskipun ujungnya hanya ia respon dengan hembusan napas pelan. Sudah terbiasa.

Selagi mereka jalan ke arah rumah Hunter yang emang dasarnya ngga terlalu jauh dari sekolah, Yechan nyadar ada sesuatu yang hilang dari Junghoon. "Mana syal Draco kesayangan lo, Hoon? Perasaan kemarin masih lo pakai."

Junghoon ngga ngejawab, malah senyam-senyum tipis bikin Yechan merinding. "Gue cuci," jawab Junghoon singkat.

Di jalan, Yechan sibuk berceloteh ini itu, yang cuma di respon seadanya oleh Junghoon. Sampai di rumah Hunter, keduanya langsung babibu bantuin ngangkat ini itu, nyapu, ngepel, bersihin jendela, dan segala macam. Pokoknya ngga boleh ada debu sedikit pun demi makanan enak!

Senyum yang punya rumah lebarnya bukan main, seisi rumahnya udah bersih kayak baru pertama kali dibeli. Karena Hunter adalah anak yang baik dan tidak pembohong, dia beneran pergi beli pizza, Yechan bilang lagi kepengen. Sedangkan Junghoon gas-gas aja, yang penting masih bisa dia makan.

Dan disinilah Hunter berakhir, di minimarket sebelah toko pizza. Awalnya cuma mau nyari minuman yang cocok dipadukan dengan makanan pizza, eh taunya isi keranjang yang dibawa Hunter penuh dengan snack.

Hunter lagi sibuk nyari snack mana lagi yang pengen dia beli, langsung noleh ke samping kanan setelah ngerasa ada yang noel-noel jaket puffnya. Mata Hunter membola, bahkan ngga bisa ngeluarin sepatah kata sampai yang di depan nekan lengannya lagi.

"Boleh tolong ambilin snack yang itu ngga? Yang di atas."

Hunter baru connect, buru-buru dia ambil snack di rak minimarket paling atas dan ngasih ke yang lebih pendek. Orang itu bilang makasih dengan suara yang lembut, Hunter bisa meleleh dibuatnya. Ini serius ngga ada yang nanyain dia oke atau ngga?!

Laki-laki tadi kelihatannya ngga ingat kalau dia pernah nolongin Hunter di tangga sekolah. Dia udah ngga sabar mau ceritain ke Junghoon sama Yechan kalau dirinya baru saja ketemu sama crush yang kemarin-kemarin ia bahas. Eyak, ini di pikirannya udah melantur ke 'mau nikah di mana ya enaknya?'.

Hunter loncat-loncat kegirangan di antara rak, untung aja minimarket disini lagi sepi jadi ngga terlalu malu-maluin.

Ekspresi Hunter mendadak berubah dari senang jadi bete. Pasalnya, aksi loncat-loncat dia tadi sambil teriak kecil dilihat sama sosok yang tingginya ngga beda jauh dari Hunter; muka laki-laki itu ngejudge banget sumpah. Kayak habis ngelihat sebuah anomali.

"Lo oke? Masih waras?" Ngga ada yang tahu seberapa pengen Hunter tonjok muka Seeun yang mendekat ke arahnya sambil ngasih ekspresi ngga percaya, ngambil snack yang tadi juga Hunter ambil. "Hyung¸ yang ini ngga?" teriak Seeun sambil ngebaca nama snack ditangannya.

Orang yang sama ngintip dari arah rak sebelah, tingginya kalah sama rak minimarket. "Iya, ambil satu lagi. Sumin hyung katanya mau juga."

Seeun ngangguk iyain, snack di tangannya ia taruh di atas keranjang, isinya beda jauh sama punya Hunter. Dikit, kelihatan datang ke minimarket cuma pengen beli beberapa makanan aja. Kayaknya hanya ada tiga makanan berbeda di dalam keranjang Seeun, sedangkan Hunter udah lebih dari sepuluh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Type of WeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang